The Perfect Marriage

The Perfect Marriage

Pria Jelek Yang Menyebalkan (1)

...PERHATIAN⚠️...

...Judul cerita yang awalnya "Bosku adalah Suamiku", telah berganti judul menjadi "The Perfect Marriage", karena perubahan alur cerita yang sungguh membuat tercengang. Semua isi cerita ini, hanya fiksi belaka. Jangan menyangkut-pautkan dengan kejadian di real life, walaupun memang ada....

...****************...

"Hana, cepatlah turun untuk sarapan!"

"BENTAR, MA!" sahut seorang perempuan dengan sibuk menggunakan high heels cream miliknya. Wanita itu adalah putri satu-satunya dari keluarga terhormat, perawakan yang cukup mungil tetapi memiliki proporsi badan yang ideal, membuatnya terlihat imut di mata orang-orang.

"Kenapa high heels-nya tidak muat sih?" gumam perempuan tersebut yang masih berusaha untuk memasukkan kakinya pada high heels tersebut.

"KAK! KENAPA LAMA-"

TUK ....

"Oh my god!"

Perempuan itu menatap nanar high heels yang melayang dan mengenai kening Adik laki-lakinya. Remaja laki-laki yang sudah cukup rapi dengan pakaian kampus-nya, di buat tercengang dan sontak memegangi keningnya yang berdenyut-denyut.

"Ka ... kepala kamu enggak apa-apa?" tanya perempuan itu terbata sekaligus menahan gelak tawa. Himiko Eza Blezynski, remaja laki-laki berusia 19 tahun yang saat ini menduduki bangku kuliah setelah beberapa hari menjadi Maba dan mengikuti OSPEK.

Remaja yang kerap di sapa Miko itu menatap sang Kakak dengan kesal. "Aku adukan ke Mama!" kata Miko mengadu. Perempuan tersebut melotot tajam.

"Loh, kok mau ngadu sih! Balikin high heels Kakak!"

Miko mengangkat benda berhak itu tinggi-tinggi, membuat perempuan bertubuh mungil itu mendengus kesal. "Kakak bilangin Papa, biar uang saku kamu di potong!" ancamnya membuat Miko mulai melotot tajam.

"Kamu-"

"Kalian sedang apa?"

Kedua-nya sontak menoleh ke arah tangga, di mana seorang pria yang sedikit lebih tua menatap mereka dengan alis mengerut. "Itu kenapa kamu ngangkat sepatu Hana, Miko?" tanya pria tersebut menatap Adik laki-lakinya penuh tanya.

Hitama Yoshi Bleszynski, seorang pria sukses memiliki perusahaan di bidang tekstil dan produk pakaian yang terkenal. Yoshi adalah Kakak tertua dari Hanaruka Bleszynski, anak perempuan satu-satunya di keluarga Blezynski yang kini telah menginjak usia 24 tahun dan siap untuk bekerja.

"Tahu nih," Miko menunjuk Hana yang hanya diam. "Kak Yoshi harus periksa aku nanti!" tambahnya membuat sang Kakak tertua bingung.

"Memangnya kamu sakit? Kamu lihat suntikan saja sudah nangis gemetaran," jawab Yoshi sekaligus mengejek di akhir kalimat, wajah Miko langsung berubah menjadi datar karena ucapan sang Kakak.

Hana langsung mengambil sepatu hak tingginya dengan cepat dan memakai dengan penuh paksaan.

"Akhirnya!"

"Ayo turun, Mama sama Papa sudah nunggu kalian berdua."

Hana langsung memalingkan wajah saat bertatapan dengan Miko dengan sinis, "Kamu mau aku-"

"Uang 50% mau melayang emangnya?" ancam Hana dengan senyuman miring. Miko memutar matanya malas dan memilih untuk tidak melanjutkan ucapannya.

Setelah tiba di lantai pertama, Hana langsung menarik perhatian pasangan suami Istri yang sudah terduduk di tempat mereka masing-masing. "Pagi, untuk kalian berdua!" sapa perempuan tersebut dengan mencium pipi kedua orang tuanya.

Aiden Bleszynski Agam dan Sania Nara Skayayura, orang tua yang telah memiliki tiga anak dalam pernikahan mereka, dua putra tampan dan satu putri yang begitu cantik nan anggun. Mama Yura memiliki darah campuran dengan Jepang, sehingga membuat wanita paruh baya itu tetap cantik jelita dan Hana sangat mirip seperti Mama Yura, yaitu jauh lebih bule. Berbeda dengan Yoshi dan Miko yang sangat mirip seperti Papa mereka, hanya saja kulit mereka saja yang putih bersih, tetapi tidak dengan watak dan sifat yang sangat sama.

