Bab 6 : Kudu kuat kuat mental

Jam tujuh belas lebih lima menit, Rere keluar dari ruang kerjanya dengan bahu merosot, bahkan ini baru satu hari tapi hatinya sudah capek luar biasa menghadapi Kanaka.

Meski sudah mau berbicara dengannya tapi kata-kata yang keluar dari mulut Kanaka hanyalah perintah dan perintah, yang sayangnya harus Rere turuti karena ternyata Kanaka se perfeksionis itu.

Rere memacu motornya menuju ke rumah Dewinta, karena Rere butuh men distraksi pikirannya dari wajah Kanaka yang ganteng tapi juga.... menyebalkan.

Pintu gerbang kediaman Dewinta terbuka lebar, mama dari sahabatnya itu tampak sedang menyiram bunga anggreknya.

"Sore tante," sapa Rere sopan.

"Eh Re, masuk Re." Tante Tari menaruh selang airnya dan menghampiri Rere.

Rere mencium punggung tangan Tari dengan takjim. "Dewinta ada nggak tan?"

"Ada di kamarnya, masuk aja Re," jawab Tari.

"Aku masuk ya tan," ijin Rere sopan, lalu Rere melangkah ke dalam rumah dan langsung menaiki anak tangga yang menghubungkan lantai satu dan dua.

Sudah sering bertandang kesini, jadi Rere sudah terbiasa dengan rumah ini dan mengetahui letak kamar sang sahabat.

Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Rere langsung mendorong pintu di depannya dan mendapati sang sahabat tidur tengkurap membelakangi pintu.

"Dewinta!" pekik Rere keras membuat Dewinta yang sedang asyik menonton drama korea itu terlonjak kaget.

"Astaga Re, bisa nggak sih bacot dikecilin dikit?!" maki Dewinta sambil mengurut dadanya yang deg-degan.

"Dew..... " panggil Rere dengan wajah nelangsa.

"Lo ngapain sih, bukannya happy bisa masuk ke Aurora group?" tanya Dewinta heran dengan kelakuan sahabatnya itu.

"Dew.... gue harus gimana dong?" tanya Rere sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Ash... nggak jelas lo!" Karena kesal Dewinta menoyor kepala Rere.

"Masak gue satu tim sama Kanaka... "

"What!!" pekik Dewinta keselek air liurnya sendiri.

Rere mengangguk-angguk mengiyakan pernyataannya tadi, dia saja rasanya seperti masih berjalan di atas awan alias mengambang karena dapat satu tim dengan Kanaka.

"Kayaknya dia saudaraan sama yang punya Aurora deh Dew, semua orang menunduk hormat sama dia." Rere mengadu dengan bibir mengerucut.

"Gas Re gas!"

"Maksud lo gas tuh apa sih Dew?! Gue lagi pusing lo malah gas ges gas ges aja."

"Ya siapa tahu terjadi cinlok gitu."

"Amit-amit gue cinlok ama dia, modelannya aja udah kayak bos besar nyuruh-nyuruh mulu, nggak minat!" ketus Rere frustasi.

"Ati-ati Re, jaga ucapan, jangan sampai lo jilat ludah lo sendiri," tegur Dewinta cengengesan.

"Huek!" balas Rere dengan menjulurkan lidahnya pura-pura muntah.

Mereka mengobrol sampai lupa waktu, hingga teriakan Tari membuat mereka bergegas bangun dari rebahannya.

"Ajak Rere makan malam Wi," ucap Tari saat mereka berdua nongol di depan ibunda Dewinta tersebut.

"Astaga ternyata udah malem banget ya," gumam Rere pelan, dia belum mengabari ibunya kalau pulang telat.

Habis makan malam bersama keluarga Dewinta, Rere memutuskan untuk pulang ke rumah, udah larut dan ia takut ibunya khawatir.

***

Keesokan harinya, Rere berangkat lagi ke kantor Aurora, meski malas tapi dia tetap melanjutkan kewajibannya untuk magang disana sampai habis masa magangnya.

Tak seperti kemarin yang harus menunggu pengarahan dulu, kali ini Rere langsung menuju ke lantai dimana divisi penempatannya berada.

"Selamat pagi," sapa Rere ramah kepada Eri dan Hana yang sudah sampai disana.

"Re sini Re," lambaian tangan Hana tak ayal membuat Rere mendekat.

"Iya mbak Hana?" tanya Rere kepada seniornya yang sudah berstatus karyawan disana itu.

"Kamu sekampus sama Kanaka?" tanya Hana dengan wajah sumringah.

'Ah itu lagi itu lagi yang ditanyain, bosen ah gue jawabnya!' ketus Rere dalam hati, mana berani dia melontarkan apa yang ada dalam hatinya, Rere masih mau menjalani hari-hari magangnya dengan damai.

"Iya mbak, satu angkatan juga," jawab Rere akhirnya.

"Most wanted ya?" tanya Hana lagi membuat Eri hanya menggelengkan kepala atas sikap anak buahnya itu.

"Um iya sih," jawab Rere ragu.

"Udah punya pacar belum dia Re?" tanya Hana makin penasaran.

"Han... inget pacar lo!" tegur Eri jengah.

"Kalo Kanaka mau....... " Hana menatap Kanaka yang melangkah memasuki kubikel mereka sambil menatap horor ke mereka.

Rere hanya menundukkan kepala, malu plus sebel harus ketangkep kering telah membicarakan Kanaka di belakang cowok itu.

Kesannya Rere sok, di depannya terlihat acuh tapi di belakangnya membicarakan cowok itu, terlalu memang.

"Re.... " panggil Kanaka galak.

"Iya Ka?" Rere mendekat dan duduk di meja kerjanya sendiri.

"Coba lo ketik proposal pengajuan company rate untuk PT Ayunda." Kanaka menyerahkan setumpuk dokumen kepada Rere.

Rere melongo, dia ini masih magang lho, tapi kok Kanaka sudah menganggapnya seperti karyawan tetap kantor ini.

"Ini gue harus ketik dari awal?" tanya Rere.

"Makanya kalo magang tuh kerja cari ilmu sebanyak-banyaknya, bukan malah ngomongin orang!" jawab Kanaka ketus.

Rere terdiam, ingin menjawab tapi dia takut nilainya bakalan diturunin kalau dia melawan Kanaka, meski belum terkonfirmasi tapi jelas-jelas Kanaka seperti memiliki kuasa di tempat ini.

Akhirnya daripada panjang masalahnya, Rere memilih menelan kalimatnya dan mulai mengetik proposal yang dimaksud Kanaka.

Perut yang meronta minta diisi karena tadi tak sempat sarapan di rumah, dia acuhkan, yang penting dia menyelesaikan pekerjaan dari Kanaka.

"Lo belum sarapan?" tanya Kanaka dengan tatapan heran, sontak Rere memegang perutnya yang berbunyi nyaring tersebut.

"Tadi nggak sempet," jawab Rere pelan.

"Usahain kalo kesini tuh sarapan dulu, kan brisik bunyi perut lo yang keroncongan itu!" ketus Kanaka lalu berdiri dan masuk ke ruangan Dewa.

Rere hanya menggusah nafas lelah, ini baru dua hari tapi dia berasa sudah bekerja dengan Kanaka bertahun-tahun lamanya.

Sial memang kenapa tadi dia harus meladeni omongan Hana, kalau ujung-ujungnya dia yang harus menanggung akibat mulut bocor orang itu.

Demi membuang segala frustasinya, Rere memilih melanjutkan mengetik tugas yang diberikan Kanaka tadi dan mengabaikan rasa lapar di perutnya.

Kanaka keluar dari ruangan Dewa dan menenteng dokumen lain yang langsung ia letakkan di meja kerjanya.

"Udah selesai belum Re?" tanya Kanaka sambil melirik Rere yang tampak anteng di sampingnya.

"Belum Ka, kan ini lumayan banyak yang harus gue ketik," jawab Rere tanpa menoleh ke Kanaka yang menatapnya intens.

"Makanya kalo mau aktivitas tuh sarapan dulu biar fokus, file itu kan ada di folder T yang bisa dibuka siapa aja, jadi lo tinggal ganti yang perlu diganti, mending lo sarapan dulu deh ke pantry daripada kerjaan lo berantakan nanti," ucap Kanaka sambil kembali menatap layar komputernya.

Rere hanya bengong menatap Kanaka, rasanya dia ingin memukul kepala Kanaka biar bisa lebih ramah terhadapnya.

'Mending gue berhenti aja dari sini daripada gue gilaaaaaa!' teriak Rere.

________

Nulis sambil ketawa-ketiwi, ngebayangin Rere dikerjain Kanaka kayak gini.

Hello hello semua, terima kasih sudah mampir novelku ini.

Like, komen, vote kalian aku tunggu ya.

Salam sayang buat kalian semuanya.

Episodes
1 Bab 1 : Kemenangan Pertama
2 Bab 2 : Pemuja setia
3 Bab 3 : High Quality Jomblo
4 Bab 4 : Dia lagi....
5 Bab 5 : Satu Tim
6 Bab 6 : Kudu kuat kuat mental
7 Bab 7 : Ternyata perhatian juga
8 Bab 8 : Didekatkan keadaan
9 Bab 9 : Semakin diperhatiin semakin menarik.
10 Bab 10 : Pacarnya Kanaka
11 Bab 11 : Jika Mimo sudah ikut campur
12 Bab 12 : Perhatian lo bikin gue bingung
13 Bab 13 : Terhalangnya Restu
14 Bab 14 : Siap Melamar
15 Bab 15 : Go public
16 Bab 16 : Berkenalan dengan Mimo
17 Bab 17 : Mesti jawab apa?
18 Bab 18 : Bertamu
19 Bab 19 : Dia bilang yes
20 Bab 20 : Rumah Masa Depan.
21 Bab 21 : Kamar dengan jendela besar.
22 Bab 22 : Posesifnya tambah parah.
23 Bab 23 : Selalu direndahkan
24 Bab 24 : Hasil keringat sendiri
25 Bab 25 : Meluruskan kesalahpahaman
26 Bab 26 : Mau balas dendam?
27 Bab 27 : Menikah denganmu
28 Bab 28 : Bukan Malam Pertama
29 Bab 29 : Angkat wajahmu, sombonglah!
30 Bab 30 : Dia terhormat
31 Bab 31 : Perjalanan sesungguhnya dimulai
32 Bab 32 : Isi duluan ya?
33 Bab 33 : Kecolok belum sih?!
34 Bab 34 : Cinta ini menggelembung sempurna.
35 Bab 35 : Tersanjung sekaligus nyebelin.
36 Bab 36 : Aku lho yang dimusuhin
37 Bab 37 : Hanya anak magang
38 Bab 38 : Masih abu-abu
39 Bab 39 : Terbongkar tanpa sadar
40 Bab 40 : Pengusik ketenangan
41 Bab 41 : Membangunkan macan tidur.
42 Bab 42 : Jangan sentuh milik gue!
43 Bab 43 : Berbuntut panjang.
44 Bab 44 : Posesif disana, posesif disini, posesif dimana-mana
45 Bab 45 : Bikin rusuh saja
46 Bab 46 : Upaya melengserkan Kanaka
47 Bab 47 : Salah Sasaran
48 Bab 48 : Lakukan saja yang kamu mau.
49 Bab 49 : Kanaka Unjuk Gigi
50 Bab 50 : Keputusan sulit
51 Bab 51 : Berbagi tugas
52 Bab 52 : Diinterogasi Mimo
53 Bab 53 : Ngobrol bareng keluarga
54 Bab 54 : Letta-Vetsa-Anwar
55 Bab 55 : Tiga pembalap seksi
56 Bab 56 : Sumpah seru!
57 Bab 57 : Balapan persaudaraan
58 Bab 58 : Pasangan Sejati
59 Bab 59 : Si bucin junior
60 Bab 60 : Bukan strategi yang seperti itu
61 Bab 61 : Panggilan sidang
62 Bab 62 : Kedewasaan Kanaka
63 Bab 63 : Dua Jagoan ganteng
64 Bab 64 : Be gentleman
65 Bab 65 : Ngamuk
66 Bab 66 : Nggak harus menyakiti.
67 Bab 67 : Rapat keluarga
68 Bab 68 : Pertarungan dimulai
69 Bab 69 : Memori yang tertinggal
70 Bab 69 : Mengulang.
71 Bab 71 : Ketemu si dia
72 Bab 72 : Yang terindah
73 Bab 73 : Bermain-main sedikit
74 Bab 74 : Menghadapi Pecundang
75 Bab 75 : Berkunjung ke rumah ibu
76 Bab 76 : Menuai apa yang ditabur
77 Bab 77 : Posesif ya posesif aja...
78 Bab 78 : Ngidamnya Rere
79 Bab 79 : Jadi kesayangan semua orang
80 Bab 80 : Ending
81 Extra part 1
82 Extra part 2
83 Extra part 3
84 Extra part 4
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 : Kemenangan Pertama
2
Bab 2 : Pemuja setia
3
Bab 3 : High Quality Jomblo
4
Bab 4 : Dia lagi....
5
Bab 5 : Satu Tim
6
Bab 6 : Kudu kuat kuat mental
7
Bab 7 : Ternyata perhatian juga
8
Bab 8 : Didekatkan keadaan
9
Bab 9 : Semakin diperhatiin semakin menarik.
10
Bab 10 : Pacarnya Kanaka
11
Bab 11 : Jika Mimo sudah ikut campur
12
Bab 12 : Perhatian lo bikin gue bingung
13
Bab 13 : Terhalangnya Restu
14
Bab 14 : Siap Melamar
15
Bab 15 : Go public
16
Bab 16 : Berkenalan dengan Mimo
17
Bab 17 : Mesti jawab apa?
18
Bab 18 : Bertamu
19
Bab 19 : Dia bilang yes
20
Bab 20 : Rumah Masa Depan.
21
Bab 21 : Kamar dengan jendela besar.
22
Bab 22 : Posesifnya tambah parah.
23
Bab 23 : Selalu direndahkan
24
Bab 24 : Hasil keringat sendiri
25
Bab 25 : Meluruskan kesalahpahaman
26
Bab 26 : Mau balas dendam?
27
Bab 27 : Menikah denganmu
28
Bab 28 : Bukan Malam Pertama
29
Bab 29 : Angkat wajahmu, sombonglah!
30
Bab 30 : Dia terhormat
31
Bab 31 : Perjalanan sesungguhnya dimulai
32
Bab 32 : Isi duluan ya?
33
Bab 33 : Kecolok belum sih?!
34
Bab 34 : Cinta ini menggelembung sempurna.
35
Bab 35 : Tersanjung sekaligus nyebelin.
36
Bab 36 : Aku lho yang dimusuhin
37
Bab 37 : Hanya anak magang
38
Bab 38 : Masih abu-abu
39
Bab 39 : Terbongkar tanpa sadar
40
Bab 40 : Pengusik ketenangan
41
Bab 41 : Membangunkan macan tidur.
42
Bab 42 : Jangan sentuh milik gue!
43
Bab 43 : Berbuntut panjang.
44
Bab 44 : Posesif disana, posesif disini, posesif dimana-mana
45
Bab 45 : Bikin rusuh saja
46
Bab 46 : Upaya melengserkan Kanaka
47
Bab 47 : Salah Sasaran
48
Bab 48 : Lakukan saja yang kamu mau.
49
Bab 49 : Kanaka Unjuk Gigi
50
Bab 50 : Keputusan sulit
51
Bab 51 : Berbagi tugas
52
Bab 52 : Diinterogasi Mimo
53
Bab 53 : Ngobrol bareng keluarga
54
Bab 54 : Letta-Vetsa-Anwar
55
Bab 55 : Tiga pembalap seksi
56
Bab 56 : Sumpah seru!
57
Bab 57 : Balapan persaudaraan
58
Bab 58 : Pasangan Sejati
59
Bab 59 : Si bucin junior
60
Bab 60 : Bukan strategi yang seperti itu
61
Bab 61 : Panggilan sidang
62
Bab 62 : Kedewasaan Kanaka
63
Bab 63 : Dua Jagoan ganteng
64
Bab 64 : Be gentleman
65
Bab 65 : Ngamuk
66
Bab 66 : Nggak harus menyakiti.
67
Bab 67 : Rapat keluarga
68
Bab 68 : Pertarungan dimulai
69
Bab 69 : Memori yang tertinggal
70
Bab 69 : Mengulang.
71
Bab 71 : Ketemu si dia
72
Bab 72 : Yang terindah
73
Bab 73 : Bermain-main sedikit
74
Bab 74 : Menghadapi Pecundang
75
Bab 75 : Berkunjung ke rumah ibu
76
Bab 76 : Menuai apa yang ditabur
77
Bab 77 : Posesif ya posesif aja...
78
Bab 78 : Ngidamnya Rere
79
Bab 79 : Jadi kesayangan semua orang
80
Bab 80 : Ending
81
Extra part 1
82
Extra part 2
83
Extra part 3
84
Extra part 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!