Bab. 19

Adam dan Alana sudah berada di perjalanan menuju ke pesta rekan bisnis pria itu.

Sejak tadi, kedua manik mata Adam terus mencuri pandang ke arah Alana yang terlihat sangat cantik dengan balutan dress hitam yang senada dengan warna kulitnya.

“Sial! Tahu begini aku tidak mengajaknya pergi. Aku tidak rela tubuhnya di lihat pria lain,” gumam Adam dalam hati.

Tatapan Adam turun ke arah gundukan kenyal milik Alana yang hampir terekspos. “Perasaan kemarin belum sebesar itu,” lirihnya lalu memalingkan wajah ke arah lain. Pikiran adam memang sudah tidak bisa lagi di kondisikan.

Alana yang merasa diperhatikan terlihat risih dan menutupi dadanya dengan kedua tangan. “Apa yang kamu pikirkan, Kak! Lihat ke depan kamu sedang menyetir!”

Bukannya marah mendengar ucapan Alana, Adam malah senyum-senyum sendiri.

“Dasar mesum!” gerutunya kesal.

Mereka berdua kembali hening, sampai tak terasa mobil Adam berhenti di depan lobby hotel. Adam turun dan memberikan kunci mobilnya pada penjaga yang bertugas memarkirkan mobil.

“Jangan sampai lecet,” ucap Adam.

“Baik, Tuan,” jawab petugas tersebut berlalu dari sana.

Adam menghela nafas kesal. Istri kecilnya itu malah berjalan lebih dulu meninggalkannya tanpa menunggunya. “Alana!”

“Ya, kenapa lagi?” Alana berbalik, menatap Adam yang tengah menghampirinya.

“Berikan tanganmu,” pintanya.

Alana mengernyit bingung. “Untuk apa, Kak. Tanganku baik-baik saja dan—”

Belum selesai Alana berucap, Adam menarik tangan wanita itu dan meletakan nya di lengan kirinya. Namun, sebelum itu, Adam sempat mencium punggung tangan Alana.

“Tetaplah berada di sampingku, mengerti?”

“Tapi aku bukan anak kecil lagi, Kak. Aku—”

“Ya atau pulang sekarang!” Adam menatap tajam Alana.

Melihat itu, mau tidak mau Alana menuruti ucapan Adam. Daripada ia kelaparan karena sejak tadi cacing di dalam perutnya sudah berdemo.

“Baiklah. Dasar bawel!”

“Pintar.” Adam mengecup pucuk kepala Alana. Membuat kedua pipi wanita itu merona.

“Kak, kita sedang ada di tempat umum. Jangan aneh-aneh. Kalau ada yang melihat bagaimana?” protes Alana.

“Memangnya kenapa? Kamu istriku, kan?” Adam tak menghiraukan kalimat protes yang keluar dari bibir Alana. Hingga keduanya kini sampai di tempat pesta.

Manik mata Alana berbinar melihat banyak makanan yang tersedia tidak jauh darinya. “Banyak makanan,” ucap Alana melepaskan genggaman tangan Adam dan berlari kesana.

“Kak, aku mau itu,” rengek nya seperti anak kecil sambil menunjuk makanan tersebut.

“Tidak sekarang,” kata Adam.

“Lalu kapan, aku lapar.”

“Nanti, setelah pesta penyambutan selesai,” jawab Adam mengajak Alana pergi dari sana sebelum wanita itu membuat dirinya malu karena sudah lebih dulu makan sebelum bertemu dengan pemilik pesta.

“Huh, dasar pelit!” Alana memberengut kesal.

“Hei, bro! Sudah datang rupanya,” sahut Kenan menepuk pelan pundak Adam. Pria itu hanya menjawab dengan deheman. “Siapa gadis cantik ini, apa dia Alana, istrimu?”

“Berhenti menatapnya, Ken.” Adam menarik Alana, menyembunyikan wanita itu di belakangnya.

“Ayolah, kenalkan dia padaku.”

“Berani mengganggunya ku penggal kepalamu!” ketus Adam. Ia paling tidak suka jika miliknya di goda oleh pria lain. Meski Kenan adalah sahabatnya sendiri.

“Hahaha, kamu benar-benar mirip seorang ayah yang posesif pada putrinya sendiri.” Kenan mencibir Adam lalu beralih menatap Alana. “Gadis manis, perkenalkan aku Kenan. Pria paling tampan di antara para wanita.”

Adam memutar bola mata dengan malas. Lagi-lagi, Kenan mengeluarkan jurus andalannya untuk menggoda wanita.

“Hai, Kak Ken.” Alana sedikit menggeser pundak Adam dan menerima uluran tangan Kenan. “Apa pestanya sudah di mulai, Kak?” tanyanya.

“Em mungkin sebentar lagi, kenapa?”

Alana menggeleng pelan. Tidak mungkin ia mengatakan kalau saat ini tengah kelaparan karena suaminya yang tidak peka itu.

“Aku bilang berhenti menatapnya, Ken!” Adam memukul lengan Kenan.

“Iya, iya! Dasar menyebalkan!” gerutu Kenan. “Aku tunggu di sana, tuan Bram sudah menunggu kita.” lalu pergi meninggalkan Adam.

“Tunggulah di sini dan jangan kemana-mana, oke.” Adam mengusap pipi Alana. Kemudian melepaskan jasnya dan memakaikan nya ke pundak Alana.

“Hem.” Alana kembali menurut. Ia berjalan menuju tempat yang sejak tadi menjadi fokusnya. “Aku ingin sekali memakan cake coklat manis.”

Brug.

Tak melihat jalan, Alana tanpa sengaja menabrak seseorang. “Maaf, Nona. Aku benar-benar ceroboh.” Alana membungkuk membersihkan gaun wanita itu.

“Alana, apa itu kamu?” sahut wanita itu.

Alana mendongak. Jantungnya berdebar sangat kencang melihat wanita yang ada di hadapannya sekarang.

“K-kamu!”

Terpopuler

Comments

Faurina Rina

Faurina Rina

😀

2024-03-28

2

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

nah ini mesti kembarannya .. ya kan? 😂😍

2024-03-20

1

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

🍁Angelaᴳ᯳ᷢ❣️Ꮶ͢ᮉ᳟𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

ehhh siap ya yg nubruk

2024-03-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!