Bab Lima Belas

"Ternyata Mas Aksa jauh lebih ganteng jika tersenyum begitu," ucap Ghendis.

Ucapan gadis itu membuat senyum Aksa langsung hilang. Ghendis menutup mulutnya menyadari ucapannya.

Ghendis langsung menunduk dan melanjutkan makan buah yang ada di hadapannya. Dia tak berani memandang Aksa lagi. Takut pria itu marah mendengar ucapannya tadi.

Setelah makan, gadis itu masuk ke kamar mandi. Dia memukul dahinya.

"Apa-apaan sih kamu, Ghendis? Kamu jangan sok akrab. Dia bukan Dicky yang bisa kamu ajak becanda," gumam Ghendis pada dirinya sendiri.

Setelah menggosok gigi dan membasuh wajahnya, Ghendis lalu keluar dari kamar mandi. Dia ingin mengambil tasnya.

"Mas, aku mau anu ...," ucap Ghendis gugup. Tas dia berada di kursi yang Aksa duduki.

"Mau anu, anu apa?" tanya Aksa dengan suara penuh tanda tanya. Dia tak mengerti apa maksud gadis itu.

"Itu, Mas ...," tunjuk Ghendis ke arah kursi. Tapi Aksa yang salah mengartikan mengira Ghendis menunjuk ke arah Jerry miliknya. Dia langsung menutup aset berharga miliknya. Hal itu tentu membuat gadis itu malu. Dia bukan menunjuk milik kakak iparnya itu tapi tas miliknya yang berada di belakang pria itu.

"Jangan main-main kamu, Ghendis," balas Aksa.

"Mas, aku ingin mengambil tas aku yang kamu duduki," ucap Ghendis akhirnya.

Aksa baru menyadari jika dia menduduki tas gadis itu. Dia lalu berdiri dan memberikan pada Ghendis. Keduanya jadi malu karena salah menduga.

Ghendis meraih tasnya dari tangan Aksa. Dia mendekati pria itu dan berbisik. "Makanya jangan berpikir ngeres. Kelamaan nganggur sih, jadi pengen'kan," ucap Ghendis sambil tersenyum.

Mendengar ucapan Ghendis, Aksa mengepalkan tangannya. Menahan emosi. Dia tak percaya jika gadis itu berani meledeknya.

Ghendis duduk di sofa dengan mengangkat sebelah kakinya sehingga kembali pahanya terekspos. Gadis itu tak menyadari jika pandangan mata Aksa tak berkedip ke arahnya.

Setelah berdandan, dia berdiri dihadapan Aksa. Tubuhnya menyebarkan bau wangi bunga yang lembut.

"Aku duduk di mana?" tanya Ghendis. Kursi yang dia tempati tadi, saat ini di duduki Aksa. Pria itu terdiam, tampak berpikir. Dia lalu berdiri dan mengambil satu kursi dan meletakan di samping kursi kebesarannya.

"Duduk di sini!" ucap Aksa menunjuk kursi itu.

Ghendis memandangi kursi itu dengan mata melotot. Dia harus duduk di samping es kutup utara itu. Apa bisa konsentrasi jika berdekatan begitu? Pikir Ghendis dalam hatinya.

Ghendis membuka kembali laporan keuangan itu hingga dia melupakan kehadiran Aksa di sampingnya. Gadis itu tampak serius mengerjakan semuanya. Begitu juga dengan Aksa, dia juga sibuk dengan berkasnya.

Saat Aksa selesai mengerjakan semua, dia merasa lelah. Mencoba memejamkan mata dengan tidur duduk saja.

Hingga jam lima sore, separuh dari laporan telah di selesaikan Ghendis. Dia melihat ke arah Aksa. Pria itu tampak terlelap. Dia lalu membereskan semua berkas. Setelah meja rapi, gadjs itu mendekati Aksa. Membangunkan pria itu.

"Mas, bangun ...!" ucap Ghendis sambil mengguncang lengan Aksa dengan pelan.

Cukup lama dia mencoba membangunkan, tapi tak berhasil. Ghendis lalu mendekati wajahnya ke telinga pria itu untuk mengagetkannya. Namun, belum sempat dia bersuara, Aksa membuka matanya sehingga wajah mereka begitu dekat. Mata mereka bertemu dan saling menatap tanpa kedip. Beberapa saat mereka terdiam dan akhirnya tersadar.

Ghendis menegakkan kepala. Dan mengalihkan pandangan ke tempat lain.

"Sudah jam lima, Mas. Apa kita bisa pulang sekarang?" tanya Ghendis untuk menghilangkan kegugupan.

Aksa berdiri dari duduknya. Melihat meja telah bersih. Dia lalu berjalan meninggalkan ruangan tanpa bicara. Ghendis mengikuti dari belakang.

"Mas kita jemput Alice dulu'kan?" tanya Ghendis saat berada di mobil.

"Kita langsung pulang saja. Kamu pasti telah capek. Biar Alice dengan mama saja malam ini," jawab Aksa. Dia terus menjalankan mobil membelah jalanan.

"Kita jemput saja Alice, Mas. Aku tak capek. Kasihan mama kalau harus menjaga Alice. Mama sudah tidak waktunya menjaga anak. Aku tak apa, Alice tak akan membuat aku capek," jawab Ghendis.

"Tapi kamu pasti butuh istirahat," balas Aksa.

"Tak apa, Mas. Aku lebih kasihan sama Mama jika Alice sering menginap di sana. Mama yang butuh istirahat," jawab Ghendis keukeh tetap ingin menjemput Alice.

"Oke ...." Hanya itu jawaban yang keluar dari bibir Aksa.

Dia lalu memutar mobil ke jalan menuju rumah sang mama. Jalanan macet membuat mereka sampai di rumah mama setelah magrib.

Keduanya lalu menuju meja makan karena bibi mengatakan jika mama sedang menyuapi Alice di dapur. Mama tersenyum melihat kedua anak menantunya.

"Mimi ...," panggil Alice dengan suara riang.

"Apa kabar sayangnya Mimi?" tanya Ghendis. Dia mendekati bocah itu dan menghujani dengan ciuman di seluruh bagian wajahnya.

"Mimi makan ...?" tanya Alice.

"Ghendis, Aksa, duduklah. Kita makan bareng. Mama tak tahu jika kalian akan menjemput Alice. Mama pikir akan menginap di sini selama Ghendis bekerja membantu kamu," ucap Mama Reni.

"Ghendis yang bersikeras menjemput. Dia tak mau mama capek dan kurang istirahat," jawab Aksa. Dia mengambil nasi dan lauk dan langsung menyantapnya.

"Terima kasih, Nak. Kamu masih saja memikirkan mama, padahal mama yakin kamu capek saat ini."

"Ma, Alice itu anakku. Aku yang berkewajiban menjaga dan merawatnya. Aku tak mau merepotkan mama," balas Ghendis.

"Beruntung mama memiliki kamu sebagai menantu. Ada menantu yang justru sengaja menjadikan mertuanya baby sitter karena tak ingin mengeluarkan uang untuk membayar," ucap Mama Reni.

Aksa yang sibuk dengan makanannya tetap menguping obrolan kedua orang itu. Dia bisa menyimpulkan jika Ghendis ini tak akan pernah merepotkan mamanya. Dia wanita yang sangat lembut dan perhatian, tak suka merepotkan orang selagi mampu melakukan sendiri.

Setelah makan keduanya lalu pamit. Saat Aksa menyalami mamanya, wanita itu memberikan sedikit wejangan.

"Kamu lihat sendiri bagaimana sikap istrimu. Dia bukan wanita egois, selalu memikirkan orang lain. Bersyukur kamu memilikinya. Ingat pesan mama ini, jangan pernah kau sakiti hatinya. Kelak kau akan menyesal jika dia pergi, karena mencari wanita tulus itu susah. Padahal dia masih muda dan cantik, bisa saja dia dapat yang lebih darimu jika dia mau. Tapi dia memilih mengabdikan diri untuk menjaga Alice. Cucu mama berada di tangan wanita yang tepat, kamu harus menjaganya jangan sampai dia pergi," nasehat Mama Reni.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

apa diruangan ceo gak ada sofa buat nerima tamu selain kursi direktur kok ghendis bingung mau duduk dmn