"Pagi, sweety. Bagaimana tidur kamu semalam?" tanya Papa Aiden dengan penuh perhatian. Miko memutar matanya malas dan melirik sang Kakak tertua yang sudah sibuk dengan sarapannya.

"Sangat nyenyak," jawab Hana dengan tak lupa sebuah senyuman.

"Miko enggak di tanya, Pa? Kan Miko juga tidur,"

Papa Aiden terkekeh geli mendengar penuturan sang Putra bungsunya. Selalu menarik perhatian dengan caranya sendiri, "Miko nyenyak enggak tidurnya semalam?"

"Enggak nyenyak sama sekali, soalnya Kak Yoshi mendengkur keras."

Uhuk ....

"Dosa kamu nanti nambah, Miko. Kayak kamu enggak pernah mendengkur aja." sahut Hana dengan sinis. Yoshi menatap Miko dengan tajam dan melempar belas tissue miliknya.

"Siapa yang kemarin pengen main PS bareng? Kakak sudah bilang, balik ke kamar kamu, masih aja di kamar Kakak!" jawab Yoshi membuat Miko menggaruk kepalanya.

"Kamu masih main PS? Katanya belajar?" tanya Mama Yura dengan menatap Miko yang tersenyum lebar ke arahnya.

"Sekalian main PS, Ma. Tapi sudah selesai kok tugasnya,"

"Ma, Hana duluan ya. Sudah telat nih, keburu interview selesai." Hana melahap roti berisi selesai dan bergegas berpamitan kepada keluarganya. Yoshi juga bergegas mengambil jas-nya dan menyusul sang Adik.

"Yoshi juga pamit," teriak pria tersebut setelah di ambang pintu.

...****************...

Hana menatap gedung tinggi di hadapannya dengan penuh harap, setelah lulus wisuda dengan peringkat tertinggi, perempuan berdarah campuran Jepang itu berniat merintis karir di sebuah perusahaan yang begitu Ia inginkan. Sebenarnya kedua orang tuanya memiliki perusahaan yang sangat besar, tetapi Hana tidak ingin di cap sebagai anak yang hanya mengandalkan orang tua.

"Masih ada waktu untuk interview selanjutnya," gumam Hana yang langsung bergegas masuk ke lobby Perusahaan tersebut.

DUG ...

Hana meringis memegangi pundak lengannya yang baru saja di tabrak oleh seorang pria asing dengan cukup keras.

"Jalan pakai mata dong! Enggak lihat ada orang di sini?!" seru Hana kesal, membuat langkah kaki pria berjas hitam itu menoleh ke arahnya.

"Anda berbicara kepada saya, Nona?" tanya pria tersebut. Pria tersebut menatap penampilan perempuan di hadapannya dengan teliti. Tubuh ramping dengan tinggi tubuh yang tidak terlalu tinggi, lebih membuatnya menjadi imut bukan main.

"Siapa lagi?! Sial, bahu aku sakit," keluh Hana dengan nada pelan. Pria tersebut terdiam sejenak dan menyunggingkan senyum.

"Anda sangat cantik, Nona. Perkenalan nama saya-"

"Membuang waktu saja, interview ku bisa terlewat!" sela Hana yang langsung pergi begitu saja, tanpa membalas ucapan pria aneh di hadapannya.

Pria tersebut menolehkan badan dan menarik lengannya yang bahkan tidak di sambut oleh Hana. "Wow, pertama kalinya jabat tangan ku tidak di sambut. Perempuan ini sungguh unik," gumam pria tersebut yang langsung melenggang masuk dengan raut wajah datar kembali menyertai.

"Selamat datang, Tuan Kevin!" sapa para karyawan, termasuk satu pria yang di antara para karyawan di sana. Kevin memiringkan kepalanya dan meminta pria berkacamata di sana mendekati dirinya.

"Berapa calon sekretaris yang harus kita interview hari ini?" tanya pria bernama lengkap, Kevin O'Leary Wirangga, CEO dari Wirangga Team Company dan sejumlah aset bisnis di sekitarnya.

