Setelah kejadian yang dialami oleh ibu dan bapak Hartono di malam itu, suasana rumah gedong menjadi geger oleh isu penampakan hantu wanita yang menimpa kedua orang tua Rio.
Ibu dan bapak hartono sudah tak tenang lagi tinggal di rumah itu, mereka kadang suka ketakutan sendiri menjalani aktivitas.
"Pak, sebaiknya kita pindah saja, dari pada kita mati ketakutan dihantui terus?" kata Ibu Hartono menyarankan.
"Bapak juga berpikir begitu bu. Tapi, bagaimana pekerjaan bapak di sini? Kalau bapak jadi pindah dari sini bapak harus bolak-balik pulang-pergi ke kantor bapak, yang jaraknya lumayan jauh."
terang Hartono.
"Jadi sebaiknya gimana pak?" jawab Ibu Hartono.
"Bagaimana kalau kita cari orang pintar untuk mengusir hantu itu, siapa tahu berhasil."
"Ya udah ibu ikut saja apa kata bapak." kata ibu hartono mengiyakan usul suaminya.
Sorenya Orang pintar yang dipanggil Hartono sudah tiba, yang disambut Ibu hartono di halaman rumah.
"Permisi bu, saya Barja kemarin pagi bapak menyuruh saya datang kesini katanya saya dipinta tolong bapak untuk memeriksa keadaan rumah." Sapa Mang Barja mengenalkan dirinya.
Penampilan Mang Barja saat itu terlihat macam jawara kulon memakai ikat kepala, rambut gondrong nya dibiarkan tergerai, kumis yang melintang menambah kesan sangar. Setelan baju yang dikenakannya model beskap warna hitam, dengan belahan di bagian dada, bawahan celananya model pangsi dilengkapi ikat pinggang besar, terlihat gagang golok menyembul dibalik ikat pinggangnya.
"Oh, iya. Silahkan pak. Masuk saja !" jawab Ibu Hartono.
Orang yang dipanggil Mang Barja segera masuk ke dalam rumah memeriksa keadaan semua sudut-sudut rumah setelah dirasa cukup mang barja segera menyiapkan segala sesuatunya saat itu dia membawa semacam bokor dupa yang mengepulkan asap kemenyan, bau kemenyan segera tercium menyebar di seluruh ruangan.
Mang Barja berkomat-kamit mengelilingi seluruh ruangan dengan membawa dupa dalam bokor dengan asapnya yang mengepul.
Tak berapa lama pekerjaan Mang Barja telah selesai, mang barja segera menghampiri ibu Hartono.
"Bu, saya sudah memeriksa semua sudut ruangan, saya sudah bermediasi dengan sosok yang mengganggu ibu dan bapak, sekarang ibu dan bapak tak perlu khawatir lagi." terang Mang Barja.
"Mang Barja yakin, hantu itu tak akan mengganggu saya dan bapak lagi?" tanya Ibu Hartono memastikan.
"Saya jamin bu, sekarang saya pamit dulu?" jawab Mang barja.
"Eh ! tunggu mang ini. Sekedar terima kasih saya pada mang barja." kata Ibu Hartono sembari memberikan sesuatu dalam amplop kertas berwarna coklat.
"Tidak usah bu, saya hanya membantu saja." jawab Mang Barja menolak dengan halus pemberian Ibu Hartono.
"Duh ! saya jadi tidak enak sama suami saya, kalau saya tidak memberikan titipan ini untuk Mang barja."
"Bilang saja sama bapak, saya sudah menerima pemberian ibu, dan saya sudah melaksanakan amanat dari bapak. Mari bu, permisi." pamit Mang barja, lalu kemudian berlalu.
"Ya sudah kalau begitu, saya tidak akan memaksa. Terima kasih pak atas bantuannya.
Mang Barja tidak menjawab hanya menoleh lalu anggukan kepalanya dan tersenyum ramah.
***
Seperti yang dikatakan Mang Barja sore tadi, malamnya keadaan di rumah itu kembali seperti sedia kala, dan tidak terjadi hal-hal yang aneh yang di sebabkan teror hantu wanita.
Hartono yang pulang lebih awal segera disambut oleh laporan Ibu Hartono tentang kedatangan orang pintar bernama Mang Barja kepada suaminya.
"Ya, syukur kalau begitu. Nah, sekarang kita sudah bisa tenang, dan ibu jangan mikirin yang tidak-tidak." kata Hartono.
"Iya, pak mudah-mudahan saja." balas Ibu Hartono.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments