Rio yang tahu jika perlakuan orang-orang terdekatnya saat ini sangat berbeda, kedua orang tuanya yang ia percaya kini menganggapnya gila dan terganggu kejiwaannya. Rio merasa risih padahal menurutnya hubungannya dengan Asih adalah urusan pribadinya dan tidak ada hubungannya dengan kesehatannya.
Semenjak itu Rio merasa tidak kerasan di rumah dan lebih senang menghabiskan waktu di luaran.
"Lebih baik aku pergi saja, persetan dengan semua anggapan orang!" Rutuk Rio suatu saat.
Ibu Rio khawatir tentang perubahan putra sulungnya sejak putranya mengenal seorang gadis bernama Asih. Rio jadi sering uring-uringan jika ibu atau ayahnya membicarakan tentang keburukan Asih, yang menurutnya Asih adalah gadis biasa sederhana yang tidak banyak tingkah. Karena kesederhanannya itulah Rio menyukainya.
Malam itu di kediaman keluarga Hartono, sejak Rio jarang pulang ke rumah, rumah besar itu terasa sepi. Biasanya saat Rio ada di rumah, suasana rumah terasa hidup. Meski anak tunggal namun karena pribadinya yang supel membuat orang-orang yang mengenalnya sangat menyukainya.
"Bu, apa Rio sudah pulang?" tanya Hartono ayah Rio.
"Ya, begitulah pa Rio sepertinya lebih senang nginep di rumah temennya." jawab Ibu Rio.
"Apa karena kita terlalu menekannya? Rio saat ini sudah dewasa, bebas memilih apa yang mau." tutur Hartono.
"Sebagai orang tuanya Kita sudah benar dengan apa yang kita lakukan pa, hanya Rionya yang tidak mau nurut. Ini semua gara-gara si Asih itu.! Gadis yang ga jelas itu sudah mengguna-gunai anak kita, Pa!"
"Asih? Apa dia gadis yang Rio ceritakan tempo hari? tanya Hartono.
"Ya itu ! Rio suka sekali bergaul sama dia, Rio tidak suka kita mengusik hubungannya dengan gadis itu!"
"Kalau ibu ketemu dia ibu mau labrak! Bilang, jangan deket-deketin anak kita lagi" tutur ibu Rio tak senang.
"Jangan menyalahkan sesuatu yang belum tentu kebenarannya bu, siapa tahu gadis itu hanya berteman biasa sama Rio." jawab Hartono menenangkan.
"Pokoknya ibu gak suka!" Ujar ibu Rio sewot.
"Sudah bu lebih baik kita tidur, besok lagi kita bicarakan. Lagian sudah malam, yuk?" ajak Hartono pada istrinya.
Dua orang suami istri itu akhirnya beranjak tidur. Tetapi perasaan ibu Rio malam itu tidak tenang memikirkan percakapannya sore tadi. dan masih terjaga meski malam semakin larut. Saat kedua matanya mulai terlihat mengantuk tiba-tiba terbuka kembali.
"Kreeeekkk........"
"Sreekk..sreekkk..."
Ibu Rio terbangun dari pembaringan, mendengar suara seperti pintu terbuka yang disusul langkah kaki yang diseret. Ibu Hartono menengok suaminya yang tertidur pulas tampak suara dengkuran keluar dari mulutnya.
Saat Ibu Hartono mencoba turun dari atas pembaringan suara itu terdengar kembali.
"Sreekkk... sreeekkk..."
"Sreekkkk......"
"Suara apa itu?" Katanya dalam hati. Ibu Hartono berdiri di samping tempat tidur, pasang pendengarannya baik-baik. Lalu melangkah ke arah pintu kamar.
"Klik." pintu kamar terbuka.
Ibu Hartono longokan kepalanya keluar kamar.
"Sreeekkk....sreekkk..."
Suara langkah kaki seperti diseret terdengar semakin dekat ke arahnya.
Ibu Hartono mulai merasa bulu kuduknya merinding. Saat suara langkah kaki yang diseret tiba-tiba berhenti.
Ibu Hartono langkahkan kaki menuju ruang tamu, kedua matanya celingukan ke kiri-kanan.
"Tak ada apa-apa? Suara apa barusan?" tanya Ibu Hartono, ketika dia menoleh ke kiri ...
"Aaaaaaaaaaaaaaa..............!!!!!!!!!!"
"Hiiikkk ...hiiiikkkk....Hiiikkk..!!!"
Ketika Ibu Hartono memutar kepalanya menoleh ke kiri, dilihatnya. Tubuh seorang wanita berambut panjang mengenakan gaun yang robek disana-sini. Lehernya seperti bekas luka gorokan, kedua buah bola matanya tak ada lagi di tempatnya, keadaan wajah sosok wanita dihadapannya itu sudah rusak tidak jelas bentuknya, kaki yang sebelahnya pincang terlihat tulang di kakinya mencuat keluar.
Ibu Hartono oleng dan ambruk seketika tak sadarkan diri.
"Hiikk...Hiikkk...Hiiikk..!!"
"Ibu kekasihku yang baik, jangan kau ganggu hubunganku dengan putramu. Ya !"
"Hiiiikkk....Hiikk...Hiiikkk...!!"
Sosok wanita itu tertawa cekikikan hingga dagu dibawahnya mengeluarkan cairan kental kehitaman saking banyaknya hingga cairan itu mengenai gaun tidur tubuh Ibu Hartono yang tersingkap di bagian pahanya, cairan itu dipenuhi belatung-belatung hidup menggidikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments