BAB 16 "Ujian Hati Rio"

Rio dan Mayang kembali dari perkebunan menjelang sore keduanya sudah tiba di rumah.

"Wah ! nak Mayang asyik benar, gimana jalan-jalannya?" tanya Ibu Hartono menyambut Rio dan Mayang yang baru tiba di halaman rumah.

"Eh, iya bu. Mas Rio bawa Mayang keliling sekitaran sini aja bu, liat perkebunan." terang Mayang.

"Bo'ong bu, Mayang ketiduran tuh, liat pemandangannya dalam mimpi !." Celetuk Rio lalu buru-buru masuk ke dalam rumah.

"Iihh ! Apaan si mas Rio !" Sungut Mayang, tangannya hendak mencubit tangan Rio namun, orang yang hendak jadi sasaran cubitannya telah buru-buru masuk ke dalam rumah.

"Wah ! ibu senang kalian bisa akrab." kata ibu Hartono senang.

Airlangga dan Hartono baru keluar dari ruang tamu setelah tahu Mayang dan Rio sudah tiba.

"Ayo sayang ! kita pulang, ibumu pasti sudah menunggu di rumah." Seru Airlangga pada mayang.

"Oh, ya bu. Mayang dan ayah pamit dulu." Mayang cium tangan ibu Hartono, sekilas matanya melirik ke dalam rumah berharap Rio muncul.

"Eh, kalau begitu ibu panggil Rio dulu ya? sudah hati-hati di jalan."

"Tidak usah bu, makasih." balas Mayang padahal hatinya berharap Rio muncul dan berpamitan dengannya.

Mesin Mobil sedan warna merah menyala, Airlangga dan Mayang ucapkan salam dan mobil yang ditumpangi keduanya meluncur meninggalkan halaman rumah Rio.

"Di dalam mobil Mayang di kejutkan dengan sesuatu, mayang melihat di atas dasbor mobil ada sebuah kotak kado kecil yang sengaja tersimpan disana.

Mayang mengambil kotak itu menimang-nimangnya sebentar, lalu berpikir."Hm, kotak kado dari siapa ini? atau... Apa Ibu Rio lupa? coba aku buka." Kata Mayang mencoba untuk membuka kado kecil yang mencuri perhatiannya.

Dengan hati-hati Mayang membukanya.

"Toooiiiinggggg !! ... Tooiiiinngggg ...!!"

Mayang terkejut jantungnya hampir copot, betapa tidak dalam kotak kado kecil yang dibukanya itu muncul boneka kepala badut dengan leher melar dari per.

"Aaaahhh !!! Dasar ..!!"

Sesuatu muncul dari kotak kado kecil itu di dalamnya tesimpan sebuah kertas catatan kecil yang di lipat.

Mayang penasaran akan isi kertas yang di lipat dan langsung membukanya.

TT D J

Bilang sama Bapak

Airlangga

Awas ! Kalau Ngantuk

Segera Istirahat ! ! !

Mayang hanya tersenyum kecil membaca tulisan itu dia berpikir ini pasti ulah Rio.

"Mas Rio ....."

Sejak perkenalannya dengan Mayang waktu itu Rio sedikit demi sedikit tidak lagi menyinggung soal Asih. Walau kadang-kadang Rio masih teringat meski hanya sesaat. Dan Mayang gadis yang diam-diam juga memendam rasa sukanya pada Rio sering menyempatkan diri mampir ke rumah Rio dikala usai pulang kuliah.

"Mas, jalan yuk ? Mayang ingin suasana baru!" Ajak Mayang suatu hari.

"Jalan ke mana? ke Mall?" tanya Rio.

"Iih gak mau ah ! Bosan, gimana kalau kita ke Gazebo yang dulu mas Rio ajak jalan Mayang?" usul Mayang.

"Oh, ya udah. Sana berkemas ! Mas ga mau jalan bareng gadis yang belum mandi." Ujar Rio.

"Em, mulai deehh..!" jawab Mayang, tangannya mencubit pinggang Rio.

"Aduuh ! Sakit tau." Rio meringis.

Setelah sarapan Rio dan Mayang beranjak menuju gazebo yang dulu pernah mereka tuju saat pertama kali keduanya berkenalan.

Puncak perbukitan tempat gazebo yang menjadi batas perkebunan teh yang dikelola Ayah Rio terletak diketinggian hingga pemandangan hamparan hijaunya kebun teh terlihat jelas, apalagi pemandangan di pagi hari saat kabut tipis menyelimuti kawasan perkebunan dengan cahaya matahari menembus ranting-ranting pohon, sungguh pemandangan yang syahdu. Gazebo yang digunakan ayah Rio sebagai tempat istirahat juga berfungsi untuk mengawasi para pekerja pemetik teh.

"Mas, mayang mau bilang sesuatu sama mas." tanya mayang ketika mereka telah berada di Gazebo.

"Apa?" balas Rio.

"Mayang.., mayang suka sama mas." jawab Mayang.

"Em, oh ya. Masa sih?"

"Itu bener mas? sejak mayang pertama kali kenal mas, mayang udah suka sama mas Rio." terang Mayang.

Mayang menggenggam tangan Rio yang berdiri dihadapannya.

"Mas Rio suka gak sama mayang?" tanya Mayang dengan mata berbinar penuh harap.

"Mas."

><><><

Saat itu di sebuah rumah di pinggiran hutan yang ditumbuhi pohon-pohon pinus yang rapat di tepian telaga.

"Sudahlah Nyai, nyai tidak usah menangis demi tuan. Memang begitulah sifat seorang lelaki, hanya baik jika ada maunya, apa saya yang akan membereskan urusan?"

Asih masih terdiam raut wajahnya yang pucat terlihat dingin, hanya sorot matanya yang berwarna merah menyala tampak tajam menusuk.

***

Terpopuler

Comments

Min Mey

Min Mey

mayang ti ati saingnkm dedemit😊

2024-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 Rumah Tua
2 BAB 1
3 BAB 2 "Waar Ben Je?"
4 BAB 3 "Telaga"
5 BAB 4 "Rio"
6 BAB 5 "Permulaan"
7 BAB 6 "Pencarian"
8 BAB 7 "Pertemuan"
9 BAB 8 "Rindu"
10 BAB 9 "Kecemasan"
11 BAB 10 "Teror"
12 BAB 11 "Hantu Wanita"
13 BAB 12 "Mang Barja"
14 BAB 13 "Perjanjian"
15 BAB 14 "Pulang"
16 BAB 15 "Orang Ketiga"
17 BAB 16 "Ujian Hati Rio"
18 BAB 17 "Menagih Janji"
19 BAB 18 "Bara Dendam"
20 BAB 19 "Sukma"
21 BAB 20 "Mayang"
22 BAB 21 "Pesan"
23 BAB 22 "Menolong"
24 BAB 23 "Tersadar"
25 BAB 24 "Terkuak"
26 BAB 25 "Saling Percaya"
27 BAB 26 "Hipnotis"
28 BAB 27 "Harga Sebuah Kepercayaan"
29 BAB 28 "Jan Hendrik Vermeer"
30 BAB 29 "Pembalasan"
31 BAB 30 "Cemburu"
32 BAB 31 "Bersemi Kembali"
33 BAB 32 "Dua Mata Merah"
34 BAB 33 "Ternoda"
35 BAB 34 "Perhatian"
36 BAB 35 "Ancaman"
37 BAB 36 "Tragis"
38 BAB 37 "Bendera Kuning"
39 BAB 38 "Menuntut Balas"
40 BAB 39 "Kyai Sodiq"
41 BAB 40 "Naga Sasra"
42 BAB 41 "Rayuan"
43 BAB 42 "Kendali Asih"
44 BAB 43 "Rio Di Mana Kamu .. ?"
45 BAB 44 "Terkungkung"
46 BAB 45 "Kyai Sodiq vs Asih"
47 BAB 46 "Pelarian"
48 BAB 47 "Kehilangan"
49 BAB 48 "Risa"
50 BAB 49 "Titik Terang"
51 BAB 50 "Selendang Hijau"
52 BAB 51 "Mimpi Jadi Nyata ..."
53 BAB 52 "Inisiasi Risa"
54 BAB 53 "Geger di Hutan Pinus"
55 BAB 54 "Penyelamatan"
56 BAB 55 "Kembali."
57 BAB 56 "Duri yang Bertumbuh"
58 BAB 57 "Dua Hati Terpaut"
59 BAB 58 "Kembalinya Asih"
60 BAB 59 "Dendam Asih"
61 BAB 60 "Amukan Sang Nyai"
62 BAB 61 "Sang Pecinta"
63 BAB 62 "Marabahaya"
64 BAB 63 "Musuh dalam Selimut"
65 BAB 64 "Orang Tua Tak Dikenal"
66 BAB 65 "Masih Ada Harapan"
67 BAB 66 "Perpisahan Yang Pahit"
68 BAB 67 "Sosok Tidak Dikenal"
69 BAB 68 "Sang Khodam"
70 BAB 69 "Sinyal Untuk Rio"
71 BAB 70 "Telaga Beriak Kembali"
72 BAB 71 "Jaring-Jaring Iblis"
73 BAB 72 "Bunga Mekar Di Tepi Telaga"
74 BAB 73 "Api Cemburu"
75 BAB 74 "Malapetaka"
76 BAB 75 "Firasat"
77 BAB 76 "Rencana Jahat"
78 BAB 77 "Suara Bisikan"
79 BAB 78 "Nyaris !!"
80 BAB 79 "Duel Dua Jawara"
81 BAB 80 "Amarah Sang Nyai"
82 BAB 81 "Titik Akhir"
83 BAB 82 "Gamang"
84 BAB 83 "Akhir Sang Jawara "
85 BAB 84 "Ujung Sebuah Perjalanan"
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Rumah Tua
2
BAB 1
3
BAB 2 "Waar Ben Je?"
4
BAB 3 "Telaga"
5
BAB 4 "Rio"
6
BAB 5 "Permulaan"
7
BAB 6 "Pencarian"
8
BAB 7 "Pertemuan"
9
BAB 8 "Rindu"
10
BAB 9 "Kecemasan"
11
BAB 10 "Teror"
12
BAB 11 "Hantu Wanita"
13
BAB 12 "Mang Barja"
14
BAB 13 "Perjanjian"
15
BAB 14 "Pulang"
16
BAB 15 "Orang Ketiga"
17
BAB 16 "Ujian Hati Rio"
18
BAB 17 "Menagih Janji"
19
BAB 18 "Bara Dendam"
20
BAB 19 "Sukma"
21
BAB 20 "Mayang"
22
BAB 21 "Pesan"
23
BAB 22 "Menolong"
24
BAB 23 "Tersadar"
25
BAB 24 "Terkuak"
26
BAB 25 "Saling Percaya"
27
BAB 26 "Hipnotis"
28
BAB 27 "Harga Sebuah Kepercayaan"
29
BAB 28 "Jan Hendrik Vermeer"
30
BAB 29 "Pembalasan"
31
BAB 30 "Cemburu"
32
BAB 31 "Bersemi Kembali"
33
BAB 32 "Dua Mata Merah"
34
BAB 33 "Ternoda"
35
BAB 34 "Perhatian"
36
BAB 35 "Ancaman"
37
BAB 36 "Tragis"
38
BAB 37 "Bendera Kuning"
39
BAB 38 "Menuntut Balas"
40
BAB 39 "Kyai Sodiq"
41
BAB 40 "Naga Sasra"
42
BAB 41 "Rayuan"
43
BAB 42 "Kendali Asih"
44
BAB 43 "Rio Di Mana Kamu .. ?"
45
BAB 44 "Terkungkung"
46
BAB 45 "Kyai Sodiq vs Asih"
47
BAB 46 "Pelarian"
48
BAB 47 "Kehilangan"
49
BAB 48 "Risa"
50
BAB 49 "Titik Terang"
51
BAB 50 "Selendang Hijau"
52
BAB 51 "Mimpi Jadi Nyata ..."
53
BAB 52 "Inisiasi Risa"
54
BAB 53 "Geger di Hutan Pinus"
55
BAB 54 "Penyelamatan"
56
BAB 55 "Kembali."
57
BAB 56 "Duri yang Bertumbuh"
58
BAB 57 "Dua Hati Terpaut"
59
BAB 58 "Kembalinya Asih"
60
BAB 59 "Dendam Asih"
61
BAB 60 "Amukan Sang Nyai"
62
BAB 61 "Sang Pecinta"
63
BAB 62 "Marabahaya"
64
BAB 63 "Musuh dalam Selimut"
65
BAB 64 "Orang Tua Tak Dikenal"
66
BAB 65 "Masih Ada Harapan"
67
BAB 66 "Perpisahan Yang Pahit"
68
BAB 67 "Sosok Tidak Dikenal"
69
BAB 68 "Sang Khodam"
70
BAB 69 "Sinyal Untuk Rio"
71
BAB 70 "Telaga Beriak Kembali"
72
BAB 71 "Jaring-Jaring Iblis"
73
BAB 72 "Bunga Mekar Di Tepi Telaga"
74
BAB 73 "Api Cemburu"
75
BAB 74 "Malapetaka"
76
BAB 75 "Firasat"
77
BAB 76 "Rencana Jahat"
78
BAB 77 "Suara Bisikan"
79
BAB 78 "Nyaris !!"
80
BAB 79 "Duel Dua Jawara"
81
BAB 80 "Amarah Sang Nyai"
82
BAB 81 "Titik Akhir"
83
BAB 82 "Gamang"
84
BAB 83 "Akhir Sang Jawara "
85
BAB 84 "Ujung Sebuah Perjalanan"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!