Perkebunan teh yang menghampar di kawasan puncak saat ini dikelola oleh keluarga Rio. Ayah Rio bapak Hartono ditugasi atasannya untuk mengelola perkebunan peninggalan Jan Hendrik Vermeer yang sejak era kemerdekaan beralih tangan ke pihak indonesia dan dibeli oleh pengusaha pribumi untuk mendirikan sebuah pabrik pengolahan berbahan baku teh.
Keluarga Rio menempati rumah yang dulu menjadi tempat kediaman Jan Hendrik Vermeer bersama istrinya Asih.
Kondisi rumah yang sebelumnya dalam keadaan tak terawat dan terbengkalai di renovasi oleh keluarga Rio, hingga menjadi seperti sedia kala.
Pagi itu Rio menyempatkan diri untuk berjalan-jalan menyusuri jalanan perkebunan sekalian melihat para pekerja pemetik teh yang tengah bekerja.
"Hmm. Sejuk sekali udara di sini." gumam Rio menarik nafas meresapi kesejukan udara perkebunan.
"Joging den?" sapa salah seorang pekerja pemetik teh pada Rio.
"Eh, iya. Bu." jawab Rio dengan tersenyum ramah.
Para ibu-ibu pemetik teh yang tengah bekerja saling berbisik satu sama lain.
"Iihh, ni kasép kitu nya budak téh." Kata salah satu pekerja pada kawan disampingnya.
"Enya nya, jeung soméah deui." balas kawannya yang lain.
Rio mendengar sekilas para ibu-ibu pemetik teh berbisik-bisik membicarakannya, hanya tersenyum.
"Mari bu. Saya pergi dulu?" Rio pamit kepada ibu-ibu pemetik teh, yang dibalas oleh para ibu-ibu.
Seperti biasa setelah berlari pagi. Rio selalu melalui jalan setapak ke arah telaga yang menyambung ke jalan di belakang samping rumahnya.
Saat berlari-lari kecil Rio melihat perempuan memakai pakaian khas wanita desa tahun 60-80an yang sedang berdiri termenung di tepi telaga, rambutnya riap-riapan diterpa angin telaga yang berhembus. Pandangannya tertuju ke tengah telaga, entah apa yang sedang ia lihat.
Ketika jarak larinya dengan sang wanita agak dekat Rio menghampiri dan menyapa wanita yang tengah berdiri itu dengan ramah.
"Permisi, maaf mbak. apa ada sesuatu yang sedang mbak cari?" Rio bertanya.
"Em, mungkin mbak tersesat dan hendak pulang? kalau mbak sudi mari saya antar?" Rio bertanya lagi dan menawarkan bantuan.
Wanita yang ditanya hanya terdiam tak bergeming, pandangannya masih seperti tadi tertuju ke tengah telaga.
Karena yang ditanya tidak membalas pertanyaanya Rio memutuskan untuk pulang.
"Kalau begitu saya pamit dulu mbak. Mari." Pamit Rio. Ketika ia membalikan tubuhnya, wanita itu keluarkan suara.
"Tunggu mas ! Seru wanita itu kemudian.
"Eh, iya mbak." Sahut Rio, dan berhenti lalu menoleh ke arah wanita yang menyerunya. Ketika wanita itu berbalik dan menoleh ke aranya, Rio terkesima dengan kecantikan wanita yang belum pernah ia kenal.
"Mas, siapa?" tanya wanita itu, tersenyum.
"Em, saya Rio mbak. Mbak sendiri siapa?" balas Rio, pandangan Rio tak henti mengagumi kecantikan wanita dihadapannya, wanita itu anggun sekali, dengan gaun kebaya putih dan bawahan kain motif batik yang saat itu dikenakannya, kontras dengan kulitnya yang putih.
"Saya Asih, mas Rio baru ya tinggal di sini? Asih tidak pernah melihat?" Tanya Asih kemudian.
"Em, iya saya baru dua bulan tinggal di sini." balas Rio.
"Mas Rio tinggal dimana?" tanya Asih.
"Saya tinggal di rumah besar dekat perkebunan sana, mbak. Mbak Asih sendiri tinggal di mana?" Jawab Rio dengan menunjuk sebuah rumah besar tua dengan gaya era kolonial.
Saat Rio bertanya demikian raut wajah Asih berubah murung dan menundukan kepalanya, lalu terisak.
Rio yang mengetahui lawan bicaranya tiba-tiba menangis segera menghampiri.
"Kenapa mbak, ada yang salah dengan pertanyaan saya?"
"Tidak mas, mas Rio tidak salah. Saya hanya sedih mengingat rumah besar itu." balas Asih yang masih terisak, menunjuk arah rumah besar yang dimaksud.
Rio menoleh arah telunjuk Asih, dan hendak bertanya lagi.
"Memangnya mbak Asih punya kenangan apa tentang rumah itu?"
Saat Rio selesai berkata demikian. Wanita yang mengaku bernama Asih sudah menghilang dari hadapannya.
.... Mbak Asiih..!!" Rio mencari-cari ..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Min Mey
ah s rio liat cwe cntik nagkring sndiri aj mau ngntrin plang gilirn emak" pemetik cm dada doang😊
2024-03-07
1