Kevin adalah putra kedua dari seorang pengusaha yang tak kalah sukses di mata masyarakat. Usianya cukup muda, membuatnya di minati dan terus-menerus di tawari perjodohan dari berbagai pihak, terutama orang tuanya yang begitu menginginkan seorang cucu.

"Ada sekitar 10 orang, Tuan." jawab pria berkacamata, Davka Attarel. Davka adalah asisten sekaligus tangan kanan dari Kevin, pria berkacamata itu juga tak kalah tampan dan di kejar-kejar oleh kalangan wanita. Tampannya yang soft boy, membuatnya begitu ingin di miliki.

"Kamu saja yang melakukan interview kepada mereka, ada hal yang harus aku urus." kata Kevin membuat Davka tercengang.

"Tapi Tuan-"

"Oh ya, kamu harus mencari data tentang Hanaruka Bleszynski, berikan data perempuan itu kepada ku! Karena aku memiliki urusan dengan perempuan itu!" potong Kevin membuat Davka menghela napas panjang. Percuma baginya untuk menolak perintah, daripada gajinya harus melayang ke udara.

"Baik, Tuan Kevin."

Kevin langsung pergi ke ruangannya begitu saja setelah tiba di lantai teratas gedung. Kevin menuju ruang interview dengan tegas dan berwajah datar, menatap beberapa calon yang menginginkan posisi sekretaris di perusahaan besar tersebut.

"Apakah di sini ada yang bernama Hanaruka Bleszynski?" tanya Davka membuat orang-orang di sana saling berpandangan.

"Tidak, Tuan."

"Saya Hanaruka Bleszynski!"

Davka langsung menolehkan kepalanya dan terpaku melihat perempuan imut berwajah cantik putih susu yang tergopoh-gopoh mendekati dirinya. "Saya Hanaruka Bleszynski, Tuan!"

Davka menatap penampilan perempuan bernama Hana tersebut dengan seksama dan tersebut. "Tuan memanggil mu, Nona."

Alis Hana mengerut bingung. "Apakah saya kesalahan, hingga harus di panggil oleh CEO?" tanyanya membuat Davka menggeleng tidak tahu.

"Mungkin tidak, silahkan Anda ke ruangannya, ruangan CEO ada di lorong terakhir pojok kanan," kata Davka membuat Hana mengangguk tanpa bertanya banyak lagi. Perempuan itu bergegas menuju ruang CEO yang di maksud dengan langkah panjang.

"Aku penasaran, siapa CEO di perusahaan Wirangga Team Company ini?"

Tak lama, Hana menatap pintu kaca di hadapannya dengan gugup. Mengeratkan genggaman pada map coklat miliknya dan menghembuskan napas panjang.

Tok ... tok ....

"Masuk,"

Hana dengan penuh rasa gugup, langsung masuk ke dalam ruangan tersebut dan terpaku dengan interior ruangan yang luas nan megah.

"Selamat datang, Nona. Kita bertemu kembali,"

DEG ....

Rasa penasaran Hana seketika hilang, ketika mengetahui siapa pria yang baru saja membuka suara untuk menyambut dirinya. "Pria jelek!"

"What?"

Kevin benar-benar terperangah dengan julukan yang baru saja Ia dapatkan dari perempuan di hadapannya. Hana memasang wajah kesal dan teringat dengan kejadian di lobby beberapa menit yang lalu. "Anda tidak ingin meminta maaf kepada saya?"

Kevin terkekeh geli. "Saya juga kesakitan karena Anda menabrak saya, Nona Hana." jawabnya dengan lugas. Hana mengerutkan keningnya.

"Dari mana Anda mengetahui nama saya? Apakah Anda seorang stalker?" tuduh Hana dengan menunjuk wajah Kevin dengan penuh rasa kesal. Kevin terkekeh geli dan menurunkan jari Hana yang menodong ke arahnya.

"Anda menggunakan name tag, Nona."

"Dasar pria jelek ini sungguh menyebalkan," gerutu perempuan tersebut dengan melepaskan name tag miliknya. Kevin hanya menyunggingkan senyum tak biasa dan mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya.

"Silahkan duduk, Saya yang akan melakukan interview kepada Anda, Nona Hana."

"Interview bersama Anda?!"

"Tentu saja dengan saya, Anda tidak mendengarnya?" Kevin mulai senang untuk menggoda wanita di hadapannya. Raut wajah Hana begitu menyenangkan matanya selama beberapa hari ini selalu berkabut.

...UPDATE SETIAP HARI YA....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!