Cakra belum dapat rumah

"Pantas saja mas cakra lebih nyaman bersamaku shafa,! ternyata kamu tidak lebih dari wanita egois.

Aku ini sedang hamil, dimana hati nurani mu?

pantas saja Tuhan mengambil anak mu, sebab kamu memang tak pantas menjadi seorang ibu.

ucap alena.

Sungguh perkataan alena membuat dada shafa bergemuruh, serupa genderang perang.

ingin rasanya shafa menyeretnya saat ini juga keluar dari rumahnya.

Sementara alena setelah mengatakan itu, kembali menatap cakra yang hanya diam tak berniat membela, membuat kekesalannya semakin memuncak.

dan akhirnya wanita itu memutuskan untuk pergi seraya menghentakkan kaki nya menuju kamar anak-anak nya.

Cakra berniat mengejarnya namun Lagi-lagi shafa membuat langkah nya terhenti

"Berhenti,,!

tegas nya penuh penekanan.

Aku hanya meminta mu habiskan makananmu, setelah itu kamu bebas mengejar wanita itu.

perintah shafa.

Mau tak mau cakra menurut.

ia tidak mau istri pertama nya marah, dan keadaan menjadi rumit.

Setelah menghabiskan makananya, pria itu lalu berpamitan kepada shafa.

dan sebelum kelua ia terlebih menghampiri alena yang tengah berada dikamar anak-anak nya.

Alena,,, mas berangkat kerja dulu.

nanti minta lah sama mbok nah untuk bikin kan sarapan untuk kalian,. ujar cakra.

Iya mas.. mas hati-hati, jawab Alena.

Pukul sembilan siang anak-anak Alena sudah bangun keduanya merasakan lapar.

Mama,, aku lapar, ucap si sulung,!

iya sayang bentar, jawab Alena seraya melangkah keluar dari kamar menuju dapur,.

Di dapur, wanita paruh baya itu tengah berkutat dengan tugas nya.

Tiba-tiba.. plekk,, sebuah tangan mendarat di bahu mbok nah.

Mbok,, tolong bikinkan sarapan buat ku dan anak-anak ku sekarang juga, pinta Alena.

Maaf mbak Alena, kalau mbak Alena dan anak-anak laper silahkan bikin sendiri,

tuh semua bahan lengkap ada di kulkas.

jawab mbok nah dengan santai.

Heleh,,, mbok ini cuma pembantu aja belagu.

Aku ini istri mas cakra mbok, otomatis aku juga tuan rumah disini,.

lagian mbok kerja disini yang gaji kan mas cakra,

mbok mau gaji nya dipotong atau dipecat sama mas cakra,?

kalau mbok gak mau dipecat, mbok harus nurut padaku cepat bikinkan kami sarapan.

atau aku adukan sama mas cakra biar mbok dipecat secepatnya. ucap Alena sombong.

"Maaf mbak Alena,, majikan ku cuma satu non Shafa, dan aku hanya akan menuruti perintah nya saja,.

dan mbak harus tau, yang gaji aku non shafa bukan pak cakra, aku ikut non shafa mulai dari non shafa belum menikah dengan pak candra, jadi percuma mbak Alena mengadu pada pak cakra, karena gak akan ngaruh bagiku.

Ucapan mbok nah seketika membuat Alena semakin kesal, diambil nya handphone dari saku celana, bermaksud menghubungi cakra.

namun sayang sampai tiga kali panggil lan tak ada jawabannya.

melihat kedua anak nya yang tengah kelaperan, terpaksa ia pesan makanan melalui online.

dan begitu seterusnya.

" Hingga satu minggu sudah,

seperti biasa pagi itu shafa tengah menikmati teh hangat, cakra menghampiri untuk sarapan.

"Mas,,, ini sudah satu minggu, dan seperti kesepakatan kita kemaren, aku hanya kasih kalian tumpangan selama satu minggu.

berarti ini sudah waktunya kalian pergi dari rumah ku.

Dek,, tolong jangan begitu, aku ini belum dapat rumah yang cocok untuk Alena.

"Gak mas,,, aku gak mau tau kalian harus pergi hari ini juga.

Tapi Dek,,,,? mau tinggal dimana?

Itu urusan kalian mas, aku gak mau tau kalian mau tinggal dimana, sudah untuk aku kasih tumpangan satu minggu, tapi apa selama satu minggu mas malah ke enakan.

gak ada usaha sedikit pun untuk cari rumah buat gudik mu itu.

"Cakra hanya terdiam membenarkan ucapan shafa, memang benar sejak dapat ijin tinggal di kediaman shafa, ia justru lupa akan tujuan nya membeli rumah untuk Alena.

cakra mengela nafas nya kasar.

