Jurus San I Koay Sian.

Setelah selesai memakan semua bekal Cin Hai hingga habis ludes, orang tua aneh itu bangkit berdiri menatap kearah Cin Hai sambil meracau tidak karuan, "kau berjodoh murid ku!, kau berjodoh murid ku!, kau berjodoh dengan Koay Lo Jin, perhatikan!, suhu mu ini cuma melakukan nya sekali, bila kau beruntung, kau bisa mengingat semua nya, bila tidak, maka kau rugi!" ucap nya, lalu melompat ke arah tempat yang agak lapang di pinggir anak sungai itu, lalu memperagakan sebuah jurus silat tingkat tinggi.

Setelah beberapa saat, laki laki tua aneh bergelar Koay Lo Jin (Si Tua gila) itu selesai memperagakan jurus silat nya.

"Coba! .. Coba! ... Coba!" laki laki aneh itu menyuruh Cin Hai melakukan gerakan yang dia peragakan tadi.

Cin Hai yang memiliki kecerdasan dan daya ingat luar biasa itu segera mengulangi semua gerakan yang di peragakan oleh laki laki tua tadi.

Setelah Cin Hai selesai memperagakan gerakan silat , laki laki tua tadi segera bertepuk tangan, "bagus!, bagus!, gerakan San i Koay Sian mu sempurna , terus latihan, terus latihan!" ucap laki laki tua yang aneh itu sambil melesat pergi begitu saja dari tempat itu.

Melihat laki laki tua nan aneh bergelar Koay Lo Jin itu pergi begitu saja, Cin Hai segera menjura kearah pergi nya laki laki itu.

"Terimakasih Suhu Koay Lo Jin!, terimakasih!"ucap Cin Hai sambil mengulangi gerakan jurus San i Koay Sian (Dewa Gila memindahkan gunung) itu hingga beberapa kali, Sampai ingatan nya benar benar melekat dengan jurus itu.

Koay Lo Jin ini merupakan salah seorang tokoh tua seangkatan Sin Kai Sian dan Sin Tiauw Giam Lo Ong, tetapi sangat disayangkan, otak nya menjadi gila karena keracunan saat bersemedi mengumpulkan qi murni secara tubuh terbalik.

Setelah laki laki tua bergelar Koay Lo Jin itu pergi, Cin Hai yang belum makan bermaksud pergi ke anak sungai untuk mandi.

Baru saja dia merendamkan tubuh nya di air yang segar itu, tiba tiba sekelompok ikan mas besar besar mengerubungi tubuh nya.

Dengan sebutir batu kerikil kecil yang di sambit kan ke arah ikan ikan itu, dia ekor ikan mas besar pun menggelepar mati.

Setelah selesai mandi, Cin Hai segera membakar dua ekor ikan mas besar tadi di atas api.

Akhirnya setelah beberapa saat, Cin Hai segera menikmati daging ikan bakar yang empuk sambil duduk diatas batu di pinggir anak sungai itu.

Tidaklah memerlukan waktu yang lama, dua ekor ikan mas besar itu pun ludes dilahap nya.

Cin Hai mengambil tabung kulit labu tua milik nya, lalu mengisi dengan air sungai yang jernih itu, untuk bekal nya di jalan.

Setelah merasa cukup istirahat nya, Cin Hai segera meneruskan perjalanan nya, dengan kembali melesat dari pohon ke pohon dan dari dahan ke dahan di tengah rimba belantara itu.

Menjelang sore hari, dia tiba di dekat sebuah tebing yang cukup tinggi dan curam.

Cin Hai melongo ke kanan dan ke kiri, mencari kalau kalau ada goa yang bisa tempat nya bermalam untuk malam ini.

Akhirnya setelah mencari kesana kemari beberapa waktu, dia melihat di tengah tengah tebing, ada sebuah lubang goa yang tidak terlalu besar, namun cukup tinggi dari dasar tanah.

Dengan sekali lompat saja, dia sudah mencapai mulut goa itu.

Meskipun mulut goa itu agak kecil, tetapi ruangan di dalam nya ternyata cukup besar dan nyaman untuk tempat bermalam.

Tinggal kini Cin Hai harus mencari air, atau sumber air, untuk membersihkan tubuh nya.

Dari mulut goa di atas, Cin Hai melihat kesekeliling nya, memperkirakan dimana biasa nya ada sungai kecil atau setidak nya anak sungai kecil yang biasa nya berada di daerah yang agak rendah.

Setelah memperkirakan letak anak sungai, Cin Hai pun akhirnya meluncur kearah kaki sebuah bukit yang tidak jauh dari tempat itu.

Tepat seperti perkiraan nya, di kaki dua buah bukit itu ada luncuran air mirip parit kecil berkelok kelok.

Di sebuah tampungan air mirip telaga, namun sangat kecil, cuma sebesar satu depa persegi, terlihat beberapa ekor ayam hutan sedang minum.

Cin Hai segera menyambitkan sebutir batu kerikil kecil kearah kepala seekor ayam hutan jago yang sedang minum itu.

Ayam itupun menggelepar terkena sambitan batu kerikil yang Cin Hai lemparkan tadi.

Karena dahulu dia lama hidup di hutan bersama Jiang Bi kakak nya, dia tahu bagai mana cara bertahan di dalam hutan.

Sambil membersihkan ayam hutan itu, pikiran Cin Hai tiba tiba melayang pada sang kakak yang sekarang keberadaan nya entah dimana, masih hidup atau sudah tewas di makan serigala.

"Kakak!, setelah semua ini selesai, aku akan mencari kakak!, aku amat rindu pada kakak, semoga Dewata melindungi mu kak, dan kita bisa bersatu lagi, seperti dahulu, cuma kakak lah harta ku di dunia ini kak!" ucap Cin Hai sedih.

Setelah selesai membersihkan ayam hutan itu, Cin Hai segera mengumpulkan kayu kering, untuk membuat api tempat membakar daging ayam hutan itu.

Beberapa saat berlalu, Sabil menunggu daging ayam matang, Cin Hai segera membersihkan tubuh nya di tampungan air mirip telaga mini itu.

Setelah selesai mandi, Cin Hai mengambil daging ayam hutan, mematikan api nya tadi, lalu melesat kearah lubang goa yang tadi di temukan nya.

Sesampai nya di goa yang tadi dia temukan, sore berganti senja, dan senja pun luruh berganti malam.

Kegelapan menyelimuti hutan itu, bersama suara jangkrik yang mulai berdendang riang, di tingkahi oleh suara burung hantu dan lolongan panjang serigala di kejauhan.

Di mulut goa, Cin Hai menyalakan api unggun, sekedar mengusir dingin yang mencekam.

Di iris nya daging ayam hutan tadi sedikit demi sedikit, meskipun tanpa garam, karena perut lapar, daging ayam hutan itu tetap terasa nikmat sekali.

Kebetulan bulan sedang purnama di langit, sehingga cahaya nya menerangi hingga kedalam goa itu.

Setelah selesai menikmati daging ayam hutan panggang, Cin Hai segera duduk di dekat pintu goa, menghimpun qi murni.

Cahaya bulan purnama seperti ditarik memasuki tubuh Cin Hai, mengisi segenap ruang Dantian nya.

Berkultivasi dengan menyerap energi bulan purnama memang sangat jarang dapat dilakukan orang. Adapun Cin Hai, karena sedari kecil sudah bermandikan cahaya bulan, bila malam tiba, sehingga titik Meridian nya berproses, menyesuaikan keadaan, dan akhirnya dapat menampung cahaya rembulan itu.

Sebenar nya Cin Hai dan sang kakak nya dahulu tidak mengerti, jika cahaya rembulan itu bisa ditampung di dalam Dantian nya, yang mereka lakukan dahulu itu hanyalah duduk sempurna seperti yang selalu diajarkan sang ibu.

Lama kelamaan, ada semacam rasa nikmat yang memasuki tubuh mereka, sehingga mereka melakukan hal itu terus menerus hingga sekarang.

Sambil duduk menyerap qi murni dari cahaya bulan purnama, Cin Hai terbuai dalam tidur nya.

Hingga matahari terbit di ufuk timur, barulah dia membuka mata nya, menggerakkan tangan dan kaki nya.

Sisa panggang ayam hutan masih ada, karena memang ayam hutan jago itu cukup besar juga.

Setelah cahaya matahari agak terang, Cin Hai segera melesat kearah Utara dengan berpedoman pada matahari di sebelah kanan nya.

Tubuh Cin Hai meluncur dari pohon ke pohon dan dari dahan ke dahan seperti burung Hong kecil yang lincah terbang di antara pepohonan hutan.

Apabila hari menjelang senja, kadang kadang Cin Hai harus bermalam di atas dahan pohon yang tinggi bila dia tidak menemukan goa tempat berlindung.

...****************...

Terpopuler

Comments

Rudy Rustandi

Rudy Rustandi

/Good//Good//Good//Good//Good//Pray//Pray//Pray//Pray/

2024-12-20

0

Aminuddin Hanafiah

Aminuddin Hanafiah

/Good//Good//Good//Good//Good/

2024-12-02

0

Riki Irawan

Riki Irawan

Cin Hai bocah petualang

2024-09-01

1

lihat semua
Episodes
1 Pertarungan di Tengah Hujan panas.
2 Pembantaian Sadis.
3 Kepedihan hati dua anak manusia.
4 Berusaha bangkit .
5 Bertahan untuk Hidup .
6 Bertarung dengan Serigala Hitam .
7 Serigala yang Terluka.
8 Terpisah.
9 Bertemu Orang Tua yang Baik Hati.
10 Pengemis Renta di Kaki Bukit.
11 Dantian nya Cacat.
12 Ilmu Hui Fung (Angin Berkelebat).
13 Di Tempa Dendam Kesumat.
14 Kenangan Terakhir Sin Kai Sian.
15 Kisah Dua Saudara.
16 Mencari Lembah Dewa Maut.
17 Dikira Pecundang, ternyata Terpandang.
18 Bertemu Si Tua Gila.
19 Jurus San I Koay Sian.
20 Lelaki Aneh, didalam Lembah.
21 Akhir Hidup Sin Tiauw Giam Lo Ong.
22 Pek Tiauw Kong hiap, (Pendekar Muda sang Rajawali putih).
23 Pertarungan Pertama .
24 Diperebutkan Tiga Dara Cantik.
25 Arogansi Penjaga Gerbang.
26 Akhir Sebuah Sikap Arogan.
27 Galau nya Hati Tiga Dara.
28 Pek I Kai Pang (Perkumpulan Pengemis Baju Putih).
29 Dara Cantik, tapi Pemarah.
30 Pengemis Buta.
31 Ramalan Bu Beng Sin Kai.
32 Bertemu Sahabat Lama
33 Tantangan Dara Sombong.
34 Mendapat Pelajaran Pahit.
35 Meniti Jejak Takdir.
36 Bertemu Kong Thai Sian Shin Liong.
37 Kejatuhan Bulan.
38 Kekaguman sang Dewi.
39 Siang Ti Kui (Sepasang Hantu Tanah).
40 Pertarungan Dimulai.
41 Tewas nya Siang Ti Kui.
42 Tokoh Tokoh Sakti Mulai Berdatangan.
43 Kemelut Thien Giok, Dimulai.
44 Po Siaw Toat Shin (Seruling Pusaka Perenggut Sukma).
45 Petaka Karena Keras Kepala.
46 Amukan Thien Giok.
47 Pengorbanan Seorang Anak Muda.
48 Kesedihan Dewi Li Hwa.
49 Akhir Petaka, Awal nya Duka.
50 Naga Laut Utara.
51 Di Istana Dewa Naga.
52 Jamuan Keluarga di Istana Dewa Naga.
53 Membujuk Putri Manja.
54 Perguruan Teratai Putih.
55 Terjebak rasa Congkak.
56 Tindakan yang Gagal
57 Misteri Tuan Penolong.
58 Ang Coa Sian Li.
59 Ang Coa Ong Ya.
60 Tuan muda Duan.
61 Ang Coa Chu Kiam.
62 Tiba di Kota Tao.
63 Benang merah mulai tersingkap.
64 Jejak di Tengah Rimba.
65 Perkampungan Didalam Tebing Batu.
66 Dinasti Quon.
67 Dendam Klan Duan.
68 Swan Niang di Culik.
69 Mendatangi Markas Klan Duan.
70 Pertarungan di Gerbang Klan Duan.
71 Ang Yu Ji Hwa dan Ban Tok Kiam.
72 Pertarungan.
73 Sang Patriak Klan Duan.
74 Sifat Jumawa Membawa Petaka .
75 Akhir Kisah Klan Duan.
76 Ma Bin Lo Mo.
77 Memprovokasi perasaan Cin Hai.
78 Akhir kisah Ma Bin Lo Mo.
79 Ilmu Jit Yang.
80 Muncul nya Tokoh Tokoh Tua.
81 Teror di Desa Makuo.
82 Hui Kui.
83 Ang Hui Kui
84 Xioyang Bo Ti.
85 Pertarungan di Gerbang Utara Kota Famoa.
86 Arogansi Klan Tuo.
87 Pasukan Keamanan Klan Tuo.
88 Kebejatan Klan Tuo.
89 Tok Ji Shin Cui.
90 Tok Ji Shin Cui.
91 Murka.
92 Pertarungan di Malam Hari.
93 Pengawal Dinasti Quon.
94 Tuan Muda Quon Fei Ruan.
95 Penyesalan Ban Jiu.
96 Gugur sebagai Ksatria terhormat.
97 Ada Api Dendam.
98 Hawa Sihir.
99 Pembunuh Bayaran.
100 Pemancing Tua yang Aneh.
101 Korban Ketamakan.
102 Siocia yang Angkuh.
103 Akibat terlalu Arogan.
104 Bertemu Lagi.
105 Dara Dara Cantik
106 Hukuman Jadi Selir
107 Serangan Suara Tawa.
108 Sumpah Langit.
109 Rasa nya Takut.
110 Empat Pria Aneh.
111 Nalina Lenyap.
112 Hukuman dari Kakek Uday Chan.
113 Bantuan Bu Beng Sin Kai.
114 Pertarungan di Kuil Tua.
115 Akhir Pertarungan di Kuil Tua.
116 Dendam Quon Teo Wen.
117 Siluman Jalang.
118 Bangkitnya Dua Energi Sakti.
119 Perkampungan ditengah Rimba.
120 Gerombolan Tok Gan Kwi.
121 Musnah nya Tok Gan Kwi.
122 Menyusuri Jejak Cin Hai.
123 Jiang Bi di Istana Dewa Naga.
124 Dua Dara Jelita.
125 Benda Aneh, Ter Segel di Dalam Batu.
126 Tiba di Desa Aneh.
127 Tewas nya Mahluk Mutan Siluman Serigala.
128 Saudagar Pelit.
129 Iblis Utara Selatan.
130 Tewas nya Pak Lam Mo Ong.
131 Serangan Kawanan Serigala Buas.
132 Wanita muda di Pinggiran Hutan.
133 Penampungan Budak.
134 Menghancurkan Tempat Penampungan Budak.
135 Tewas nya Dua Petinggi Kota Ming.
136 Awal Petualangan ke Negeri Seberang.
137 Insiden diatas Kapal.
138 Pembuat Onar.
139 Empat Pengawal Pria.
140 Diamuk Badai.
141 Perompak Naga Hitam Laut Timur.
142 Dua Hantu dari lembah Hitam.
143 Tewas nya Dua Hantu.
144 Bidadari dari Lembah Batu Putih.
145 Pengemis Renta yang Misterius.
146 Nenek Tua yang Aneh.
147 Telaga Mata Air yang Aneh.
148 Siluman Ular Berkepala Sembilan.
149 Kuil Emas ditengah Danau pasir hisap.
150 Dewi Anote.
151 Ilmu Dewi Pengantin.
152 Bangkit nya Ilmu Dewi Pengantin.
153 Sekawanan Pria di Tengah Hutan.
154 Perkampungan di Dalam Lembah.
155 Mendapat Pelajaran.
156 Siluman Kalong.
157 Eksekusi mati Putri Mahkota.
158 Munculnya Energi Sejati Naga Langit.
159 Membebaskan Negeri Hindipura.
160 Duka Keluarga Lim.
161 Membalikan Sihir.
162 Diserang Badai.
163 Reruntuhan Benteng Tua.
164 Mahluk Iblis, Pemakan Manusia.
165 Pertarungan Diluar Benteng Batu.
166 Pertarungan di Dalam Hutan.
167 Phoenix Api.
168 Pria Misterius.
169 Membebaskan Kota Bucho.
170 Pusaka Ilahi, Air Kehidupan.
171 Empat Pria di Tengah Mahluk Iblis.
172 Dewa Naren
173 Pertempuran di Rumah Besar.
174 Gadis Aneh.
175 Empat Manusia Serigala.
176 Manusia Serigala Betina.
177 Sepasang Suami Istri Misterius.
178 Perjumpaan.
179 Di Tanah Para Dewa.
180 Di seret Buaya Besar.
181 Di Kota Hang Jun.
182 Dara Arogan.
183 Kota Raja Hojuan.
184 Putri yang Sombong..
185 Kemarahan sang Kaisar.
186 Pertarungan dua mahluk.
187 Lembah Belibis Putih.
188 Kuil Dewa Dewi Iblis.
189 Perdebatan di Tepi Danau.
190 Keputusan Cin Hai.
191 Bunga Teratai Raksasa.
192 Lembah Misterius.
193 Tiba di Dusun Pertama.
194 Tiba di Kota Xilu.
195 Dua Pendekar Kembar She Coa.
196 Serangan Ilmu Sihir.
197 Ang Hwa Moli Murka.
198 Pertarungan Putri May Leen dan Ang Hwa Moli.
199 Akhir Hidup Ang Hwa Moli.
200 Pasukan negeri Mao Menyerbu kota Xilu.
201 Akhir Penyerangan Raja Coa.
202 Rencana Dua Dara Cantik.
203 Firasat Dewi Ling ling.
204 Misteri Nenek Tua di Malam Hari.
205 Mimpi Apa Bukan?.
206 Di Racuni.
207 Rencana yang Gagal.
208 Tiba di Kota Wu Xian.
209 Ciu Sian.
210 Sama Sama Teler.
211 Kompetisi Dimulai.
212 Melihat lelang Besar.
213 Batu Mustika Pemusnah Dewa.
214 Ang Coa Ong Giok.
215 Kelicikan Bu Sun Cu.
216 Bu Sun Cu Tewas.
217 Hasil Buruan yang Aneh.
218 Tiba di Padang Neraka
219 Dewa Pemimpi.
220 Puncak To Thien.
221 Di Negari Ma Zhi Me.
222 Pengembaraan Keselatan.
223 Dewi Anote Mengurung para Mahluk.
224 pelajaran Paling Berharga.
225 Tragedi di Rumah Makan.
226 Putri Sunty Dewi Murka.
227 Kembali ke Tanah Para Dewa
228 Pertemuan tak Terduga.
229 Kesembuhan Sang Kaisar.
230 Penyerangan ke Istana.
231 Hukuman Bagi Pengkhianat.
232 Bara Dendam Sang Rajawali.
233 Kembali ke Tanah Fangkea.
234 Sisa Sisa Keluarga.
235 Klan Diao, Penguasa Kota Li Cuan.
236 Di Kediaman Klan Diao.
237 Diao Bi Juan.
238 Kesedihan leluhur Diao Bi Juan.
239 Kembali ke Istana Dewa Naga.
240 Perayaan di Istana Dewa Naga.
241 Memindahkan Klan Fu.
242 Lembah Dua Dewi.
243 Awal Kemelut Dinasti Quon.
244 Pergolakan di dalam Dinasti Quon.
245 Retak.
246 Lawan datang Satu Persatu.
247 Sepasang Iblis Cabul.
248 Muncul nya Pertapa Sesat.
249 Akhir Tragis Kehidupan Pertapa Sesat
250 Sepasang Iblis Gunung Thai.
251 Majikan Pulau Neraka.
252 Terlalu Jumawa.
253 Akhir Hayat, Majikan Pulau Neraka.
254 Dewi Kembar dari Sungai Yuon.
255 Pertarungan Ujian.
256 Kisah Kesetiaan Dua Dewi.
257 Rencana Keluarga Ma.
258 Terjebak Kelicikan.
259 Kemelut di Kediaman Keluarga Ma.
260 Hancur nya Para Pengkhianat.
261 Pertemuan yang Tak Terduga.
262 Cerita dari Masa Lalu.
263 Memasuki Kota Chong Siu.
264 Putri Pek In Kok.
265 Lawan Mulai Berdatangan
266 Kedatangan Para Tokoh Sesat.
267 Raja Siluman Kodok Bangkong.
268 Ajal Raja Siluman Kodok.
269 Dara Aneh dan Ramalan Dewi Ling ling.
270 Pertarungan dimalam Hari.
271 Mahluk Terus Berdatangan.
272 Runtuh nya Gerbang Kota Quon.
273 Para Pendekar Bayaran Bermunculan.
274 Hancur nya Benteng Istana Quon.
275 Hwee Mo Li.
276 Pertemuan Penentuan..
277 Generasi Quon Mulai Berguguran.
278 Pertarungan Terakhir.
279 Mengungkap Pelaku utama.
280 Kemunculan Dewa Erlang.
281 Pertarungan Dua Kekuatan Besar.
282 Pertarungan di Istana Langit.
283 Istana Langit.
284 Banjir Darah di Istana Langit.
285 Dewi Penakluk Naga.
286 Muncul nya Dewa Naren.
287 Penutup
Episodes

Updated 287 Episodes

1
Pertarungan di Tengah Hujan panas.
2
Pembantaian Sadis.
3
Kepedihan hati dua anak manusia.
4
Berusaha bangkit .
5
Bertahan untuk Hidup .
6
Bertarung dengan Serigala Hitam .
7
Serigala yang Terluka.
8
Terpisah.
9
Bertemu Orang Tua yang Baik Hati.
10
Pengemis Renta di Kaki Bukit.
11
Dantian nya Cacat.
12
Ilmu Hui Fung (Angin Berkelebat).
13
Di Tempa Dendam Kesumat.
14
Kenangan Terakhir Sin Kai Sian.
15
Kisah Dua Saudara.
16
Mencari Lembah Dewa Maut.
17
Dikira Pecundang, ternyata Terpandang.
18
Bertemu Si Tua Gila.
19
Jurus San I Koay Sian.
20
Lelaki Aneh, didalam Lembah.
21
Akhir Hidup Sin Tiauw Giam Lo Ong.
22
Pek Tiauw Kong hiap, (Pendekar Muda sang Rajawali putih).
23
Pertarungan Pertama .
24
Diperebutkan Tiga Dara Cantik.
25
Arogansi Penjaga Gerbang.
26
Akhir Sebuah Sikap Arogan.
27
Galau nya Hati Tiga Dara.
28
Pek I Kai Pang (Perkumpulan Pengemis Baju Putih).
29
Dara Cantik, tapi Pemarah.
30
Pengemis Buta.
31
Ramalan Bu Beng Sin Kai.
32
Bertemu Sahabat Lama
33
Tantangan Dara Sombong.
34
Mendapat Pelajaran Pahit.
35
Meniti Jejak Takdir.
36
Bertemu Kong Thai Sian Shin Liong.
37
Kejatuhan Bulan.
38
Kekaguman sang Dewi.
39
Siang Ti Kui (Sepasang Hantu Tanah).
40
Pertarungan Dimulai.
41
Tewas nya Siang Ti Kui.
42
Tokoh Tokoh Sakti Mulai Berdatangan.
43
Kemelut Thien Giok, Dimulai.
44
Po Siaw Toat Shin (Seruling Pusaka Perenggut Sukma).
45
Petaka Karena Keras Kepala.
46
Amukan Thien Giok.
47
Pengorbanan Seorang Anak Muda.
48
Kesedihan Dewi Li Hwa.
49
Akhir Petaka, Awal nya Duka.
50
Naga Laut Utara.
51
Di Istana Dewa Naga.
52
Jamuan Keluarga di Istana Dewa Naga.
53
Membujuk Putri Manja.
54
Perguruan Teratai Putih.
55
Terjebak rasa Congkak.
56
Tindakan yang Gagal
57
Misteri Tuan Penolong.
58
Ang Coa Sian Li.
59
Ang Coa Ong Ya.
60
Tuan muda Duan.
61
Ang Coa Chu Kiam.
62
Tiba di Kota Tao.
63
Benang merah mulai tersingkap.
64
Jejak di Tengah Rimba.
65
Perkampungan Didalam Tebing Batu.
66
Dinasti Quon.
67
Dendam Klan Duan.
68
Swan Niang di Culik.
69
Mendatangi Markas Klan Duan.
70
Pertarungan di Gerbang Klan Duan.
71
Ang Yu Ji Hwa dan Ban Tok Kiam.
72
Pertarungan.
73
Sang Patriak Klan Duan.
74
Sifat Jumawa Membawa Petaka .
75
Akhir Kisah Klan Duan.
76
Ma Bin Lo Mo.
77
Memprovokasi perasaan Cin Hai.
78
Akhir kisah Ma Bin Lo Mo.
79
Ilmu Jit Yang.
80
Muncul nya Tokoh Tokoh Tua.
81
Teror di Desa Makuo.
82
Hui Kui.
83
Ang Hui Kui
84
Xioyang Bo Ti.
85
Pertarungan di Gerbang Utara Kota Famoa.
86
Arogansi Klan Tuo.
87
Pasukan Keamanan Klan Tuo.
88
Kebejatan Klan Tuo.
89
Tok Ji Shin Cui.
90
Tok Ji Shin Cui.
91
Murka.
92
Pertarungan di Malam Hari.
93
Pengawal Dinasti Quon.
94
Tuan Muda Quon Fei Ruan.
95
Penyesalan Ban Jiu.
96
Gugur sebagai Ksatria terhormat.
97
Ada Api Dendam.
98
Hawa Sihir.
99
Pembunuh Bayaran.
100
Pemancing Tua yang Aneh.
101
Korban Ketamakan.
102
Siocia yang Angkuh.
103
Akibat terlalu Arogan.
104
Bertemu Lagi.
105
Dara Dara Cantik
106
Hukuman Jadi Selir
107
Serangan Suara Tawa.
108
Sumpah Langit.
109
Rasa nya Takut.
110
Empat Pria Aneh.
111
Nalina Lenyap.
112
Hukuman dari Kakek Uday Chan.
113
Bantuan Bu Beng Sin Kai.
114
Pertarungan di Kuil Tua.
115
Akhir Pertarungan di Kuil Tua.
116
Dendam Quon Teo Wen.
117
Siluman Jalang.
118
Bangkitnya Dua Energi Sakti.
119
Perkampungan ditengah Rimba.
120
Gerombolan Tok Gan Kwi.
121
Musnah nya Tok Gan Kwi.
122
Menyusuri Jejak Cin Hai.
123
Jiang Bi di Istana Dewa Naga.
124
Dua Dara Jelita.
125
Benda Aneh, Ter Segel di Dalam Batu.
126
Tiba di Desa Aneh.
127
Tewas nya Mahluk Mutan Siluman Serigala.
128
Saudagar Pelit.
129
Iblis Utara Selatan.
130
Tewas nya Pak Lam Mo Ong.
131
Serangan Kawanan Serigala Buas.
132
Wanita muda di Pinggiran Hutan.
133
Penampungan Budak.
134
Menghancurkan Tempat Penampungan Budak.
135
Tewas nya Dua Petinggi Kota Ming.
136
Awal Petualangan ke Negeri Seberang.
137
Insiden diatas Kapal.
138
Pembuat Onar.
139
Empat Pengawal Pria.
140
Diamuk Badai.
141
Perompak Naga Hitam Laut Timur.
142
Dua Hantu dari lembah Hitam.
143
Tewas nya Dua Hantu.
144
Bidadari dari Lembah Batu Putih.
145
Pengemis Renta yang Misterius.
146
Nenek Tua yang Aneh.
147
Telaga Mata Air yang Aneh.
148
Siluman Ular Berkepala Sembilan.
149
Kuil Emas ditengah Danau pasir hisap.
150
Dewi Anote.
151
Ilmu Dewi Pengantin.
152
Bangkit nya Ilmu Dewi Pengantin.
153
Sekawanan Pria di Tengah Hutan.
154
Perkampungan di Dalam Lembah.
155
Mendapat Pelajaran.
156
Siluman Kalong.
157
Eksekusi mati Putri Mahkota.
158
Munculnya Energi Sejati Naga Langit.
159
Membebaskan Negeri Hindipura.
160
Duka Keluarga Lim.
161
Membalikan Sihir.
162
Diserang Badai.
163
Reruntuhan Benteng Tua.
164
Mahluk Iblis, Pemakan Manusia.
165
Pertarungan Diluar Benteng Batu.
166
Pertarungan di Dalam Hutan.
167
Phoenix Api.
168
Pria Misterius.
169
Membebaskan Kota Bucho.
170
Pusaka Ilahi, Air Kehidupan.
171
Empat Pria di Tengah Mahluk Iblis.
172
Dewa Naren
173
Pertempuran di Rumah Besar.
174
Gadis Aneh.
175
Empat Manusia Serigala.
176
Manusia Serigala Betina.
177
Sepasang Suami Istri Misterius.
178
Perjumpaan.
179
Di Tanah Para Dewa.
180
Di seret Buaya Besar.
181
Di Kota Hang Jun.
182
Dara Arogan.
183
Kota Raja Hojuan.
184
Putri yang Sombong..
185
Kemarahan sang Kaisar.
186
Pertarungan dua mahluk.
187
Lembah Belibis Putih.
188
Kuil Dewa Dewi Iblis.
189
Perdebatan di Tepi Danau.
190
Keputusan Cin Hai.
191
Bunga Teratai Raksasa.
192
Lembah Misterius.
193
Tiba di Dusun Pertama.
194
Tiba di Kota Xilu.
195
Dua Pendekar Kembar She Coa.
196
Serangan Ilmu Sihir.
197
Ang Hwa Moli Murka.
198
Pertarungan Putri May Leen dan Ang Hwa Moli.
199
Akhir Hidup Ang Hwa Moli.
200
Pasukan negeri Mao Menyerbu kota Xilu.
201
Akhir Penyerangan Raja Coa.
202
Rencana Dua Dara Cantik.
203
Firasat Dewi Ling ling.
204
Misteri Nenek Tua di Malam Hari.
205
Mimpi Apa Bukan?.
206
Di Racuni.
207
Rencana yang Gagal.
208
Tiba di Kota Wu Xian.
209
Ciu Sian.
210
Sama Sama Teler.
211
Kompetisi Dimulai.
212
Melihat lelang Besar.
213
Batu Mustika Pemusnah Dewa.
214
Ang Coa Ong Giok.
215
Kelicikan Bu Sun Cu.
216
Bu Sun Cu Tewas.
217
Hasil Buruan yang Aneh.
218
Tiba di Padang Neraka
219
Dewa Pemimpi.
220
Puncak To Thien.
221
Di Negari Ma Zhi Me.
222
Pengembaraan Keselatan.
223
Dewi Anote Mengurung para Mahluk.
224
pelajaran Paling Berharga.
225
Tragedi di Rumah Makan.
226
Putri Sunty Dewi Murka.
227
Kembali ke Tanah Para Dewa
228
Pertemuan tak Terduga.
229
Kesembuhan Sang Kaisar.
230
Penyerangan ke Istana.
231
Hukuman Bagi Pengkhianat.
232
Bara Dendam Sang Rajawali.
233
Kembali ke Tanah Fangkea.
234
Sisa Sisa Keluarga.
235
Klan Diao, Penguasa Kota Li Cuan.
236
Di Kediaman Klan Diao.
237
Diao Bi Juan.
238
Kesedihan leluhur Diao Bi Juan.
239
Kembali ke Istana Dewa Naga.
240
Perayaan di Istana Dewa Naga.
241
Memindahkan Klan Fu.
242
Lembah Dua Dewi.
243
Awal Kemelut Dinasti Quon.
244
Pergolakan di dalam Dinasti Quon.
245
Retak.
246
Lawan datang Satu Persatu.
247
Sepasang Iblis Cabul.
248
Muncul nya Pertapa Sesat.
249
Akhir Tragis Kehidupan Pertapa Sesat
250
Sepasang Iblis Gunung Thai.
251
Majikan Pulau Neraka.
252
Terlalu Jumawa.
253
Akhir Hayat, Majikan Pulau Neraka.
254
Dewi Kembar dari Sungai Yuon.
255
Pertarungan Ujian.
256
Kisah Kesetiaan Dua Dewi.
257
Rencana Keluarga Ma.
258
Terjebak Kelicikan.
259
Kemelut di Kediaman Keluarga Ma.
260
Hancur nya Para Pengkhianat.
261
Pertemuan yang Tak Terduga.
262
Cerita dari Masa Lalu.
263
Memasuki Kota Chong Siu.
264
Putri Pek In Kok.
265
Lawan Mulai Berdatangan
266
Kedatangan Para Tokoh Sesat.
267
Raja Siluman Kodok Bangkong.
268
Ajal Raja Siluman Kodok.
269
Dara Aneh dan Ramalan Dewi Ling ling.
270
Pertarungan dimalam Hari.
271
Mahluk Terus Berdatangan.
272
Runtuh nya Gerbang Kota Quon.
273
Para Pendekar Bayaran Bermunculan.
274
Hancur nya Benteng Istana Quon.
275
Hwee Mo Li.
276
Pertemuan Penentuan..
277
Generasi Quon Mulai Berguguran.
278
Pertarungan Terakhir.
279
Mengungkap Pelaku utama.
280
Kemunculan Dewa Erlang.
281
Pertarungan Dua Kekuatan Besar.
282
Pertarungan di Istana Langit.
283
Istana Langit.
284
Banjir Darah di Istana Langit.
285
Dewi Penakluk Naga.
286
Muncul nya Dewa Naren.
287
Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!