Bab 2

Melihat senyum iblis yang terukir di bibir Adam, reflek membuat Alana menyilang kan kedua tangan di depan dada, menutupi aset berharganya.

“Kamu mau apa, Kak? Jangan macam-macam!”

“Menurutmu?”

Adam menatap tubuh Alana dari atas sampai kebawah lalu mengangkat tangannya untuk mengusap pipi Alana.

“Jauhkan tangan Kakak dariku!”

Bukan Adam namanya, jika mendengarkan ucapan Alana. Ia dengan cepat membuka pakaiannya dan melemparnya asal.

“Mau kemana kamu!”

Adam mengejar Alana yang turun dari ranjang dan berlari menuju pintu keluar.

“Kumohon, jangan lakukan ini padaku, Kak!” Alana memohon dengan wajah pucat. Membayangkan apa yang akan Adam lakukan padanya malam ini.

“Izinkan aku keluar dari sini,” pintanya.

Adam terkekeh sinis. “Keluar? Keluar kemana, hem?” Ia menaikkan satu alisnya. “Apa kamu mau lari dari tanggung jawab mu sebagai seorang istri? Mau jadi istri durhaka?”

Alana menggeleng. Tentu saja ia akan memberikan haknya pada Adam, jika saja pria itu adalah pria yang di cintai nya. Tapi masalahnya sekarang, Alana tidak mencintai Adam sama sekali.

“Aku bukan istrimu, Kak! Aku hanya pengantin pengganti karena paksaan dari Sherly!”

“Benarkah?” Adam memojokkan Alana. “Lalu jika kamu hanya pengganti, apa itu artinya kamu juga akan pergi setelah menggantikan posisinya setelah dia kembali?”

Adam menarik pinggang Alana mendekat dan mencengkram nya kuat.

“Lepaskan, Kak. Sakit ...” ringis Alana.

“Tidak usah sok suci kamu!” Adam membopong Alana dan melemparnya ke atas tempat tidur.

“Akh!” pekiknya.

“Kamu benar-benar kejam, Kak!” Alana berusaha untuk bangun. Namun, semuanya sia-sia karena Adam sudah terlebih dulu mengungkung tubuh Alana sampai gadis itu kesulitan bergerak.

“Ya, anggap saja aku seperti itu. Sekarang kita lihat, orang kejam ini akan memberikan hukuman untukmu!” ucapnya, mencekal kedua tangan Alana ke atas kepala.

“Lakukan kewajiban mu sebagai seorang istri, sekarang!” ucap Adam lalu membenamkan wajahnya di ceruk leher Alana, menciumnya lalu meninggalkan beberapa tanda kepemilikan di sana.

Sedangkan Alana, gadis itu terus memberontak.

“Tidak Kak. Kumohon jangan lakukan ini padaku!” rintih nya. Perlakuan Adam padanya begitu kasar tanpa ada kelembutan sama sekali.

“Menangis lah. Karena sampai kapanpun air mata palsu mu itu tidak akan membuatku luluh dan melepaskan mu begitu saja!” Adam merobek paksa gaun pengantin yang Alana kenakan.

Terlihatlah kulit putih mulus milik gadis itu, yang membuat sisi liar seorang Adam bangkit.

Entah sejak kapan, keduanya sudah sama-sama polos tanpa sehelai benang yang menutupi. “Buka kaki kamu!”

“Tidak mau! Kumohon, jangan...”

“Dasar keras kepala!” Adam menggunakan kedua pahanya untuk menahan kaki kaki Alana dan mulai memasukkan senjatanya.

“Akh…” pekik keduanya bersamaan dengan melesatnya benda pu sa ka Adam ke dalam sana.

“Sakit, Kak! Keluarkan benda itu...” Alana menangis seiring tubuhnya yang seakan terbelah menjadi dua bagian.

Rasa sakit yang baru wanita itu rasakan selama hidupnya. Dipaksa melayani nafsu suaminya sendiri.

Miliknya terasa robek dan perih bersamaan dengan huja man yang berulang kali Adam berikan tanpa jeda.

“Shiit!” Adam yang sudah terbakar kabut gairah tak mempedulikan teriakan kesakitan Alana.

