Asih hanya bisa menangis pasrah, deraian air mata membasahi pipinya yang halus, tatkala menahan siksaan yang sedang dialaminya betapa tidak, -tangan yang kuat wajah-wajah yang sangar dan tubuh-tubuh kekar yang saat itu menindih tubuh lemahnya membuat Asih tak bisa melawan, suara lenguhan disertai erangan hanya sekedar siksa bagi Asih. Gaun tidur menerawang yang dikenakannya terkoyak disana-sini tak karuan rupa. Hentakan demi hentakan dibagian bawah tubuhnya membuat Asih lambat laun tak sadarkan diri ia pingsan saat itu.
"He..he ! Ternyata Nyai ini legit juga, pantes si meneer demen. Ha..ha.!"
"Hei ! Somad ! Lihat dia sampe kejer.Ha..ha.!"
"Biarin mungkin dia ke enakan kita kerjain ampe tidur tuh ! Ha..ha..ha.!"
Begitulah suara-suara dua durjana selepas melepaskan nafsu bejatnya pada Asih, yang menyatroni rumah tuan Hendrik Vermeer suaminya.
Setelah membuat Asih tak sadarkan diri dua rampok lantas mengambil beberapa barang berharga yang ada di rumah itu, kemudian kabur, meninggalkan luka bagi Asih.
Ternyata saat dua rampok menyatroni rumah dan memperkosa Asih, dua rampok terlebih dulu membuat dua pelayan tuan hendrik sang babu dan centeng yang menjaga rumah tak berkutik sang babu tewas dengan luka di perut dan centeng yang menjaga rumah tewas dengan tubuh tergantung di pohon di samping rumah gedong itu, hal itulah yang membuat dua rampok leluasa memperdaya Asih.
Esok harinya rumah megah yang tak jauh dari telaga itu di gegerkan dengan penemuan jasad dua orang pelayan tuan hendrik yang kondisinya sangat mengenaskan, dan beberapa barang berharga di rumah itu raib digondol sang rampok.
Tuan hendrik tak kuasa menahan kesedihan atas kejadian yang menimpanya. Para petugas Polisi dari Veldpolitie menyelidiki kasus itu, hanya jasad kedua pelayan tuan hendrik yang sudah di identifikasi, sedang Asih istri dari tuan hendrik masih belum ditemukan. Polisi kesulitan untuk mengungkap terkait menghilangnya Asih. Polisi masih dalam penyelidikan dan belum bisa menyimpulkan atas raibnya Asih istri dari tuan hendrik di malam kejadian naas.
"Um, meneer Hendrik. ik saat ini belum bisa itu cari dimana Nyai, ik masih selidik itu je punya istri." Kata Inspektur Kommers.
"Dank u wel, meneer." Balas tuan Hendrik, yang masih menahan kesedihan.
Setelah para petugas Veldpolitie meninggalkan rumah kediaman tuan hendrik, tuan hendrik berusaha tegar atas tragedi pilu semalam.
"Asiiiihhhh..Waar ben je.!!"
Tuan hendrik meluapkan kepedihan yang mengiris hatinya.
"Asiiiiihhhhh......!!!!"
Tahun berganti menginjak satu tahun atas menghilangnya Asih. Tuan Hendrik lambat laun menjadi rapuh, dan suka sakitan-sakitan. Hampir tiap malam tuan hendrik akrab dan larut dengan alkohol tenggelam dalam lamunan, hingga usaha perkebunan tehnya terbengkalai tak terurus.
Petugas polisi yang menangani kasus Asih sudah tidak mampu mengungkapnya, kasusnya berjalan ditempat dan tidak ada kemajuan yang berarti.
Inspektur Kommers melaporkan hasil penyelidikannya pada tuan hendrik bahwa kasus menghilangnya Asih akan ditutup oleh pihak kepolisan.
Tuan hendrik tak bisa berbuat apa-apa lagi, ia sudah pasrah akan kenyataan pahit yang menimpa, mungkin sudah takdir untuknya.
Karena rumah itu mengingatkannya pada Asih tuan hendrik menjual semua aset yang ia punya termasuk perkebunan yang ia kelola, lalu tuan hendrik pindah ke Batavia dan tinggal disana hingga kematiannya.
***
... Setelah tersadar akhirnya Asih ..
_________________
. Waar Ben Je ? ( Kamu ada di mana ? )
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments