"Pak kenapa matematika itu sulit ?"

Huda masih terlelap dalam tidurnya, sampai bel masuk kelas membangunkan nya.

"Ahk, Kenapa harus bunyi si bel nya"

"Haha terus mau kamu bel nya diem aja ga usah ?"

"Aku masih ngantuk ra"

"Udah sana ke kelas"

"Ih kenapa juga si harus beda kelas sama kamu"

"Haha udah Hud, nih minum dulu"

"Ia Ra"

Huda meraih es jeruk yang di beli Nelli tadi untuk Lara dan Huda.

"Thanks ya Ra"

"Ia Huda"

Huda pun kembali ke kelas nya, Dwi menatap Lara sinis sampai matanya nyaris keluar.

"Kalau mojok ga usah lama-lama pacaran enggak tapi mojok nya lama, malu sama status kalian yang ga jelas itu"

Septi yang mendengar perkataan Dwi tepat didepan mata nya langsung menyahut.

"Dwi, lu juga ngaca dong, lu sama Bima udah ga ada hubungan apapun jadi gak usah lah lu deket-deket lagi sama Bima, kisah lu sama Bima udah beres"

"Loh suka-suka aku dong"

"Kalau begitu sama aja, suka-suka Huda sama Lara dong mau deket juga bukan urusan elu"

"Udah Sep,aku gpp"

"Apanya yang gpp ? lu di hina barusan"

"Aku ga mau capek-capek ladenin hal receh kaya gini Septi, aku cuma mau nikmati hidup ku, mau orang lain suka atau ga suka sama aku, itu biar jadi urusan mereka sama Tuhan, aku si lebih menahan diri buat hal receh unfaedah begini Sep ketimbang di ladenin malah seneng mereka"

"Astaga lu bener, Denger ya Dwi lu semua recehan banget, sedangkan lu salah pilih lawan, Lara ga mau ngotorin mulut nya buat bentak elu persis sama kaya lu ngebully Lara"

Dwi yang mendengar hal itu sontak terkejut dan menghentikan mulut nya untuk membully Lara.

Keadaan kelas sudah kondusif, pak Eko masuk dan menjelaskan trigonometri, pelajaran kesukaan Lara tapi tidak untuk Nelly, Bima, dan Septi mereka bertiga jadi bingung dan mudah lelah jika sudah belajar matematika.

Pak Eko menjelaskan dengan detail dan membuat Lara sangat paham.

"Ada yang mau di tanyakan anak-anak?"

"Saya pak"

"Ia silahkan Septi ?"

"Pak kenapa matematika itu sulit ?"

hahaha

Satu mas tertawa mendengar pertanyaan Septi, kecuali Lara dia pun sebenarnya memiliki pertanyaan yang sama walaupun ia suka matematika tetapi kadang kala ia mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal matematika.

"Karena kamu yang mendoktrin pikiran mu bahwa matematika itu sulit Septi"

"Jadi menurut bapak jika saya bilang matematika mudah, saya akan jauh menikmati pelajaran ini begitu ?"

"Minimal kamu penasaran dan ingin tau jawaban nya ataupun caranya"

"Hemm baiklah pak, tapi terus terang saya tidak suka dengan matematika, pertama susah yang bikin pusing tapi ga bisa di pungkiri kita hidup selalu berdampingan dengan matematika bahkan sampai kita mati akan selalu berdampingan dengan matematika "

"Nah itu kamu tau Septi bagaimana kehidupan manusia selalu berhubungan dengan Angka"

"Ia pak Terimakasih "

"Mari kita lanjutkan pelajaran nya"

Pak Eko melanjutkan pelajaran nya, sementara di barisan belakang ada Bima, Yoga, Septi, Nelly mereka berempat mengobrol tapi dengan suara volume sangat kecil.

Lara duduk di depan sendirian karena memang jarang ada yang mau duduk di depan.

"Ges"

"ia Ges kenapa ?"

"Yani suka sama Bagas kayaknya ?"

"Ia Ges tapi, Bagas sukanya sama Lara"

"Apah"

"Biasa apa nya ga usah di tambah h, Yoga yang udah pernah mergokin si Yani sama Bagas adegan 18+"

"Hah gimana maksud nya ?"

"Bukan aneh-aneh, cuma pelukan aja di gudang"

"Loh jadi Bagas ada rasa sama si Yani ?"

"Tipis-tipis, Yani Lo gitar Spanyol body nya masa ia Bagas nolak"

"Hufft meresahkan banget mereka diam-diam ya pelukan kek Teletubbies "