Dokter pribadi keluarga Hartono dipinta tolong untuk memantau kondisi putranya itu.
"Tolong awasi putra kami ya dok, kami khawatir dia berhalusinasi dan berbicara sendiri. Kami takut akan kondisi kejiwaan putra kami." ujar Hartono ayah Rio.
Di dalam kamar tak banyak yang dilakukan Rio, untuk sekedar keluar kamar Rio harus meminta izin dokter Abdi yang mengawasinya, selama orang tuanya pergi dan tidak ada di rumah.
Malam menjelang, dokter abdi tengah menonton televisi di ruang tamu, sesekali dokter abdi mengawasi Rio yang sedang berada di kamar, tiba-tiba dokter abdi mendengar suara air kran di kamar seberang ruang tamu menyala, dokter abdi yang sedang berdiri di depan pintu kamar Rio mencoba mengecek ke kamar mandi, saat dokter abdi sampai di depan pintu kamar mandi dokter abdi membuka pintu.
Dokter abdi terkejut bukan main saat dia membuka pintu dilihatnya kepala manusia menjulur seperti ular dari dalam bak mandi dengan kondisi raut wajah rusak parah, kedua buah bola matanya kosong dengan batang leher yang nyaris putus.
"Haaaaaaaaaa....hii..hi..hii..!!!!"
Suara tawa cekikikan membahana.
"Ha..ha..haaaaannnnnnn.....!!!!"
Dokter abdi tak sadarkan diri tergeletak di depan pintu kamar mandi.
Malam semakin larut desiran angin malam menyatu dengan suara jangkrik dan lolongan anjing liar mengalun di kejauhan.
"Aauuuuuuuuuuuuuuu..uuuuuuu. uung..Auuuuu..!!!"
Jarum jam di dinding ruang tamu berdentang satu kali menunjuk angka satu dini hari.
"Teeeennnnngggg....!!!"
Di dalam kamar. Rio mencoba mengusir rasa bosan dengan mengambil sebuah buku di dalam rak meja belajar.
"Mass ! .mass Rio !" Suara seseorang seperti berbisik memanggilnya dari luar di seberang jendela kamarnya.
Rio yang sedang membaca beberapa halaman segera berpaling ke arah samping dan membuka jendela.
"Asiihh ...!" Rio berseru senang.
"Asih kemarilah !" Ajak Rio kemudian.
Asih melihat kekiri-kanan memastikan tak ada orang disitu, dan langsung masuk menaiki jendela kamar Rio.
"Kemana kamu selama seminggu ini?" tanya Rio setelah Asih di dalam kamar. Rio rengkuh tubuh itu ke dalam pelukannya bibirnya tak henti menciumi wajah wanita yang selalu ia rindukan.
"Maaf mas Asih tahu kalau mas Rio sedang sakit, Asih hanya tidak mau mengganggumu." jawab Asih.
"Untunglah dokter abdi tak tahu kamu ada di kamarku, aku takut dia tahu dan memberi tahu ibu dan ayahku?" kata Rio cemas.
"Kamu tak usah khawatir mas, dokter abdi sedang pergi keluar sejak tadi sore." jawab Asih dengan senyum mengembang.
"Oh, syukurlah ! Mas kangen kamu Asih, mas tak ingin kamu jauh dari mas." ujar Rio.
"Asih juga mas.." jawab Asih lingkarkan kedua tangannya di bahu Rio, dekatkan kepala pemuda itu ke arahnya dan memagut bibirnya.
"Asih.." ujar Rio dengan suara serak.
"Mas Rioo.." Asih sudutkan tubuh Rio dan menghempaskannya ke pembaringan.
"Asih mencintaimu masshh.." Kata-kata manis meluncur dari bibir Asih, memandang wajah Rio yang ada dibawah pelukannya.
"Asih..."
"Ouch..mas Rioo.."
Dokter Abdi yang tak sadarkan diri ketika dirinya melihat kepala manusia berwujud seperti ular yang menjulur dari dalam bak mandi. Kembali tersadar, lalu setelah mengingat-ingat apa yang terjadi padanya hingga menyebabkan ia tak sadarkan diri, dokter abdi bergumam.
"Han..han.tu. Itu." kata dokter Abdi.
"Ap..ap..apakah aku tak salah lihat?" tanyanya dalam hati.
Dokter Abdi berdiri dan mencoba melihat kembali ke dalam kamar mandi.
"Tak ada siapa-siapa? Tadi aku lihat jelas sekali di dalam bak mandi ada sesuatu keluar dari sana?" Dokter Abdi memandang kesekeliling. Namun, dokter Abdi tak menemukan apa yang dicarinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments