Di Tempa Dendam Kesumat.

Kini kebiasaan dari Yi Feng dan Ma Qiau berubah total, dari yang awal nya suka berdiam di Bu Koan atau perguruan silat saja, kini sesekali ikut Cin Hai kehutanan mencari kayu bakar sekaligus berburu binatang.

Sedangkan Cin Hai sendiri, setelah selesai mengisi air gentong di puncak bukit Tung Hai, apa bila tidak ada pekerjaan mencari kayu bakar, dia akan ketempat kakek Sin Kai Sian untuk berlatih jurus Sin Kai Thien Tin, atau melatih ilmu Gin Kang Hui Fung dan berkultivasi dibawah bimbingan kakek Sin Kai Sian ini.

Karena setiap hari latihan beban mengangkut ember air besar dua buah bolak balik ratusan kali, akhirnya hasil nya mulai terlihat juga, bentuk tubuh nya menjadi sangat bagus, dengan otot otot nya yang menyembul gagah, dan yang paling penting adalah tenaga Gwa Kang (pisik) nya meningkat sangat pesat, yang awal nya cuma mampu mengangkat beberapa kati saja, kini sudah mampu mengangkat hingga puluhan kati, dan tidak mustahil, satu waktu nanti akan mencapai selaksa kati.

Kadang kadang, Cin Hai dan kakek Sin Kai Sian berlatih bersama, saling pukul dan saling serang seperti sedang berkelahi beneran.

Bila murid murid lain untuk mempercepat naik tingkatan kultivasi nya dengan membeli sumberdaya dan pil, beda dengan Cin Hai yang tidak memiliki apapun, selain dari perjuangan diri nya sendiri.

Leluhur perguruan memiliki dua orang putra, yang pertama bernama Lau Bin Ong sang Patriak perguruan, dan adik nya Lau Tong Gwan tetua perguruan.

Lau Bin Ong sendiri memiliki dua orang anak, putra dan putri, yang tertua bernama Lau Teng Ouw dan adik nya bernama Lau Yin Mei.

Sedangkan tetua Lau Tong Gwan memiliki tiga orang anak, yang tertua bernama Lau Sin Wen serta adik nya dua orang putri kembar bernama Lau Me Hwa dan Lau Mei Li.

Lau Teng Ouw dan adik sepupu nya Lau Mei Hwa sedikit lebih bermartabat dan berperangai bagus, sedangkan Lau Sin Wen dan adik nya Lau Mei Li serta sepupu mereka Lau Yin Mei berwatak kurang baik, agak sombong dan suka menindas, terutama kepada Cin Hai.

Lau Teng Ouw berusia lima belas tahun, dan sudah duduk di tingkat sembilan, sedangkan Lau Sin Wen berusia empat belas tahun dan duduk di tingkat delapan.

Sedangkan Lau Me Hwa dan Lau Mei Li berusia sepuluh tahun dan duduk di tingkat empat, serta Lau Yin Mei berusia sebelas tahun dan duduk di tingkat lima.

Diantara ketiga orang ini, Lau Yin Mei dan Lau Mei Li lah yang sangat sering membuat masalah dengan Cin Hai, hampir tiap kali bertemu, selalu ada ada saja keisengan yang mereka buat untuk menjahili Cin Hai bahkan menjurus pada keadaan yang hampir mencelakakan.

Seperti pagi itu, ketika Cin Hai sedang asik mengangkat dua ember besar air dari sungai ke arah puncak bukit Tung Hai, dia berpapasan dengan Lau Yin Mei dan Lau Mei Li, secara sengaja, Lau Yin Mei mencekal kaki Cin Hai yang sedang mengangkat dua ember besar berisi air itu, sehingga Cin Hai terjengkang dan seluruh air di dalam ember nya tumpah semua nya.

Sebenar nya Cin Hai tahu jika langkah kaki nya di cekal Lau Yin Mei, seandainya dia mau, bisa saja dia melompat, melepaskan diri dari cekalan dara itu, tetapi bila itu dia lakukan, urusan nya bakalan semakin panjang, bisa bisa upaya nya menutupi diri nya bakal gagal.

Sebenar nya tubuh nya tidak benar benar terhempas ketanah, karena saat tubuh nya tinggal satu jengkal dari tanah, tangan nya dengan cepat menahan tubuh nya agar tidak terhempas ketanah.

Sepintas, orang lain melihat tubuh Cin Hai terhempas ketanah, namun sedikitpun tidak ada bekas nya, hanya air di dalam ber nya saja yang tumpah.

Cin Hai sedikitpun tidak takut kepada orang orang yang membully diri nya, tetapi bila dia melawan, apalagi sampai mengalahkan mereka, dia takut kakek Guan dan nenek Mou Ni yang terkena imbas nya, maklum kedua orang itu cuma menumpang hidup di perguruan silat Sin Houw itu.

Maka dari itu, dari pada urusan nya merembet kemana mana dan ujung ujung nya mempersulit kakek Guan dan nenek Mou Ni, dia lebih memilih mengalah saja.

"Kalian memang sudah sangat keterlaluan sekali, salah apa Cin Hai pada kalian?, sehingga tiada hari bagi kalian tanpa menyakiti nya!" terdengar suara hardikan seorang dara cantik sambil berjalan menghampiri Cin Hai.

"Hei!, Me Hwa!, siapa suruh pecundang itu berada di tempat ini, itu salah nya sendiri, huh dasar pecundang tidak berguna, seseorang yang memiliki Dantian keci, hidup tidak berguna!" kata Yin Mei mencemooh Cin Hai.

"Hei!, Me Hwa!, tuh tolongin calon suami mu itu, pecundang tidak berguna!" ejek Mei Li pada saudara kembarnya itu.

Lau Me Hwa mengangkat tubuh Cin Hai yang terbaring di tanah, menepuk beberapa bagian tubuh anak laki laki itu, menghilangkan debu dari pakaian nya.

"Sudahlah adik Cin Hai, jangan hiraukan mereka, mereka memang nakal!" ujar Me Hwa.

"Tidak apa apa kak l, terimakasih, saya bisa mengambil nya lagi ke sungai" ujar Cin Hai sambil memungut kedua ember besar nya itu dan berlari ke arah kaki bukit tepat sungai berada.

Kalau berada di tempat yang rada jauh dari perguruan, Cin Hai membawa dua ber besar yang di pikul di pundak nya itu sambil berlari dan melompat dari batu yang satu, ke batu yang lain nya.

Barulah setelah berada dekat dengan perguruan silat Sin Houw itu saja dia berpura pura berjalan perlahan sambil sedikit terhuyung huyung.

Meskipun usia nya baru tujuh tahun, namun otot otot di tubuh nya sudah terbentuk indah serta tenaga Gwa Kang nya setara dengan pemuda dua puluhan tahun.

Hal itu tentu saja terbentuk karena keras nya beban kehidupan yang dia jalani.

Tidak ada yang tahu, apa yang ada di dalam hati nya, meskipun itu kedua sahabat nya sekalipun.

Cin Hai tidak pernah mau berbagi masa lalu dengan siapa pun juga, bagi nya, masa lalu nya, dia pendam sendiri saja dengan segala dendam kesumat di dalam dada nya.

Karena besar nya rasa dendam di hati nya pada orang orang yang telah membunuh kedua orang tua nya itulah, maka bagi nya belajar ilmu beladiri merupakan satu keharusan yang mutlak dia jalani, tidak perduli seberapa pun berat rintangan nya.

Karena tekad nya yang sangat kuat itulah, maka pada usia yang baru tujuh tahun itu, ia sudah mencapai tingkat lima, dari sembilan tingkat ilmu Hui Fung (angin berkelebat) yang diajarkan kakek Sin Kai Sian kepada nya.

Dia sudah bisa melompat setinggi empat atau lima depa, dan sudah mampu melompati kali kecil tanpa berjalan melewati nya.

Adapun jurus Sin Kai Thien Tin (pengemis sakti menggoncang langit) sudah berhasil dia kuasai hingga tingkat ke enam dari sembilan jurus.

Ilmu silat tingkat tinggi yang sebenar nya sudah punah di muka bumi beberapa ratus tahun yang silam itu. tidak ada satupun dari para tokoh Kai Pang (Perkumpulan pengemis) yang masih menguasai jurus jurus sakti itu.

Jurus itu kini sudah menjadi legenda di antara para pendekar kultivator, bahwa dahulu kala, ada seorang tokoh pengemis yang memiliki jurus sangat ampuh, sangking ampuh nya jurus itu, sehingga seorang yang tidak memiliki kultivasi yang memadai saja masih bisa mempertahan diri nya dari serangan lawan, cuma dengan mengandalkan jurus jurus silat itu saja.

...****************...

