Bab Sebelas

Tuhan, aku juga manusia yang terkadang ingin di hapus air matanya. Ingin bersandar di pundak yang menurutku aman dan nyaman. Aku juga ingin menceritakan semuanya . Meluapkan apa pun yang membuatku lega pada akhirnya. Ternyata aku membutuhkan itu semua. Bukan sekedar ingin saja. Aku tahu ini salah, aku tahu seharusnya ini tak aku lakukan. Aku seorang istri. Tapi Tuhan, aku juga manusia biasa yang membutuhkan tempat berbagi di saat hati ini sudah tak sanggup menanggung semua beban.

Dicky membawa perlengkapan melukis, hobi dan kegemaran Ghendis yang harus dia lupakan karena ibunya tak menginginkan dia menjadi pelukis. Tak ada masa depan, itu yang ibunya katakan.

Ghendis dan Dicky memiliki kegemaran yang sama. Mereka berdua lalu melukis keindahan pantai. Tampak senyum selalu terukir di wajah wanita itu, membuat Dicky terlihat bahagia.

"Selesai ...," ucap Ghendis dengan suara yang riang. Sejenak dia melupakan semua masalahnya. Selalu begitu. Dicky tahu cara agar gadis itu tersenyum kembali.

Tadi awalnya Dicky yang ingin melupakan Ghendis datang ke pantai ini untuk melukis seorang diri. Namun, siapa yang menduga dia justru bertemu dengan orang yang ingin dia lupakan. Gadis yang sangat dia cintai sedang menangis. Pria mana yang tega membiarkan dia seorang diri.

Ghendis mendekati Dicky dan melihat hasil lukisan pria itu. Lukisannya seperti mengisyaratkan kesedihan. Gadis itu kembali murung. Dia tahu kekasihnya pasti masih belum menerima pernikahannya.

"Kamu masih marah?" tanya Ghendis.

"Marah untuk apa, Dis? Dicky balik bertanya.

"Marah karena aku menikah dengan Mas Aksa," jawab Ghendis dengan suara pelan.

Dicky menghentikan kegiatan melukisnya dan memandangi Ghendis dengan tersenyum. Dia tak ingin membuat gadis itu kembali murung.

"Ghendis, aku ikhlas melepaskan kamu dengan Aksa, atau pun pria lain, asal kamu bahagia. Aku juga tak mungkin marah kamu menikah dengan pria lain, jika aku marah sama saja aku mengingkari takdir Allah. Semua yang terjadi di muka bumi itu pastilah atas izin dari Tuhan," ucap Dicky dengan tersenyum.

"Terima kasih, Dick. Kamu selalu saja mengerti aku. Sedangkan aku hanya bisa memberi kamu luka," balas Ghendis dengan suara pelan.

"Siapa bilang kamu hanya memberi luka. Selama kita berhubungan, aku selalu merasa bahagia. Kamu membuat hari-hariku berwarna. Jangan pernah berpikir begitu lagi. Kamu itu kebahagiaanku," ucap Dicky.

"Cinta itu tak harus memiliki. Cukup melihat orang yang kita sayangi bahagia aja itu udah cukup. Mencintai bukanlah menguasai. Biarlah aku mencintai dengan caraku sendiri. Merelakan kamu pergi mungkin adalah jalan yang terbaik untuk kita sekarang," ucap Dicky selanjutnya.

Ghendis tak bisa menahan lagi air matanya. Dia sebenarnya juga tak ingin berpisah, tetap ingin bersama. Tapi dia sadar itu salah. Walau dia menikah secara terpaksa, tetap saja dia dikatakan selingkuh jika berjalan dengan pria selain suaminya.

Hingga sore mereka menghabiskan waktu berdua. Dicky ingin mengantar Ghendis, tapi gadis itu menolaknya. Tak ingin menjadi masalah baru baginya jika Aksa melihat dia di antar pria lain.

**

Ghendis memasuki rumah dengan langkah pelan. Jam tujuh dia baru pulang. Tadi gadis itu menyempatkan diri membeli perlengkapan melukis untuk menghabiskan waktu di rumah, karena dia sudah tak bekerja.

Saat memasuki rumah, dia melihat Aksa yang sedang menonton di ruang keluarga. Tanpa menyapa Ghendis berjalan. Ketika ingin menaiki tangga, langkah kakinya terhenti mendengar ucapan suaminya.

"Pulang dari mana kamu? Habis selingkuh?" tanya Aksa dengan suara mengejek.

