Tanpa sadar Rio memagut mulut ranum milik Asih yang dibalas Asih dengan penuh mesra, Rio merebahkan tubuh Asih di pembaringan.
"Mas..Rio.Ouchh.."
Selanjutnya pergumulan yang mereka lakukan sebelumnya terjadi kembali.
Menjelang pagi hari kokok ayam mulai terdengar disana-sini, ketika terbangun Rio sudah terbaring di tepi telaga pakaian yang dikenakannya masih utuh seperti malam tadi.
"Di mana aku?"
Rio mengerjapkan matanya alangkah kagetnya dia saat itu ketika ia tahu tertidur seorang diri dengan memeluk batang pohon pisang, ia ingat jelas jika malam tadi ia tertidur dengan memeluk tubuh polos Asih yang tertidur disampingnya.
"Asih..Asih.!"
Rio mencari-cari kepalanya menoleh ke kiri-kanan. Namun, wanita cantik yang semalam tidur bersamanya sudah tak ada disebelahnya lagi.
"Sungguh pengalaman yang aneh." Rio berpikir dalam hati. Tetapi, tak lama kemudian Rio tersenyum mengingat kejadian semalam yang baru dialaminya.
Ketika hendak beranjak bangung Rio menginjak sesuatu.
"Apa ini? kertas?" Rio membuka kertas berwarna coklat muda yang diikat sebuah tali dari benang, saat Rio membuka kertas tampak ada sebuah tulisan tangan tertera di sana.
"Mas Rio terima kasih atas perhatiannya telah sudi mengantar Asih. Malam tadi sungguh indah.."
Rio tersenyum membaca tulisan itu.
"Asih.." Rio tertegun.
Esoknya Rio sengaja tidak masuk kerja ia berniat menemui Asih di kediamannya, lalu pagi-pagi sekali Rio telah beranjak berangkat, menuju tempat yang ditunjukan Asih semalam.
Sampai di tempat tujuan Rio heran rumah tempat kediaman Asih di tepi telaga yang semalam dilihatnya bersama Asih kini sudah tak ada lagi, hanya tumbuhan semak belukar terlihat disana-sini.
Rio yakin terdapat rumah kecil yang berdiri persis di tepi telaga.
"Hm, aku yakin semalam terdapat rumah di sekitar sini? Apa sudah dibongkar pemiliknya?" Rio masih bertanya-tanya.
Saat Rio tengah termenung, ada suara seseorang menyapanya.
"Maaf den, aden cari siapa?" tanya seorang bapak yang barusan bertanya, orang tua berumur sekira 50 tahunan mengenakan pakaian atasan semacam beskap dengan belahan dada terbuka dan bawahan celana pangsi dengan ikat pinggang besar. terlihat gagang golok menyembul terselip dibalik ikat pinggangnya.
"Eh, maaf pak. Apa bapak tahu dimana letak rumah yang berada di tepian telaga sana?" Rio bertanya.
"Semalam saya masih sempat melihat ada rumah disitu. Pagi ini saya berniat kembali kesini. Tapi sekarang rumah itu sudah tak tampak lagi, apa sudah dibongkar sama pemiliknya?"
"Apakah aden ini orang yang bernama nak Rio?" si bapak bertanya.
"Ah, iya saya sendiri. Kok Bapak tahu nama saya? Bapak sendiri namanya siapa?" jawab Rio.
"Saya tahu dari majikan saya, dan den Rio boleh panggil saya Mang Barja."
"Siapa nama majikan Bapak?"
"Non Asih."
Rio terperanjat mendengar penjelasan si bapak barusan, Rio ingat pengalamannya semalam.
"Jangan-jangan mang barja tahu saya dan Asih?"
Rio bergumam dalam hati.
"Den Rio, semalam majikan saya lupa memberi pesan sama den Rio, jika nanti den Rio mencarinya den Rio bisa titip pesan sama saya." terang mang Barja.
"Lalu Bapak tahu sekarang Asih pindah ke mana?" tanya Rio ingin tahu.
"Saat ini saya tidak bisa memberi tahu, nanti saya akan menemui den Rio." terang mang Barja.
"Saya pamit dulu den."
"Mang Barja ..!!" Panggil Rio.
Rio hendak mengejar mang barja. Namun, yang dikejar sudah berlalu semakin jauh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Min Mey
wah arwah barja jg msh setia sm mjiknya asih
2024-03-07
0