BAB 10 "Teror"

Rio yang tahu jika perlakuan orang-orang terdekatnya saat ini sangat berbeda, kedua orang tuanya yang ia percaya kini menganggapnya gila dan terganggu kejiwaannya. Rio merasa risih padahal menurutnya hubungannya dengan Asih adalah urusan pribadinya dan tidak ada hubungannya dengan kesehatannya.

Semenjak itu Rio merasa tidak kerasan di rumah dan lebih senang menghabiskan waktu di luaran.

"Lebih baik aku pergi saja, persetan dengan semua anggapan orang!" Rutuk Rio suatu saat.

Ibu Rio khawatir tentang perubahan putra sulungnya sejak putranya mengenal seorang gadis bernama Asih. Rio jadi sering uring-uringan jika ibu atau ayahnya membicarakan tentang keburukan Asih, yang menurutnya Asih adalah gadis biasa sederhana yang tidak banyak tingkah. Karena kesederhanannya itulah Rio menyukainya.

Malam itu di kediaman keluarga Hartono, sejak Rio jarang pulang ke rumah, rumah besar itu terasa sepi. Biasanya saat Rio ada di rumah, suasana rumah terasa hidup. Meski anak tunggal namun karena pribadinya yang supel membuat orang-orang yang mengenalnya sangat menyukainya.

"Bu, apa Rio sudah pulang?" tanya Hartono ayah Rio.

"Ya, begitulah pa Rio sepertinya lebih senang nginep di rumah temennya." jawab Ibu Rio.

"Apa karena kita terlalu menekannya? Rio saat ini sudah dewasa, bebas memilih apa yang mau." tutur Hartono.

"Sebagai orang tuanya Kita sudah benar dengan apa yang kita lakukan pa, hanya Rionya yang tidak mau nurut. Ini semua gara-gara si Asih itu.! Gadis yang ga jelas itu sudah mengguna-gunai anak kita, Pa!"

"Asih? Apa dia gadis yang Rio ceritakan tempo hari? tanya Hartono.

"Ya itu ! Rio suka sekali bergaul sama dia, Rio tidak suka kita mengusik hubungannya dengan gadis itu!"

"Kalau ibu ketemu dia ibu mau labrak! Bilang, jangan deket-deketin anak kita lagi" tutur ibu Rio tak senang.

"Jangan menyalahkan sesuatu yang belum tentu kebenarannya bu, siapa tahu gadis itu hanya berteman biasa sama Rio." jawab Hartono menenangkan.

"Pokoknya ibu gak suka!" Ujar ibu Rio sewot.

"Sudah bu lebih baik kita tidur, besok lagi kita bicarakan. Lagian sudah malam, yuk?" ajak Hartono pada istrinya.

Dua orang suami istri itu akhirnya beranjak tidur. Tetapi perasaan ibu Rio malam itu tidak tenang memikirkan percakapannya sore tadi. dan masih terjaga meski malam semakin larut. Saat kedua matanya mulai terlihat mengantuk tiba-tiba terbuka kembali.

"Kreeeekkk........"

"Sreekk..sreekkk..."

Ibu Rio terbangun dari pembaringan, mendengar suara seperti pintu terbuka yang disusul langkah kaki yang diseret. Ibu Hartono menengok suaminya yang tertidur pulas tampak suara dengkuran keluar dari mulutnya.

Saat Ibu Hartono mencoba turun dari atas pembaringan suara itu terdengar kembali.

"Sreekkk... sreeekkk..."

"Sreekkkk......"

"Suara apa itu?" Katanya dalam hati. Ibu Hartono berdiri di samping tempat tidur, pasang pendengarannya baik-baik. Lalu melangkah ke arah pintu kamar.

"Klik." pintu kamar terbuka.

Ibu Hartono longokan kepalanya keluar kamar.

"Sreeekkk....sreekkk..."

Suara langkah kaki seperti diseret terdengar semakin dekat ke arahnya.

Ibu Hartono mulai merasa bulu kuduknya merinding. Saat suara langkah kaki yang diseret tiba-tiba berhenti.

Ibu Hartono langkahkan kaki menuju ruang tamu, kedua matanya celingukan ke kiri-kanan.

"Tak ada apa-apa? Suara apa barusan?" tanya Ibu Hartono, ketika dia menoleh ke kiri ...

"Aaaaaaaaaaaaaaa..............!!!!!!!!!!"

"Hiiikkk ...hiiiikkkk....Hiiikkk..!!!"

Ketika Ibu Hartono memutar kepalanya menoleh ke kiri, dilihatnya. Tubuh seorang wanita berambut panjang mengenakan gaun yang robek disana-sini. Lehernya seperti bekas luka gorokan, kedua buah bola matanya tak ada lagi di tempatnya, keadaan wajah sosok wanita dihadapannya itu sudah rusak tidak jelas bentuknya, kaki yang sebelahnya pincang terlihat tulang di kakinya mencuat keluar.

Ibu Hartono oleng dan ambruk seketika tak sadarkan diri.

"Hiikk...Hiikkk...Hiiikk..!!"

"Ibu kekasihku yang baik, jangan kau ganggu hubunganku dengan putramu. Ya !"

"Hiiiikkk....Hiikk...Hiiikkk...!!"

Sosok wanita itu tertawa cekikikan hingga dagu dibawahnya mengeluarkan cairan kental kehitaman saking banyaknya hingga cairan itu mengenai gaun tidur tubuh Ibu Hartono yang tersingkap di bagian pahanya, cairan itu dipenuhi belatung-belatung hidup menggidikan.

Episodes
1 Rumah Tua
2 BAB 1
3 BAB 2 "Waar Ben Je?"
4 BAB 3 "Telaga"
5 BAB 4 "Rio"
6 BAB 5 "Permulaan"
7 BAB 6 "Pencarian"
8 BAB 7 "Pertemuan"
9 BAB 8 "Rindu"
10 BAB 9 "Kecemasan"
11 BAB 10 "Teror"
12 BAB 11 "Hantu Wanita"
13 BAB 12 "Mang Barja"
14 BAB 13 "Perjanjian"
15 BAB 14 "Pulang"
16 BAB 15 "Orang Ketiga"
17 BAB 16 "Ujian Hati Rio"
18 BAB 17 "Menagih Janji"
19 BAB 18 "Bara Dendam"
20 BAB 19 "Sukma"
21 BAB 20 "Mayang"
22 BAB 21 "Pesan"
23 BAB 22 "Menolong"
24 BAB 23 "Tersadar"
25 BAB 24 "Terkuak"
26 BAB 25 "Saling Percaya"
27 BAB 26 "Hipnotis"
28 BAB 27 "Harga Sebuah Kepercayaan"
29 BAB 28 "Jan Hendrik Vermeer"
30 BAB 29 "Pembalasan"
31 BAB 30 "Cemburu"
32 BAB 31 "Bersemi Kembali"
33 BAB 32 "Dua Mata Merah"
34 BAB 33 "Ternoda"
35 BAB 34 "Perhatian"
36 BAB 35 "Ancaman"
37 BAB 36 "Tragis"
38 BAB 37 "Bendera Kuning"
39 BAB 38 "Menuntut Balas"
40 BAB 39 "Kyai Sodiq"
41 BAB 40 "Naga Sasra"
42 BAB 41 "Rayuan"
43 BAB 42 "Kendali Asih"
44 BAB 43 "Rio Di Mana Kamu .. ?"
45 BAB 44 "Terkungkung"
46 BAB 45 "Kyai Sodiq vs Asih"
47 BAB 46 "Pelarian"
48 BAB 47 "Kehilangan"
49 BAB 48 "Risa"
50 BAB 49 "Titik Terang"
51 BAB 50 "Selendang Hijau"
52 BAB 51 "Mimpi Jadi Nyata ..."
53 BAB 52 "Inisiasi Risa"
54 BAB 53 "Geger di Hutan Pinus"
55 BAB 54 "Penyelamatan"
56 BAB 55 "Kembali."
57 BAB 56 "Duri yang Bertumbuh"
58 BAB 57 "Dua Hati Terpaut"
59 BAB 58 "Kembalinya Asih"
60 BAB 59 "Dendam Asih"
61 BAB 60 "Amukan Sang Nyai"
62 BAB 61 "Sang Pecinta"
63 BAB 62 "Marabahaya"
64 BAB 63 "Musuh dalam Selimut"
65 BAB 64 "Orang Tua Tak Dikenal"
66 BAB 65 "Masih Ada Harapan"
67 BAB 66 "Perpisahan Yang Pahit"
68 BAB 67 "Sosok Tidak Dikenal"
69 BAB 68 "Sang Khodam"
70 BAB 69 "Sinyal Untuk Rio"
71 BAB 70 "Telaga Beriak Kembali"
72 BAB 71 "Jaring-Jaring Iblis"
73 BAB 72 "Bunga Mekar Di Tepi Telaga"
74 BAB 73 "Api Cemburu"
75 BAB 74 "Malapetaka"
76 BAB 75 "Firasat"
77 BAB 76 "Rencana Jahat"
78 BAB 77 "Suara Bisikan"
79 BAB 78 "Nyaris !!"
80 BAB 79 "Duel Dua Jawara"
81 BAB 80 "Amarah Sang Nyai"
82 BAB 81 "Titik Akhir"
83 BAB 82 "Gamang"
84 BAB 83 "Akhir Sang Jawara "
85 BAB 84 "Ujung Sebuah Perjalanan"
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Rumah Tua
2
BAB 1
3
BAB 2 "Waar Ben Je?"
4
BAB 3 "Telaga"
5
BAB 4 "Rio"
6
BAB 5 "Permulaan"
7
BAB 6 "Pencarian"
8
BAB 7 "Pertemuan"
9
BAB 8 "Rindu"
10
BAB 9 "Kecemasan"
11
BAB 10 "Teror"
12
BAB 11 "Hantu Wanita"
13
BAB 12 "Mang Barja"
14
BAB 13 "Perjanjian"
15
BAB 14 "Pulang"
16
BAB 15 "Orang Ketiga"
17
BAB 16 "Ujian Hati Rio"
18
BAB 17 "Menagih Janji"
19
BAB 18 "Bara Dendam"
20
BAB 19 "Sukma"
21
BAB 20 "Mayang"
22
BAB 21 "Pesan"
23
BAB 22 "Menolong"
24
BAB 23 "Tersadar"
25
BAB 24 "Terkuak"
26
BAB 25 "Saling Percaya"
27
BAB 26 "Hipnotis"
28
BAB 27 "Harga Sebuah Kepercayaan"
29
BAB 28 "Jan Hendrik Vermeer"
30
BAB 29 "Pembalasan"
31
BAB 30 "Cemburu"
32
BAB 31 "Bersemi Kembali"
33
BAB 32 "Dua Mata Merah"
34
BAB 33 "Ternoda"
35
BAB 34 "Perhatian"
36
BAB 35 "Ancaman"
37
BAB 36 "Tragis"
38
BAB 37 "Bendera Kuning"
39
BAB 38 "Menuntut Balas"
40
BAB 39 "Kyai Sodiq"
41
BAB 40 "Naga Sasra"
42
BAB 41 "Rayuan"
43
BAB 42 "Kendali Asih"
44
BAB 43 "Rio Di Mana Kamu .. ?"
45
BAB 44 "Terkungkung"
46
BAB 45 "Kyai Sodiq vs Asih"
47
BAB 46 "Pelarian"
48
BAB 47 "Kehilangan"
49
BAB 48 "Risa"
50
BAB 49 "Titik Terang"
51
BAB 50 "Selendang Hijau"
52
BAB 51 "Mimpi Jadi Nyata ..."
53
BAB 52 "Inisiasi Risa"
54
BAB 53 "Geger di Hutan Pinus"
55
BAB 54 "Penyelamatan"
56
BAB 55 "Kembali."
57
BAB 56 "Duri yang Bertumbuh"
58
BAB 57 "Dua Hati Terpaut"
59
BAB 58 "Kembalinya Asih"
60
BAB 59 "Dendam Asih"
61
BAB 60 "Amukan Sang Nyai"
62
BAB 61 "Sang Pecinta"
63
BAB 62 "Marabahaya"
64
BAB 63 "Musuh dalam Selimut"
65
BAB 64 "Orang Tua Tak Dikenal"
66
BAB 65 "Masih Ada Harapan"
67
BAB 66 "Perpisahan Yang Pahit"
68
BAB 67 "Sosok Tidak Dikenal"
69
BAB 68 "Sang Khodam"
70
BAB 69 "Sinyal Untuk Rio"
71
BAB 70 "Telaga Beriak Kembali"
72
BAB 71 "Jaring-Jaring Iblis"
73
BAB 72 "Bunga Mekar Di Tepi Telaga"
74
BAB 73 "Api Cemburu"
75
BAB 74 "Malapetaka"
76
BAB 75 "Firasat"
77
BAB 76 "Rencana Jahat"
78
BAB 77 "Suara Bisikan"
79
BAB 78 "Nyaris !!"
80
BAB 79 "Duel Dua Jawara"
81
BAB 80 "Amarah Sang Nyai"
82
BAB 81 "Titik Akhir"
83
BAB 82 "Gamang"
84
BAB 83 "Akhir Sang Jawara "
85
BAB 84 "Ujung Sebuah Perjalanan"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!