Bab. 15

Alana dan dokter Raka sudah berada di taman belakang yang berada di kampus.

Hening, itulah yang terjadi di antara keduanya setelah hampir beberapa menit duduk disana.

“Dokter mau bicara apa?” tanya Alana membuka obrolan lebih dulu.

“Bisakah kamu tidak memanggilku dokter, Al?” dokter Raka menggenggam tangan Alana, dan segera ditepis oleh wanita itu.

“Maaf. Aku sudah lancang,” ujar dokter Raka tersenyum kecut. Alana, wanita yang ia cintai selama ini benar-benar sudah berubah.

Jika dulu, Alana akan bersikap hangat padanya. Sekarang, hati wanita itu dingin, sedingin kutub.

“Tidak usah banyak basa basi, Dokter. Aku harus segera pulang.”

“Kenapa kamu mau menikah dengan Adam? Bukankah seharusnya Adam menikah dengan Sherly?” tanya dokter Raka penasaran.

Kedua tangannya terkepal erat mengingat ucapan Adam kemarin yang memanggil Alana dengan sebutan ‘sayang’.

“Kalau kamu datang kesini hanya untuk membicarakan hal itu lebih baik aku pergi,” ucap Alana bangkit dari duduknya.

Dokter Raka menahan lengan Alana. Meminta agar wanita itu tidak pergi. “Apa Sherly mengancam mu menggunakan foto-foto kita saat di hotel malam itu?”

Alana menatap dokter Raka dengan manik berkaca-kaca.

“Katakan, Alana! Kenapa kamu malah menangis?” ternyata tebakan dokter Raka benar. Kalau semua sudah direncanakan oleh Sherly.

Alana mengusap butiran bening yang baru saja jatuh membasahi pipinya. Kalau saja, saat itu mereka ia tidak bertemu dokter Raka, mungkin saja sekarang ia masih bebas dan tidak terikat dengan Adam.

“Jawab aku, apa dia mengancam mu, hah?!” tanya dokter Raka lagi memastikan.

Alana mengangguk pelan. Benar adanya, kalau Sherly mengancam dirinya akan menyebarkan foto-foto dimana ia sedang bersama dokter Raka di atas ranjang sebuah kamar hotel.

Padahal, Alana dan dokter Raka tidak melakukan apapun. Hanya saja, saat terbangun, Alana hanya mengenakan celana da lam dan juga bra. Begitu juga dengan dokter Raka.

“Lalu apa kamu mencintai Adam?”

“Cinta?” Alana mengernyit bingung. Ia sama sekali belum mengerti apa itu cinta. Selama ini, hidupnya hanya dihabiskan untuk belajar dan belajar.

Sampai-sampai, Alana tidak sempat berpacaran dan mengenal kata cinta kecuali untuk kedua orang tuanya.

“Cinta itu apa?” Alana menggaruk tengkuk lehernya.

“Jadi kamu tidak mengerti?”

Alana menggeleng cepat. Sedangkan dokter Raka, pria itu mengumpat dalam hati. Ternyata wanita yang ia cintai masih sangat polos.

“Cinta adalah saat dimana kamu merasa nyaman bersama laki-laki yang ada di dekatmu dan kamu juga marah saat laki-laki itu dekat wanita selain dirimu. Bahkan jantungmu kan berdebar sangat kencang ketika berada di dekatnya,” ujar dokter Raka sambil tersenyum lalu meraih tangan Alana dan meletakkan di dadanya. “Seperti ini, Al. Apa kamu bisa merasakannya?”

Alana meneguk saliva nya dengan susah payah. Ia bisa merasakan detak jantung dokter Raka. “Kenapa jantungmu berdetak begitu kuat? Apa jangan-jangan kamu—” Alana menggeleng kemudian menarik tangannya. “Aku pulang dulu, Dokter.”

“Ceraikan Adan dan pergilah bersamaku, Alana. Aku janji akan menunggumu, sampai kamu bisa meraih cita-citamu,” lirih dokter Raka.

Jantung Alana berdebar tak karuan. Ini pertama kalinya wanita itu mendapat pengakuan cinta dari seorang pria.

“Maaf, aku pulang dulu. Clara sudah menungguku.” tak menghiraukan dokter Raka, Alana memilih pergi menjauh dari pria itu.

Namun, saat Alana sedang berlari, tiba-tiba saja sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di depannya.

“B–boy?” ucap Alana sembari menghapus air matanya.

“Masuklah, Nona. Tuan sudah menunggu Anda.”

“Bagaimana dengan Clara, dia masih ada di sana.” Alana menunjuk tempat parkir.

Boy tersenyum. “Jangan khawatirkan teman Anda, saya sudah memesan taksi online untuknya. Sekarang masuk, Tuan ada di dalam,” ucap Boy menoleh ke belakang.

Mengerti, Alana segera masuk ke mobil karena tidak ingin membuat Adam semakin murka.

“Kak...”

“Jalankan mobilnya, Boy!” titah Adam dengan mata memerah menahan sesuatu.

“Baik, Tuan.” Boy melajukan mobilnya menuju ke rumah. Sesekali melirik ke belakang dimana Adam sedang menahan amarahnya.

“Semoga saja Anda bisa lolos dari murka tuan, Nona Alana,” ucap Boy namun hanya dalam hati.

Hati-hati Al, ada singa ngamok😅

Terpopuler

Comments

Susi Susiyati

Susi Susiyati

kynya ulah serly yg bikin alana dan raka berada di hotel ters difoto. fotonya di mnfaatin sm serly buat ngncem alana.kan meraka kmbar
.

2024-04-05

2

Faurina Rina

Faurina Rina

kok ada yaaa saudara sejahat ituuu mengancam adk sendiri🤦

2024-03-28

3

Alfiyah Hasna

Alfiyah Hasna

kok jd di acam bukan saudara kembar' memohon agar mau mengantikan nya

2024-03-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!