Chapter 4

Kemudian, Art dan Gerard kembali bertemu count Olaf di ruangan kerjanya, putri Doria yang sudah sehat dan bisa berjalan lagi juga mendampingi ayahnya.

“Terima kasih sekali lagi Art-kun, kamu benar benar serius untuk menolong kami, aku sudah kehilangan istri ku, kalau aku harus kehilangan putriku juga aku tidak bisa hidup lagi.” Ujar count Olaf.

“Huh bohong, kamu fine fine aja kok, memang sih sempat sedih selama 1 tahun, tapi habis itu bangkit lagi. Malah menikah lagi dan punya keluarga baru.” Ujar Art dalam hati berkat pengetahuannya di kehidupan ke delapan.

“Sama sama count Olaf, senang bisa membantu.” Balas Art menunduk.

“Apa yang bisa ku lakukan untuk membalas semua perbuatan baik mu ?” Tanya count Olaf.

“Aku ingin bersekolah di akademi, tapi rakyat jelata sepertiku tentunya sulit untuk masuk kesana kan.” Jawab Art.

“Hmm...hanya itu ?” Tanya count Olaf.

“Iya, hanya itu dan kalau mungkin Gerard akan jadi ajudanku di sana.” Ujar Art.

“Tapi apa benar hanya itu ? kamu tidak minta emas ? rumah ? atau apa saja yang lain ?” Tanya count Olaf sekali lagi dengan heran.

“Tidak, aku hanya minta aku bisa bersekolah di akademi.” Jawab Art tegas.

“Benar benar luar biasa papa, tolong kabulkan saja permintaannya, hanya bersekolah di akademi kan, ijinkan saja dia memakai nama keluarga kita.” Ujar Doria.

“Aku juga berpikiran demikian, baiklah aku setuju. Aku akan mengangkat kamu sebagai anak adopsiku ketika mendaftar ke akademi. Tahun ajaran baru akan di mulai dua bulan lagi, tapi apa kamu yakin ? dengan kemampuan sepertimu, kamu bisa mencari uang dengan mudah, kamu bahkan bisa menjadi seorang bangsawan, kenapa kamu tidak minta aku memberimu toko, rumah dan emas untuk modalmu, kenapa malah mau sekolah ?” Tanya count Olaf.

“Aku sedang mencari seseorang, seseorang yang sangat kukasihi dan dia berada di akademi. Tentunya count-sama tahu kan untuk masuk kesana tidak mungkin bagi rakyat jelata seperti saya ini.” Jawab Art mengarang dengan wajah sok polos.

Gerard yang mendengarnya langsung menoleh ke arah lain karena dia menahan tawa mati matian. Tapi count Olaf dan Doria menerima mentah mentah alasan Art dan malah bertekad membantunya. Count Olaf menerima Art sebagai anaknya dan Doria menganggap Art sebagai adiknya, Art sekarang bernama Art Von Olaf.

“Tapi ada satu masalah.” Ujar count Olaf.

“Um...masalahnya apa count-sama ?” Tanya Art.

“Kamu bisa berpedang ?” Tanya count Olaf.

Art baru sadar kalau dirinya yang 15 tahun memang terlihat letoy dan sedikit gemuk di bagian perut karena selama di istana dirinya hanya menghabiskan waktu tidur tiduran di dalam kamar dan makan makanan yang enak enak tanpa berlatih pedang sama sekali walau di suruh dan di marahi oleh papanya, itulah sebabnya predikat pangeran sampah melekat pada dirinya. Untuk amannya akhirnya Art menjawab,

“Tidak pernah.” Ujar Art.

“Kamu harus mulai belajar berpedang karena akademi itu adalah akademi ksatria sihir. Kamu akan repot kalau kamu tidak bisa berpedang walau kamu bisa menggunakan sihir.” Ujar count Olaf.

“Papa benar Art, sebaiknya waktu 2 bulan sebelum masuk, kamu belajar berpedang dulu.” Ujar Doria.

Tapi Art menyadarinya, sehebat apapun dia berpedang seperti menjadi petualang rank S di kehidupan kelimanya dan menjadi ksatria di kerajaan Rellios di kehidupan keenamnya, tetap saja dia kalah bertarung dengan putri Julia yang kekuatannya seperti memakai cheat. Itulah sebabnya di kehidupan ke tujuh dia mencari metode lain yaitu sihir dan memperdalamnya. Namun seperti yang di katakan count Olaf dan Doria, di akademi pasti akan sulit jika hanya mengandalkan sihir.

Akhirnya Art berkata kepada count Olaf dan Doria kalau dia akan berlatih di hutan selama sebulan menggunakan metode yang diajari oleh gurunya di kehidupan kelima, seorang petualang tua bernama Serge dan tidak terkalahkan. Count Olaf dan Doria setuju tapi mereka minta supaya Helena mendampingi Art selama di hutan dan Gerard tetap diam di mansion menjaga mansion. Gerard langsung setuju walau Helena merasa ragu karena melihat tubuh Art yang sangat tidak cocok menjadi ksatria. Tapi karena ini permintaan dari count Olaf dan Doria, akhirnya Helena menyetujuinya.

“Tenang saja Art-sama, aku di sini menjaga keluarga baru mu.” Ujar Gerard sambil tersenyum dan mengacungkan jempol.

“Terima kasih Gerard-san. (menoleh melihat count) Terima kasih count-sama.” Ujar Art tersenyum.

“Mau sampai kapan kamu memanggil ku count-sama, panggil papa dan neesan (kakak) kepada Doria.” Ujar count Olaf tersenyum.

“Baiklah.....papa, neesan.” Ujar Art.

Doria langsung memeluk Art yang masih berpakaian compang camping. Setelah itu, Art melakukan persiapan untuk perjalanan selama sebulan, dia juga menyiapkan potion untuk latihan menggunakan skill alchemy dan memilih senjata yang akan dia gunakan selama perjalanan, setelah itu dia berjalan jalan keliling desa sebagai nostalgia dan kembali ke mansion untuk beristirahat. Art yang sudah mandi dan berpakaian rapi, makan malam bersama dengan count Olaf dan Doria, di dampingi oleh Helena dan Gerard yang juga duduk di meja makan bersama mereka. Count Olaf bukanlah bangsawan yang suka mengedepankan perbedaan status, dia lebih suka merakyat dan di cintai oleh penduduk desanya.

Keesokan harinya, Art berangkat bersama Helena di antar oleh Gerard sampai keluar desa. Setelah cukup jauh, Art menoleh melihat desa dan mansion count Olaf, pandangan nya berubah seperti melihat pandangan di kehidupan ke delapannya, seluruh desa terbakar api, banyak pasukan bertarung di depan gerbang dan seluruhnya akhirnya menjadi abu, setelah Gerard di hukum mati, count Olaf dan keluarga barunya juga di hukum gantung karena di anggap pengkhianat yang menyembunyikan pemberontak oleh sang ratu yang bernama Julia.

Art tersenyum, melihat count Olaf, Doria yang seharusnya sudah meninggal dan Gerard, berdiri bersama di depan gerbang desa, melambaikan tangan kepadanya bersama sama dengan wajah ceria. Air mata Art sedikit menetes, dia menoleh dan melihat ke depan,

“Masa depan pasti berubah.....pasti.....ayo berjuang diriku.” Ujar Art dalam hati.

Art dan Helena berjalan melewati jalan setapak masuk ke dalam hutan untuk menemukan tempat latihan ideal yang sudah di ketahui oleh Art dari kehidupan kehidupan sebelumnya. Selagi berjalan, Art memeriksa persediaan healing potion khusus buatannya sendiri di dalam dimensional box nya, dia menghitungnya dan jumlahnya ada sekitar 300 botol.

“Untuk apa potion sebanyak itu ?” Tanya Helena.

“Latihan hehe.” Jawab Art.

“Hah bukankah kita latihan dengan memburu monster dan mengayunkan pedang ?” Tanya Helena.

“Tidak Helena-san, aku mau kamu melawanku dengan serius dan membuatku setengah mati kemudian meminumkan potion ini padaku, makanya kita harus di hutan supaya tidak terlihat siapa siapa dan aku tahu tempat dimana tidak ada monster.” Ujar Art.

“Kamu....siapa sebenarnya kamu ? kenapa kamu tahu metode latihan terlarang seperti itu ? darimana kamu tahu ?” Tanya Helena penasaran.

“Aku hanya baca buku, semua pengetahuanku aku dapatkan dari buku yang ku baca.” Ujar Art berbohong.

Walau tidak percaya dan menaruh curiga, Helena mau tidak mau percaya karena pengetahuan Art lah yang menyelamatkan Doria.

Terpopuler

Comments

RyuuAka

RyuuAka

Mangats ya thor

2024-01-30

1

acil

acil

wibu abis bangke geli bacanyA

2024-01-21

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!