"Mbak Asiihh..!!" Rio mencari-cari .."
Rio bingung dan mencari-cari kemana perginya wanita yang bercakap-cakap dengannya.
"Aneh, kemana perginya? Ah, mungkin dia tidak mau orang lain mengetahui kehidupannya.
Setelah Rio tidak menemukan wanita yang bernama Asih yang barusan mengobrol dengannya, akhirnya Rio memutuskan untuk pulang.
Udara di kawasan perkebunan memang berhawa sejuk seperti malam itu, kerlap-kerlip lampu-lampu rumah penduduk terlihat di ketinggian bukit begitu indah layaknya rumah-rumah di Eropa.
Rio yang duduk di teras rumah tengah menikmati secangkir kopi hitam pahit kesukaannya, antara sadar dan tidak sepintas Rio melihat wanita berperawakan agak tinggi semampai memakai gaun berwarna putih gading melintas di halaman depan teras tempat dia duduk.
Rio menyipitkan kedua matanya, ingin tahu lebih jelas siapa gerangan wanita yang saat itu melintas dihadapannya, setelah ia yakin kalau wanita yang ia perhatikan itu seperti wanita yang ia temui tadi siang barulah Rio menyeru dan memanggil.
"Mbak Asih !" Seru Rio.
Wanita yang dipanggil lantas menoleh.
"Eh, mas Rio." jawab wanita itu tersenyum manis pada Rio yang ternyata Asih.
"Sedang apa mbak malam-malam begini sendirian, tadi siang ke mana kok, tiba-tiba pergi?" Rio bertanya.
"Ah, saya hanya jalan-jalan saja mas, maaf waktu itu saya lupa bilang sama mas, saya tiba-tiba teringat ibu saya ditinggal sendirian di rumah jadi saya buru-buru pergi. Mas Rio kok, belum tidur?" Asih bertanya.
"Oh. Begitu. Em, Saya sudah biasa minum kopi dan duduk-duduk disini, nyari udara segar." jawab Rio.
"Em, Oh iya. kalau begitu saya pamit pulang dulu mas, mari." balas Asih hendak berlalu, tetapi ..."
Langkah Asih tertahan, saat itu sebelah tangan Rio telah menggenggam tangan Asih menahan agar ia jangan dulu pergi.
"Em, ada apa mas? Ada yang hendak mas bicarakan?" tanya Asih memandang lekat-lekat wajah Rio dengan senyum tersungging.
"Ah, tidak. Boleh mas anterin?" Rio bertanya menawarkan diri.
Asih tersenyum dan hanya anggukan kepalanya.
"Kalau boleh tahu, memangnya mbak Asih tinggal di mana?"
Asih hanya menunjuk sebuah rumah kecil yang tidak terlalu jauh dari rumah besar tempat Rio tinggal.
Lalu keduanya berjalan berdampingan menuju ke rumah kecil arah tempat yang ditunjukan Asih.
Rio terbangun di sebuah kamar, mendapati dirinya tengah terbaring menghadap jendela dalam pembaringan berkelambu ciri khas pembaringan tempo dulu, kedua matanya memandang langit-langit. Dia ingat malam tadi dirinya mengantar pulang Asih. ketika tersadar Rio menoleh ke kiri. Rio terkejut saat itu ia mengetahui di sampingnya tengah tertidur seorang wanita dengan keadaan tubuh polos berselimut sebatas dada.
"Mbak Asih.!" Kejut Rio.
Wanita yang terbaring dalam keadaan polos disampingnya menoleh.
"Eh, mas kau sudah bangun?" tanya Asih, tersenyum, lalu bangunkan tubuhnya disamping Rio.
"A - Apa. Kita telah?" Rio tak teruskan kalimatnya.
"Kau menyesal mas?" tanya Asih rangkulkan tangannya memeluk Rio dengan manja.
"Em, tidak. Ak - Aku. Hanya tak percaya kita melakukannya, Rio masih tertegun.
"Jika kau menyesal atas apa yang telah kita lakukan. Lupakan saja anggap saja kita tidak pernah bertemu." Asih lepaskan rangkulan tangannya, tundukan wajahnya kedua telapak tangannya menutupi wajah yang matanya mulai sembab.
Rio yang mengetahui wanita disampingnya terisak segera memeluknya.
"Maafkan mas, mas bukan bermaksud menyinggung perasaanmu." hibur Rio.
"Sebenarnya saat pertamakali mas bertemu denganmu mas sudah memendam rasa, mas sudah jatuh cinta padamu, hanya mas tak menyangka akan secepat ini kita ..." Rio angkat dagu Asih, memandang lekat-lekat wanita itu.
Asih balas memandang dan .....
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
mary dice
kenapa jadi ketok magic??????
2025-02-06
0
Min Mey
rio itu demit io istgfar😊
2024-03-07
0