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussemangat

2024-11-23

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

mantap Shafa.... jangan bagi peluang untuk Cakra dan Alena

2024-03-23

0

Zulfa Ardani

Zulfa Ardani

lanjut dunk

2024-01-25

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1, Mulai berubah
2 Bab 2, cakra dan alena nikah siri
3 Bab 3, Shafa melahirkan
4 Kepulangan Cakra
5 pemakaman putra
6 KEMARAHAN BU ROSI
7 Putra abimana sanjaya
8 seperti telah kehilangan kewarasan
9 kemarahan bu Rosi
10 tidak ada wanita baik yang merusak rumah tangga orang lain.
11 Hamil muda
12 Cakra bingung
13 Rencana shafa
14 Esok hari nya shafa
15 Dua sejoli yang tak tau diri.
16 Cakra belum dapat rumah
17 Kemarahan shafa
18 Tinggal dikontrakan.
19 Opsesi Alena
20 Alena bersikukuh pergi meninggalkan satrio.
21 perubahan Alena
22 Posisi cakra tergantikan
23 Penyesalan Alena
24 Kecantikan Shafa
25 Sidang pertama Shafa
26 Permohonan maaf Cakra
27 Alena keguguran
28 Hukum tabur tuai
29 Teman lama
30 Membuag berlian demi sebuah batu kerikil
31 Ada yang sedang jatuh cinta
32 Menuai Karma
33 Bertemu Nyonya besar
34 Kembali berulah
35 Draft
36 Perasaan Shaheer
37 Lamaran
38 Meminta maaf
39 Kecemburuan Cakra
40 Pertemuan singkat
41 Mendapat Undangan
42 Mendapati Rumah kosong
43 Diusir warga
44 Sah...
45 Resmi menjadi suami istri
46 bertani cabai
47 Sang mertua minta cucu
48 Merindukan mantan
49 Berharap orang lain terpuruk tapi justru dirinya yang terpuruk
50 Honeymoon
51 Kembali bertemu
52 Penyesalan Candra
53 Turki
54 Hari Terakhir
55 Ada yang berbeda
56 Positif
57 Kegelisahan Cakra
58 kebawelan mama Amel
59 Alena di usir
60 Ngidam nya Shafa
61 Sebuah Anugerah
62 Keberuntungan keluarga Shaheer
63 Tujuh bulan
64 Kelahiran anak shaheer dan Shafa
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1, Mulai berubah
2
Bab 2, cakra dan alena nikah siri
3
Bab 3, Shafa melahirkan
4
Kepulangan Cakra
5
pemakaman putra
6
KEMARAHAN BU ROSI
7
Putra abimana sanjaya
8
seperti telah kehilangan kewarasan
9
kemarahan bu Rosi
10
tidak ada wanita baik yang merusak rumah tangga orang lain.
11
Hamil muda
12
Cakra bingung
13
Rencana shafa
14
Esok hari nya shafa
15
Dua sejoli yang tak tau diri.
16
Cakra belum dapat rumah
17
Kemarahan shafa
18
Tinggal dikontrakan.
19
Opsesi Alena
20
Alena bersikukuh pergi meninggalkan satrio.
21
perubahan Alena
22
Posisi cakra tergantikan
23
Penyesalan Alena
24
Kecantikan Shafa
25
Sidang pertama Shafa
26
Permohonan maaf Cakra
27
Alena keguguran
28
Hukum tabur tuai
29
Teman lama
30
Membuag berlian demi sebuah batu kerikil
31
Ada yang sedang jatuh cinta
32
Menuai Karma
33
Bertemu Nyonya besar
34
Kembali berulah
35
Draft
36
Perasaan Shaheer
37
Lamaran
38
Meminta maaf
39
Kecemburuan Cakra
40
Pertemuan singkat
41
Mendapat Undangan
42
Mendapati Rumah kosong
43
Diusir warga
44
Sah...
45
Resmi menjadi suami istri
46
bertani cabai
47
Sang mertua minta cucu
48
Merindukan mantan
49
Berharap orang lain terpuruk tapi justru dirinya yang terpuruk
50
Honeymoon
51
Kembali bertemu
52
Penyesalan Candra
53
Turki
54
Hari Terakhir
55
Ada yang berbeda
56
Positif
57
Kegelisahan Cakra
58
kebawelan mama Amel
59
Alena di usir
60
Ngidam nya Shafa
61
Sebuah Anugerah
62
Keberuntungan keluarga Shaheer
63
Tujuh bulan
64
Kelahiran anak shaheer dan Shafa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!