"Sinar matahari mulai menyelinap kedalam jendela kaca yang dibiarkan terbuka sedikit, menandakan waktu sudah pagi.
" Shafa yang tengah siap siap pergi, dikejutkan dengan suara bell yang berbunyi.
sementara asisten rumah tangga nya tengah pergi kepasar, untuk membeli kebutuhan dapur.
Alis shafa sempat bertaut, siapa memang nya yang bertamu kerumah nya sepagi ini.
wanita itu mulai menuruni anak tangga, saat dau pintu terbuka lebar, mata shafa membulat sempurna melihat seseorang berdiri dihadapan nya.
"Mas Cakra,,!
sementara pria itu hanya diam mematung.
shafa menoleh ke kanan dan kiri,
mencoba memastikan apakah pria yang masih berstatus suaminya itu pulang sendiri atau sama gudik nya. namun pandangan nya tak mendapati wanita itu.
" Tolong aku dek...!
Dimana aku harus tinggal sekarang?
"Shafa sedikit terhenyak.
permintaan tolong yang cakra maksut langsung masuk didalam kepalanya.
ia mengusap wajahnya kasar, kemudian mengela nafas dalam.
" Baiklah mas, masuk dan duduk lah dulu.
Shafa membawa nya duduk diruang tamu.
tenang kan dirimu dulu mas akan ku ambilkan minum, lanjut shafa sembari berlalu.
Didapur shafa sama sekali tak fokus pada apa yang ia pegang, entah apa ada rasa kurang senang dengan kedatangan pria yang masih berstatus suaminya itu.
"Minum dulu teh nya mas,
seloroh shafa, sembari meletakkan segelas teh hangat diatas meja.
Pria itu mengangguk, kemudian mengulas senyum.
teh yang shafa buat ia minum hingga tak tersisa.
makasih dek. ucapnya sembari meletakkan kembali gelas itu ditempat semula.
"Shafa hanya mengulas senyum.
Wajah itu, wajah yang dulu cakra kagumi.
wajah yang ia impikan selalu memberi senyum padanya ketika membuka mata saat pagi hari.
yang entah mengapa akhir akhir ini kerap digantikan dengan sikap nya yang sedikit cuek,
semenjak istrinya itu memergoki dirinya sedang berjalan dengan alena,
yang kini telah sah sebagai istri nya.
Cakra mendesah lirih, berusaha menyadarkan diri, bahwa cintanya pada shafa masihlah sama.
tapi... ia telah dibutakan dengan ambisinya sendiri.
untuk bisa memiliki cinta masa kecilnya.
bahkan kini impian untuk bersatu, telah tercapai, walaupun perjalanan nya begitu terjal.
hingga harus mengorbankan janin yang dikandung istrinya, yang akhirnya menghadirkan
rasa perih dan sesal yang tak terperi.
"Mas,,, mas cakra..?
lamunan cakra buyar tak kala shafa memanggilnya.
" I,, iya,, dek,!
jawab cakra terbata
"Dek.. tolong ijinkan aku dan alena tinggal disini, dirumah mu, rumah ini kan besar kamu pasti kesepian kalau harus tinggal sendiri an.
" Eemmm,, gimana ya mas,!
Tolong lah dek, aku tidak tau harus tinggal dimana lagi, sedangkan tabungan ku sudah habis untuk biaya nikah kemaren.
untuk sementara waktu saja dek, sebelum aku mendapatkan rumah yang layak untuk alena dan calon anak ku.
Mendengar ucapan cakra rasanya sakit, ingin sekali marah, tapi wanita itu berusaha memenangkan diri.
Boleh lah, tapi hanya sementara.
aku kasih waktu satu minggu, wanita itu sudah harus keluar dari rumah ku.
kawan nya tentu saja karena shafa ingin memastikan dua pengkhianat itu hancur tak tersisa terlebih dulu.
sebelum mendepak nya jauh-jauh dari kehidupan nya.
dulu mungkin memang shafa kerap sebaik itu, sangking baik nya bahkan sering kali bertindak layaknya wanita bodoh, yang bisa cakra bohongin.
"Makasih ya dek..!
Sudah ku duga, walaupun tengah marah sekali pun, cakra yakin shafa yang akan selalu jadi istri yang penurut. ucap pria itu dalam hati.
Sekali lagi terimakasih dek!
Hemmm... jawab shafa singkat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Linda Agustina Wardhana
shafa nya bloon lah malah kasi nampung lg haddeehhh
2025-03-18
0
Tri Widayanti
Mau dibuat bloon kah Shafa ini?
2024-11-23
0
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
2024-11-23
0