Ghendis tak menjawab, dia kembali melangkahkan kakinya. Tapi baru dua anak tangga dinaiki, dia kembali berhenti mendengar ucapan pria itu.

"Ini bukan rumah singgah. Kamu tak bisa pergi dengan sembarang pria lalu kembali lagi. Sudah aku katakan, jaga nama baikku. Rekan kerjaku tahu kamu itu istriku. Aku tak mau jika mereka tahu istriku seorang jalang yang masih saja berhubunganan dengan pria lain padahal telah menikah," ucap Aksa dengan penuh penekanan.

Ghendis mendengar semua ucapan Aksa, tapi tak menanggapi. Dia kembali melangkahkan kakinya. Tubuhnya dan juga hatinya terlalu lelah hanya untuk sekedar menjawab ucapan pria itu.

Melihat Ghendis yang hanya diam dan terus melangkah, Aksa mengepalkan tangannya. Seperti menahan emosi.

Ghendis langsung masuk kamar dan membersihkan diri. Dia lalu duduk di sofa yang berada dekat jendela. Matanya memandangi langit tanpa kedip. Lampu kamar sengaja dia matikan.

"Hai diriku, maaf ya belum bisa bahagia. Maaf untuk malam hari dengan mata yang sulit tertidur. Atau bahkan malam hari dengan air mata yang tak henti-henti membasahi pipi. Terima kasih ya sudah bertahan sejauh ini. Kamu itu hebat banget. Di saat keadaan hati kurang baik, tapi kamu masih bisa terlihat baik-baik saja di depan semua orang. Terima kasih ya sudah sekuat dan seberusaha ini untuk terlihat baik-baik saja," gumam Ghendis pada dirinya sendiri.

Ghendis kembali menangis terisak. Hingga tak menyadari jika ada seseorang yang membuka pintunya. Aksa yang ingin marah dengan gadis itu mengurungkan niatnya mendengar isak tangis istrinya itu. Dia justru terpaku mendengarnya.

Tak berapa lama, pria itu menutup kembali pintu kamar Ghendis dengan perlahan. Saat dia ingin meninggalkan kamar itu, Alice memanggil.

"Papi, Mimi mana?" tanya Alice.

Aksa mendekati sang putri dan menggendongnya. Dia tersenyum pada bocah itu yang wajahnya sangat mirip dengan istrinya Grace.

"Kamu mau apa mencari Mimi?" tanya Aksa.

"Aku ingin bobok dengan Mimi," jawab Alice.

"Mimi capek. Malam ini kamu tidur dengan papi saja. Di kamar Papi," ucap Aksa dan membawa putrinya ke kamar.

Di dalam kamar. Ghendis berjalan menuju tempat tidur. Perutnya terasa lapar. Tapi dia tak menghiraukan. Selera makannya hilang mendengar ucapan Aksa yang mengatakan dirinya jalang.

Ghendis membaringkan tubuhnya. Mencoba memejamkan mata. Tapi setelah setengah jam berlalu, matanya belum juga terlelap.

"Tubuhku tidak sakit tapi aku sibuk mencari sembuh. Tubuhku tidak terluka tapi aku menangis. Entah kenapa dan apa sebabnya. Sial ... separah apa lukamu hati? Jangan menyiksa aku begini. Aku ingin tetap kuat. Aku ingin tetap tegar. Jangan buat aku lemah."

...----------------...

Terpopuler

Comments

aryuu

aryuu

gendis ingat ini... semua yang terjadi dalam novel ini adalah atas izin otor... dunia halunya yang menyebabkan kamu nangis dan yang baca nangis... bersabarlah atas kehendak otor/Sob/

2024-11-17

0

Tuti Indarwati

Tuti Indarwati

thor knpa banyak bawang nih aduhhh meleleh air mt ku

2024-11-05

0

Miyagi Mitsui

Miyagi Mitsui

iya cinta tidak harus memiliki..cukup ikhlas menerima qada dan qadar dari Allah redha ketentuan Allah

