Bab. 18

Setelah membersihkan diri, Alana duduk di depan meja rias. Sudah hampir pukul tujuh malam, namun ia belum mau turun untuk makan malam.

Alana memegangi perutnya yang terasa lapar. Karena sikap sok jual mahalnya Alana jadi kelaparan begini sekarang.

“Dasar suami tidak peka. Seharusnya dia kemari dan merayuku. Bukan malah membiarkan aku sendirian.”

Alana menggerutu dengan bibir yang manyun ke depan. Ia sudah terlihat seperti mbah dukun yang sedang komat kamit baca mantra.

Tak lama terdengar suara pintu terbuka. Alana mengintip dari cermin yang ada di depannya.

Akhirnya yang sejak tadi ditunggu olehnya datang, Adam.

“Selamat, malam, sayang,” sapa Adam.

Alana menoleh ke belakang, bibirnya menganga lebar dengan air liur yang hampir menetes melihat Adam yang sudah rapi dengan setelan jas hitam. Berikut dasi kupu-kupu yang menempel di leher depannya.

Membuat pria itu semakin tampan dan menggoda di mata Alana.

“Apa dia seorang malaikat... tidak, Al. Dia adalah iblis menyamar jadi malaikat. Ya, itulah dia!” umpat Alana dalam hati.

Bisa-bisanya ia hampir terpesona dengan ketampanan Adam.

“Pakai ini!” titah Adam tak ingin dibantah. Ia memberikan paper bag pada Alana.

Alana melipat kedua tangan di depan dada dan melengos ke samping. “Tidak mau!” tolaknya.

Enak saja tiba-tiba datang dan memerintah dirinya. Bahkan Adam sama sekali tidak mengucapkan kata maaf padanya.

Adam berdecak kesal.

Sungguh, Alana bukanlah wanita yang mudah untuk dia taklukan. Ada saja tingkah istri kecilnya itu yang selalu membuat Adam terpancing emosi.

“Alana, kamu ini istriku! Dan malam ini ada perjamuan makan di hotel. Kalau aku tidak membawamu, apa kata rekan bisnisku. Seorang Adam—”

“Kenapa tidak mencari wanita lain saja. Gampang ‘kan?” celetuk Alana.

“What? Kamu bilang apa? Wanita lain? Mana bisa, Alana. Aku—” lagi, kalimat Adam terputus saat mengingat ucapan Boy semalam.

“Ingat, Tuan. Cobalah untuk bersabar menghadapi nona Alana. Istri Anda itu masih sangat muda. Mungkin dia ingin bersenang-senang.”

Itulah yang Boy katakan. Adam cukup mengerti kalau jarak usianya dan Alana terpaut cukup jauh. Mereka berdua bahkan lebih mirip seperti om-om dan keponakannya.

Adam menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya perlahan. “Sayang, dengarkan aku.” lalu memegang kedua tangan Alana. “Kamu pasti lapar, kan?”

“Tidak!” Alana menghempaskan tangan Adam.

“Kamu tahu tidak, di sana ada banyak makanan juga cemilan?” Adam melirik Alana yang masih tidak menghiraukannya. “Ada cake coklat, daging panggang, minuman dengan berbagai rasa dan masih banyak lagi. Yakin tidak mau?” ulang Adam.

Mendengar itu, Alana menelan saliva nya susah payah. Sudah lama ia tidak memakan makanan mewah.

“Jika kamu ingin makan itu semua, maka pakailah gaun ini dan kita pergi sekarang. Kalau tidak ya dengan sangat menyesal aku—”

“Baiklah aku ikut!” sahut Alana memotong perkataan Adam.

Alana langsung merebut gaun yang ada di tangan Adam dan berlari menuju ke kamar mandi untuk bersiap.

“Memang benar apa yang Boy katakan. Bicara dengan Alana harus menggunakan nada lirih dan lembut,” gumamnya menggeleng pelan sambil tersenyum melihat punggung Alana menghilang dari pandangannya.

“Dan bodohnya kenapa kamu ingin sekali meluluhkan hatinya, Adam!” pria itu bertanya pada dirinya sendiri. Padahal di luar sana masih banyak wanita yang lebih segalanya dari Alana.

Terpopuler

Comments

Bu sul Nganjuk

Bu sul Nganjuk

buat adam bucin thor

2024-05-09

0

Faurina Rina

Faurina Rina

cinta emg butaaa🤭😂

2024-03-28

3

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

itu namanya cinta .. datang tiba-tiba membuat hati bahagia... 🤭😂😍

2024-03-20

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!