"Apa yang telah aku lakukan?!" Seru Rio menyesal.
"Sudahlah mas, semua sudah terjadi. Aku hanya meminta satu hal padamu? Kau bertanggung jawab atas apa yang telah kita lakukan.
Rio merenung, terduduk diatas dipan kayu beralas tikar apa yang ia lakukan dengan Mayang telah melampaui batas.
Mayang yang terbaring disisinya dengan hanya berselimutkan pakaian yang ia kenakan, mencoba menghibur.
"Maafkan mas Rio mayang, mas Rio khilaf. Mas pasti akan bertanggung jawab. Tapi, tidak untuk saat ini." jawab Rio.
"Bukankah tadi mas Rio bilang mas juga mencintaiku?" tanya Mayang.
"Ii - Iya. Tapi,?" Rio bimbang tak tahu harus berkata apa.
"Aku tahu mas, mas Rio masih memikirkan seseorang di hati mas Rio." ujar Mayang murung.
Disaat Mayang selesai berkata demikian. Dari atas atap gazebo tiba-tiba muncul sosok kepala wanita berambut panjang berwajah tak sedap dipandang menjulur menghadap ke bawah dengan posisi terbalik menatap tajam Mayang dengan sorotan mata berwarna merah menyala penuh kebencian.
Mayang yang menghadap ke arah sosok itu sontak ketakutan. Karena saat itu Rio membelakangi arah munculnya sosok itu, tak tahu jika Mayang saat itu sudah seperti orang gagu tak bisa berkata-kata, tubuhnya yang polos menggigil seperti kedinginan, mata mendelik.
"A..a ada apa Mayang?!" Rio bertanya-tanya tak mengerti kenapa tiba-tiba Mayang tergagu seperti itu.
"Ha.ha.." Hanya ucapan itu yang meluncur dari mulut Mayang.
Keanehan yang dialami Mayang semakin menjadi wajahnya yang cantik terlihat pucat, rambut panjangnya kusut masai, kedua mata melotot mendelik liar, Tubuhnya semakin bergetar hebat, saat Rio meraba bahu Mayang mendadak Rio lepaskan kembali. Apa yang dialami Rio saat dirinya memegang bahu Mayang Rio rasakan bahu itu terasa panas layaknya air mendidih.
"Mayang ! mayang ! Ka.kamu kenapa.?!" Panggil Rio.
"Hiiiikkk..! ...Hiiikk..!!" Mayang tertawa cekikikan.
Dari mulut Mayang keluar cairan berwarna hitam pekat yang didalamnya ada belatung-belatung kecil bercampur lumpur.
Rio semakin ketakutan dengan apa yang terjadi pada Mayang saat itu.
"Akan ku bunuh ! Siapapun yang berani merebutnya dariku !" Suara Mayang berubah serak, mendengus dan menggeram.
"Hiiikkk ....! Hiiiiikkk ........!"
"Ghrrrrrrhhhkkkhhh.........!"
"Si..si..siapa kau .....?!" Seru Rio.
Tubuh Mayang yang tengah dirasuki hanya delikan matanya dalam-dalam ke arah Rio.
Rio tak mampu membalas tatapan mata tajam mayang. kedua mata Rio mengernyit.
"Aku menagih janjimu ..!" Ancam mayang. yang sebenarnya sosok hantu dengan kepala menjulur seperti ular yang tengah merasuki tubuhnya.
Tak berapa lama tubuh Mayang yang barusan bergetar dan panas seperti bara api perlahan-lahan terkulai lemas.
Rio syok dengan apa yang ia saksikan ....
Setelah keadaan mereda kembali. Rio berpikir merenungi ucapan Mayang yang seperti kerasukan itu.
"Janji? Apa yang dimaksud mayang dengan menagih janji? Bukankah tadi aku sudah katakan kalau aku akan bertanggung jawab?" Rio masih belum mencerna ucapan Mayang, yang sebenarnya sosok kepala dengan leher menjulur seperti ular yang merasuki tubuh Mayang.
Rio memandangi tubuh polos Mayang yang tak sadarkan diri, kemudian Rio menutupi tubuh mayang dengan pakaian yang ia kenakan.
Setelah tersadar Rio menceritakan apa yang barusan terjadi pada Mayang. Tetapi Mayang hanya celingukan tak mengerti apa yang diceritakan oleh Rio tentangnya, karena saat kejadian dia tak ingat apa-apa.
Telaga yang terletak tak jauh di samping belakang rumah Rio beriak terkena desiran angin, kabut tipis yang mengenai dan menyelimuti air telaga bak seperti uap air terkena panas.
"Mas Rioooo ......!!!!" Asih akan terus menagih janjimu !"
Gigi-gigi di mulut asih yang tak beraturan laksana gergaji bergemeretakan, kuku-kuku di jari tangannya tiba-tiba berubah seperti cakar binatang buas, runcing dan tajam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments