Suamiku Mantan Adikku

Suamiku Mantan Adikku

Pamit.

" Sudah sayang nangisnya kasihan Ayah kalau kamu nangis terus, nanti kasurnya jadi basah semua lho, coba kamu mau tidur dimana." Pinta Dion sedikit menggoda demi menenangkan sang pujaan hati.

Ya sejak di kabari jika Ayah kandungnya meninggal beberapa menit yang lalu, gadis yang bernama lengkap Indah Ayu Mentari itu terus saja menangis di dalam kamarnya.

Dan kekasihnya lah yang sedari tadi menemani lewat sambungan video call. " Nggak lucu!" Sungut Tari sedang tidak ingin bercanda.

Beberapa saat kemudian, panggilan itupun terputus dengan sendirinya. Entah pukul berapa Tari tertidur karena mungkin kecapekan bekerja di siang hari lalu malamnya letih karena menangis.

Sambil menunggu pagi hari tiba setelah menunaikan ibadah malamnya ia membaca kitap suci untuk membacakan doa yasin untuk Ayahandanya.

Saat ini ia sedang berada di luar pulau, jadi tidak memungkin untuknya untuk bisa langsung kembali pulang ke rumahnya untuk berkumpul bersama keluarga.

Tari sudah hampir lima tahun merantau di pulau ini, ia sudah pernah pulang ke kampung halamannya namun itu sudah setahun yang lalu. Sebab di pulau ini ia ikut Pamannya yang memang dulunya pernah merantau kesini dan sekarang bahkan sudah berkeluarga dengan warga asli suku pulau ini.

Tari berniat akan berangkat pagi pagi sekali ke bandara untuk mencari tiket, semoga saja ia mendapatkan penerbangan cepat pagi ini.

Tadi malam sang kekasih mengabari jika dirinya akan berangkat setelah subuh dari kontrakannya sana yang jaraknya lumayan jauh dari tempatnya saat ini.

Ya Tari dan kekasihnya tinggal berbeda kota, dan jarang sekali bertemu hanya lewat sambungan udara lah mereka berkomunikasi selama ini.

Namun jika sang kekasih tidak sengaja mengantar barang kiriman ke kota ini, mereka akan bertemu walau hanya sebentar saja untuk melepas rindu.

Setelah ibadah subuh, Tari pun hendak pergi ke tempatnya bekerja untuk sekedar berpamitan kepada Bossnya, sebab memang keadaannya yang serba mendadak.

Hanya berjalan kaki lima menit saja, Tari sudah sampai ke tempatnya bekerja sekaligus rumah sang Boss, memang Tari sengaja mencari kontrakan di dekat tempat kerjaanya agar tidak memerlukan kendaraan lagi.

Untungnya hari masih terlalu pagi dan juga di luar masih gelap, sehingga para warga sekitar tidak akan melihat wajah cantiknya yang saat ini sudah pasti sembab karena menangis semalaman suntuk.

Sebelum masuk ia menatap sendu ke arah rolling door toko yang tertutup rapat, tempat kerjanya yang berada tepat di samping rumah Bossnya. Kerja yang sudah hampir tiga tahun ia nikmati setelah pindah dari tempat kerjanya yang lama.

Rasanya sedih harus berhenti bekerja karena hal mendesak seperti ini..

Karena tidak ingin terlalu lama mengulur waktu, Tari segera melangkah hingga teras depan lalu mengucapkan salam dari luar.

" Assalamualaikum.. Yuk Rahma." Ucapnya pelan dengan suara sengaunya.

Tak lama muncullah seorang wanita yang sudah tidak muda lagi, bahkan sudah di karuniai empat orang anak laki laki dan satu anak perempuan. Dia lah Rahma wanita yang tidak lain adalah Boss nya Tari.

" Eh, Waalaikumsalam, Tar. Tumben subuh subuh sudah kesini, ada apa?" Tanyanya yang pasti bingung melihat karyawannya datang sepagi ini.

" Eh, tunggu! Itu kenapa wajah kamu?! Kamu habis menangis ya, berantem lagi?" Selidiknya curiga dengan menyipitkan kedua matanya indahnya.

Rahma tentu saja mengira Tari sedang berantem dengan kekasihnya. Sebab bukan sekali dua kali saja Tari dan Dion bertengkar. Dan kepada sang Bossnya lah terkadang Tari jadikan tempat curhat.

" Eh, ,maafkan Tari Yuk, Tari baik baik saha kok dengan Bang Dion, sebenarnya kedatangan Tari kesini untuk berpamitan. Tari mau pulang ke jawa, Ayah Tari.." Ada jeda sesaat untuk menghirup udara dari hidungnya yang tersumbat. "Ayah Tari meninggal tadi malam Yuk..hiks, hiks,," Dengan sekuat tenaga Tari menahan air matanya agar tidak kembali tumpah, bahkan suaranya sudah terdengar sesenggukan, tapi Tari mencoba untuk menjelaskan maksud kedatangannya.

" Innalillahi wainna ilaihi roji'un.. Ayo masuk, duduk dulu, Ayuk ambilkan minum." Bergegas wanita yang di panggil Yuk Rahma oleh Tari itu berlari ke dapur.

" Ini minum dulu." Ujarnya seraya menyodorkan segelas air putih.

Lalu setelah tenang, Rahma pun kembali bertanya pada Tari karyawannya, yang sepertinya sebentar lagi akan menjadi mantan karyawannya.

" Ayahmu sakit apa? Terus ini kapan berangkat? Nanti naik apa ke bandaranya?" Sang Boss bertanya begitu lembut, bahkan menatap Tari penuh Iba.

Rahma tidak tahu pasti bagaimana perasaannya Tari setelah mendengar kabar duka ini, sebab Ayah kandungnya sendiri masih hidup bahkan sehat walafiat, jadi Rahma tentu belum bisa merasakannya.

Yang Rahma tahu, saat ini Tari pasti sangat terluka dan juga hancur. Dan ia juga tahu pasti usia Ayahnya Tari lebih muda dari Ayahnya sebab Tari anak sulung, sementara dirinya anak ke tiga dari enam bersaudara. Sambil menunggu Tari tenang ia beranjak ke kamarnya entah sedang apa.

" Tari tahunya Ayah nggak sakit apa apa Yuk, Tari juga nggak di kasih tahu pasti. Sebentar lagi Bang Dion akan menjemput Tari dan mengantarkannya ke Bandara." Jawab Tari setelah Bossnya sudah kembali duduk di sampingnya.

" Begitu, gimana kalau di antar Ayuk dan Bang Tomi saja biar lebih cepat sampai?" Tawar sang Bossnya yang sepertinya berat kehilangan satu karyawannya ini.

Memang Rahma akui Tari adalah gadis yang sangat jujur selama bekerja dengannya kurang lebih hampir tiga tahun ini, kerjanya juga cekatan tentu saja ia sudah sesayang itu padanya, tapi mau bagaimana lagi bagi Tari keluarga tetap nomor satu, begitupun dengannya.

" Maaf Yuk bukannya tidak mau, tapi Tari sudah terlanjur janjian dengan Bang Dion, dan sekali lagi Tari mau minta maaf jika selama ini Tari ada salah sama Ayuk dan juga Abang Tomi selama bekerja disini." Jawab Tari merasa tidak enak hati.

" Baiklah titip salam buat keluargamu di rumah. Apa kamu sudah mengabari Pamanmu yang di sini?" Rahma semakin iba saat melihat Tari menggelengkan kepalanya.

Dan tentunya Rahma juga mengenal kekasih Tari yang selama ini sering gadis itu ceritakan padanya.

" Mungkin nanti Yuk, Tari belum sempat. Kalau begitu Tari pamit Yuk, salam buat Bang Tomi beserta keluarga Ayuk dan juga teman teman." Tari langsung berdiri bersiap melangkah pergi.

" Iya sama sama Ayuk juga minta maaf sekeluarga kalau ada salah sama kamu ya Tar. Nanti Ayuk sampaikan, ini gajimu bulan ini dan untuk pesangon, mungkin tidak banyak tapi semoga bermanfaat." Rahma menyalipkan satu amplop putih lagi bersama amplop gaji Tari.

" Waduh, maaf jadi ngerepotin Ayuk."

" Tidak repot kok. Turut berduka cita ya, kamu yang sabar, Ayuk tahu kamu gadis yang kuat. Hati hati di jalan moga sampai rumah dengan selamat, jangan berhenti berdoa." Keduanya melangkah beriringan sampai depan teras.

" Aamiin, terima kasih banyak Yuk, Tari pamit, Assalamualaikum." Tari bergegas berjalan cepat bahkan sebelum mendengar balasan salam dari mantan Bossnya. Rahma pun sadar pasti gadis itu sangat kalut saat ini.

Semoga kamu kuat Tari,, Ayuk hanya bisa mendoakan untukmu.. Semoga kamu selalu jadi wanita yang kuat dan sabar.

Sesampainya di depan kontrakan, sang kekasih rupanya sudah sampai dan menunggu di atas motor. Bahkan kekasih Adiknya juga ikut kesini. Lalu ketiganya bergerak cepat untuk segera sampai ke bandara.

Setengah jam kemudian ketiganya berlari lari masuk untuk mendapatkan tiket. Namun sayang seribu sayang, rupanya penerbangan tercepat ke kota besar Tari sudah berangkat pukul tiga pagi tadi. Dan kabarnya penerbangan berikutnya pukul setengah dua belas siang nanti.

Tari melangkah dengan lemas kearah ruang tunggu beserta Dion dan juga Anto. Ketiganya

" Huff,, Sabar lima jam lagi. " Seru Anton kekasih dari adikku Aya yang semakin lemas, padahal seharusnya akulah disini yang harusnya lemas.

" Eh ngomong ngomong Ayah sakit apa sih Mbak Tari?" Tanya Anto yang penasaran. Begitupun dengan Dion saat tidak sengaja tatapan mereka bertemu.

Huff...

.tbc

Assalamualaikum.. terima kasih sudah mampir di karyaku yang ke enam ini.

Minta dukungan dari semuanya ya, terima kasih.. 🙏🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!