“Ahh! Cukup! Kumohon!” meski terus menangis dan memohon agar mengeluarkan benda itu, sepertinya Adam tidak mendengarkan jeritan Alana sama sekali.

Adam dengan susah payah ia memaksakan benda tum pul itu menerobos masuk menembus pertahanan Alana.

Gadis yang baru saja ia nikahi beberapa jam yang lalu. Yang sekarang resmi menjadi seorang wanita.

Hen takan demi hen takan terus Adam lakukan. Hingga rasa perih yang Alana rasakan berubah menjadi rasa nikmat.

“You a still virgin?!” Adam menatap wajah Alana, tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Adam pikir Alana bukanlah gadis baik-baik, tapi kenyataannya berkata lain.

Alana memejamkan kedua matanya dan menggigit bibirnya sendiri. “Ini tidak benar! Seharusnya ini tidak terjadi.” lalu menggeleng pelan dan memilih pasrah.

“Sayangnya, sudah terlambat untuk menyesali semuanya.” Adam mendongak, pinggangnya terus bergerak mencari kenikmatan di sela je pi tan milik Alana di bawah sana.

“Sudah cukup, Kak. Aku tidak kuat lagi,” ucap Alana. Mencakar, menggigit pundak dan lengan Adam.

“Berhenti menggigitku itu! Kamu ini wanita macam apa hah!” sahutnya, masih terus memompa naik turun. Pundak dan punggungnya terasa sakit akibat perlakuan bar-bar Alana.

“Akh! Emph! Hentikan, Kak...”

Adam berdecak kesal. “Bibirmu menyuruhku untuk berhenti tapi tubuhmu menginginkan lebih, sialan!”

Hingga terdengar le ngu han panjang dari bibir keduanya, pertanda Adam dan Alana sama-sama mencapai kepuasan bersama.

“Ahh…” Adam ambruk di tas tubuh Alana. Nafasnya naik turun, keringatnya bercucuran.

Melihat wajah polos gadis yang ada di bawah kungkungan nya saat ini membuat perasaan Adam sedikit terganggu.

“Kenapa kamu menangis?” tanyanya lalu mengecup bibir Alana sekilas.

Alana memalingkan wajahnya. Malas menatap pria yang sudah merenggut mahkotanya. Lalu mendorong tubuh Adam agar turun dari atas tubuhnya.

“Jangan bergerak. Kamu bisa membangunkannya lagi.” Adam menghela nafas kasar. “Bisakah kamu berhenti menangis!” karena ia paling benci melihat wanita menangis, apalagi karena ulahnya sendiri.

“Aku mohon, menyingkir lah dari atas tubuhku.”

Adam mengeluarkan miliknya, turun dari tempat tidur lalu meraih handuk tipis dan memakainya.

“Apa yang mau Kakak lakukan?!” pekik Alana saat tubuhnya sudah melayang ke udara.

Ya, tanpa menjawab pertanyaan Alana, pria itu membopong tubuhnya dan membawanya masuk ke kamar mandi.

Dengan perlahan Adam menurunkan Alana. Menyangga tubuhnya agar tidak terjatuh. Mereka berdua berada di bawah kucuran air shower.

Tiba-tiba saja Adam menarik tubuh Alana dan membawa gadis itu ke dalam pelukannya. Lalu mengusap kepalanya seraya berkata, “Bisakah kamu diam dan tidak banyak bertanya!”

Alana menelan ludahnya berulang kali. “Kenapa Kakak melakukan ini padaku. Sudah aku katakan kalau aku bukan Sherly-mu, aku Alana!”

Adam masih diam. Membuat Alana kesal dan memukul dadanya berulang kali.

“Berhenti memukulku atau aku tidak akan segan-segan untuk menyiksamu lagi di sini!” ancamnya, menahan tangan Alana dan membenamkan kepalanya ke pundak wanita itu.

Terpopuler

Comments

Ronaya Endengi-Marunduh

Ronaya Endengi-Marunduh

lanjut

2024-08-04

0

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

jangan kasar dong.... Adam...

2024-06-20

0

nuraeinieni

nuraeinieni

ya ampun adam edan,,,gimana nda nangis alanax kesakitan krna benda tumpul di paksa menerobos tanpa pemanasa.

2024-06-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!