2024-11-20

0

there

there

kan malu sendiri kan lu 😂

2024-12-09

0

aryuu

aryuu

dengerin tuh Aksa anj**g

2024-11-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Tiga Puluh Dua
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Promo Novel Terbaru
36 Bab Tiga Puluh Lima
37 Bab Tiga Puluh Enam
38 Bab Tiga Puluh Tujuh
39 Bab Tiga Puluh Delapan
40 Bab Tiga Puluh Sembilan
41 Bab Empat Puluh
42 Bab Empat Puluh Satu
43 Bab Empat Puluh Dua
44 Bab Empat Puluh Tiga
45 Bab Empat Puluh Empat
46 Bab Empat Puluh Lima
47 Bab Empat Puluh Enam
48 Bab Empat Puluh Tujuh
49 Bab Empat Puluh Delapan
50 Bab Empat Puluh Sembilan
51 Bab Lima Puluh
52 Bab Lima Puluh Satu
53 Bab Lima Puluh Dua
54 Bab Lima Puluh Tiga
55 Bab Lima Puluh Empat
56 Bab Lima Puluh Lima
57 Bab Lima Puluh Enam
58 Bab Lima Puluh Tujuh
59 Bab Lima Puluh Delapan
60 Bab Lima Puluh Sembilan
61 Bab Enam Puluh
62 Bab Enam Puluh Satu
63 Bab Enam Puluh Dua
64 Bab Enam Puluh Tiga
65 Bab Enam Puluh Empat
66 Bab Enam Puluh Lima
67 Bab Enam Puluh Enam
68 Bab Enam Puluh Tujuh
69 Bab Enam Puluh Delapan
70 Bab Enam Puluh Sembilan
71 Bab Tujuh Puluh
72 Bab Tujuh Puluh Satu
73 Bab Tujuh Puluh Dua
74 Bab Tujuh Puluh Tiga
75 Bab Tujuh Puluh Empat
76 Bab Tujuh Puluh Lima
77 Bab Tujuh Puluh Enam
78 Bab Tujuh Puluh Tujuh
79 Bab Tujuh Puluh Delapan
80 Bab Tujuh Puluh Sembilan
81 Bab Delapan Puluh
82 Bab Delapan Puluh Satu
83 Bab Delapan Puluh Dua
84 Bab Delapan Puluh Tiga
85 Bab Delapan Puluh Empat
86 Bab Delapan Puluh Lima
87 Bab Delapan Puluh Enam
88 Bab Delapan Puluh Tujuh
89 Novel ISTRI KEDUA
90 Bab Delapan Puluh Delapan
91 Bonchap
92 Promo Novel Terbaru
93 Pengantin Pengganti Tanpa Nasab
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Tiga Puluh Dua
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Promo Novel Terbaru
36
Bab Tiga Puluh Lima
37
Bab Tiga Puluh Enam
38
Bab Tiga Puluh Tujuh
39
Bab Tiga Puluh Delapan
40
Bab Tiga Puluh Sembilan
41
Bab Empat Puluh
42
Bab Empat Puluh Satu
43
Bab Empat Puluh Dua
44
Bab Empat Puluh Tiga
45
Bab Empat Puluh Empat
46
Bab Empat Puluh Lima
47
Bab Empat Puluh Enam
48
Bab Empat Puluh Tujuh
49
Bab Empat Puluh Delapan
50
Bab Empat Puluh Sembilan
51
Bab Lima Puluh
52
Bab Lima Puluh Satu
53
Bab Lima Puluh Dua
54
Bab Lima Puluh Tiga
55
Bab Lima Puluh Empat
56
Bab Lima Puluh Lima
57
Bab Lima Puluh Enam
58
Bab Lima Puluh Tujuh
59
Bab Lima Puluh Delapan
60
Bab Lima Puluh Sembilan
61
Bab Enam Puluh
62
Bab Enam Puluh Satu
63
Bab Enam Puluh Dua
64
Bab Enam Puluh Tiga
65
Bab Enam Puluh Empat
66
Bab Enam Puluh Lima
67
Bab Enam Puluh Enam
68
Bab Enam Puluh Tujuh
69
Bab Enam Puluh Delapan
70
Bab Enam Puluh Sembilan
71
Bab Tujuh Puluh
72
Bab Tujuh Puluh Satu
73
Bab Tujuh Puluh Dua
74
Bab Tujuh Puluh Tiga
75
Bab Tujuh Puluh Empat
76
Bab Tujuh Puluh Lima
77
Bab Tujuh Puluh Enam
78
Bab Tujuh Puluh Tujuh
79
Bab Tujuh Puluh Delapan
80
Bab Tujuh Puluh Sembilan
81
Bab Delapan Puluh
82
Bab Delapan Puluh Satu
83
Bab Delapan Puluh Dua
84
Bab Delapan Puluh Tiga
85
Bab Delapan Puluh Empat
86
Bab Delapan Puluh Lima
87
Bab Delapan Puluh Enam
88
Bab Delapan Puluh Tujuh
89
Novel ISTRI KEDUA
90
Bab Delapan Puluh Delapan
91
Bonchap
92
Promo Novel Terbaru
93
Pengantin Pengganti Tanpa Nasab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!