2024-11-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Tiga Puluh Dua
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Promo Novel Terbaru
36 Bab Tiga Puluh Lima
37 Bab Tiga Puluh Enam
38 Bab Tiga Puluh Tujuh
39 Bab Tiga Puluh Delapan
40 Bab Tiga Puluh Sembilan
41 Bab Empat Puluh
42 Bab Empat Puluh Satu
43 Bab Empat Puluh Dua
44 Bab Empat Puluh Tiga
45 Bab Empat Puluh Empat
46 Bab Empat Puluh Lima
47 Bab Empat Puluh Enam
48 Bab Empat Puluh Tujuh
49 Bab Empat Puluh Delapan
50 Bab Empat Puluh Sembilan
51 Bab Lima Puluh
52 Bab Lima Puluh Satu
53 Bab Lima Puluh Dua
54 Bab Lima Puluh Tiga
55 Bab Lima Puluh Empat
56 Bab Lima Puluh Lima
57 Bab Lima Puluh Enam
58 Bab Lima Puluh Tujuh
59 Bab Lima Puluh Delapan
60 Bab Lima Puluh Sembilan
61 Bab Enam Puluh
62 Bab Enam Puluh Satu
63 Bab Enam Puluh Dua
64 Bab Enam Puluh Tiga
65 Bab Enam Puluh Empat
66 Bab Enam Puluh Lima
67 Bab Enam Puluh Enam
68 Bab Enam Puluh Tujuh
69 Bab Enam Puluh Delapan
70 Bab Enam Puluh Sembilan
71 Bab Tujuh Puluh
72 Bab Tujuh Puluh Satu
73 Bab Tujuh Puluh Dua
74 Bab Tujuh Puluh Tiga
75 Bab Tujuh Puluh Empat
76 Bab Tujuh Puluh Lima
77 Bab Tujuh Puluh Enam
78 Bab Tujuh Puluh Tujuh
79 Bab Tujuh Puluh Delapan
80 Bab Tujuh Puluh Sembilan
81 Bab Delapan Puluh
82 Bab Delapan Puluh Satu
83 Bab Delapan Puluh Dua
84 Bab Delapan Puluh Tiga
85 Bab Delapan Puluh Empat
86 Bab Delapan Puluh Lima
87 Bab Delapan Puluh Enam
88 Bab Delapan Puluh Tujuh
89 Novel ISTRI KEDUA
90 Bab Delapan Puluh Delapan
91 Bonchap
92 Promo Novel Terbaru
93 Pengantin Pengganti Tanpa Nasab
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Tiga Puluh Dua
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Promo Novel Terbaru
36
Bab Tiga Puluh Lima
37
Bab Tiga Puluh Enam
38
Bab Tiga Puluh Tujuh
39
Bab Tiga Puluh Delapan
40
Bab Tiga Puluh Sembilan
41
Bab Empat Puluh
42
Bab Empat Puluh Satu
43
Bab Empat Puluh Dua
44
Bab Empat Puluh Tiga
45
Bab Empat Puluh Empat
46
Bab Empat Puluh Lima
47
Bab Empat Puluh Enam
48
Bab Empat Puluh Tujuh
49
Bab Empat Puluh Delapan
50
Bab Empat Puluh Sembilan
51
Bab Lima Puluh
52
Bab Lima Puluh Satu
53
Bab Lima Puluh Dua
54
Bab Lima Puluh Tiga
55
Bab Lima Puluh Empat
56
Bab Lima Puluh Lima
57
Bab Lima Puluh Enam
58
Bab Lima Puluh Tujuh
59
Bab Lima Puluh Delapan
60
Bab Lima Puluh Sembilan
61
Bab Enam Puluh
62
Bab Enam Puluh Satu
63
Bab Enam Puluh Dua
64
Bab Enam Puluh Tiga
65
Bab Enam Puluh Empat
66
Bab Enam Puluh Lima
67
Bab Enam Puluh Enam
68
Bab Enam Puluh Tujuh
69
Bab Enam Puluh Delapan
70
Bab Enam Puluh Sembilan
71
Bab Tujuh Puluh
72
Bab Tujuh Puluh Satu
73
Bab Tujuh Puluh Dua
74
Bab Tujuh Puluh Tiga
75
Bab Tujuh Puluh Empat
76
Bab Tujuh Puluh Lima
77
Bab Tujuh Puluh Enam
78
Bab Tujuh Puluh Tujuh
79
Bab Tujuh Puluh Delapan
80
Bab Tujuh Puluh Sembilan
81
Bab Delapan Puluh
82
Bab Delapan Puluh Satu
83
Bab Delapan Puluh Dua
84
Bab Delapan Puluh Tiga
85
Bab Delapan Puluh Empat
86
Bab Delapan Puluh Lima
87
Bab Delapan Puluh Enam
88
Bab Delapan Puluh Tujuh
89
Novel ISTRI KEDUA
90
Bab Delapan Puluh Delapan
91
Bonchap
92
Promo Novel Terbaru
93
Pengantin Pengganti Tanpa Nasab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!