Terpopuler

Comments

ꪶꫝHIDAYAT

ꪶꫝHIDAYAT

Mantap Thor

2024-04-11

1

herry bjb

herry bjb

keterangan yg di ulang ulang...hanya untuk memenuhi target jumlah kata saja

2024-03-25

2

Umar Muhdhar

Umar Muhdhar

t

2024-02-28

0

lihat semua
Episodes
1 Pertarungan di Tengah Hujan panas.
2 Pembantaian Sadis.
3 Kepedihan hati dua anak manusia.
4 Berusaha bangkit .
5 Bertahan untuk Hidup .
6 Bertarung dengan Serigala Hitam .
7 Serigala yang Terluka.
8 Terpisah.
9 Bertemu Orang Tua yang Baik Hati.
10 Pengemis Renta di Kaki Bukit.
11 Dantian nya Cacat.
12 Ilmu Hui Fung (Angin Berkelebat).
13 Di Tempa Dendam Kesumat.
14 Kenangan Terakhir Sin Kai Sian.
15 Kisah Dua Saudara.
16 Mencari Lembah Dewa Maut.
17 Dikira Pecundang, ternyata Terpandang.
18 Bertemu Si Tua Gila.
19 Jurus San I Koay Sian.
20 Lelaki Aneh, didalam Lembah.
21 Akhir Hidup Sin Tiauw Giam Lo Ong.
22 Pek Tiauw Kong hiap, (Pendekar Muda sang Rajawali putih).
23 Pertarungan Pertama .
24 Diperebutkan Tiga Dara Cantik.
25 Arogansi Penjaga Gerbang.
26 Akhir Sebuah Sikap Arogan.
27 Galau nya Hati Tiga Dara.
28 Pek I Kai Pang (Perkumpulan Pengemis Baju Putih).
29 Dara Cantik, tapi Pemarah.
30 Pengemis Buta.
31 Ramalan Bu Beng San Kui.
32 Bertemu Sahabat Lama
33 Tantangan Dara Sombong.
34 Mendapat Pelajaran Pahit.
35 Meniti Jejak Takdir.
36 Bertemu Kong Thai Sian Shin Liong.
37 Kejatuhan Bulan.
38 Kekaguman sang Dewi.
39 Siang Ti Kui (Sepasang Hantu Tanah).
40 Pertarungan Dimulai.
41 Tewas nya Siang Ti Kui.
42 Tokoh Tokoh Sakti Mulai Berdatangan.
43 Kemelut Thien Giok, Dimulai.
44 Po Siaw Toat Shin (Seruling Pusaka Perenggut Sukma).
45 Petaka Karena Keras Kepala.
46 Amukan Thien Giok.
47 Pengorbanan Seorang Anak Muda.
48 Kesedihan Dewi Li Hwa.
49 Akhir Petaka, Awal nya Duka.
50 Naga Laut Utara.
51 Di Istana Dewa Naga.
52 Jamuan Keluarga di Istana Dewa Naga.
53 Membujuk Putri Manja.
54 Perguruan Teratai Putih.
55 Terjebak rasa Congkak.
56 Tindakan yang Gagal
57 Misteri Tuan Penolong.
58 Ang Coa Sian Li.
59 Ang Coa Ong Ya.
60 Tuan muda Duan.
61 Ang Coa Chu Kiam.
62 Tiba di Kota Tao.
63 Benang merah mulai tersingkap.
64 Jejak di Tengah Rimba.
65 Perkampungan Didalam Tebing Batu.
66 Dinasti Quon.
67 Dendam Klan Duan.
68 Swan Niang di Culik.
69 Mendatangi Markas Klan Duan.
70 Pertarungan di Gerbang Klan Duan.
71 Ang Yu Ji Hwa dan Ban Tok Kiam.
72 Pertarungan.
73 Sang Patriak Klan Duan.
74 Sifat Jumawa Membawa Petaka .
75 Akhir Kisah Klan Duan.
76 Ma Bin Lo Mo.
77 Memprovokasi perasaan Cin Hai.
78 Akhir kisah Ma Bin Lo Mo.
79 Ilmu Jit Yang.
80 Muncul nya Tokoh Tokoh Tua.
81 Teror di Desa Makuo.
82 Hui Kui.
83 Ang Hui Kui
84 Xioyang Bo Ti.
85 Pertarungan di Gerbang Utara Kota Famoa.
86 Arogansi Klan Tuo.
87 Pasukan Keamanan Klan Tuo.
88 Kebejatan Klan Tuo.
89 Tok Ji Shin Cui.
90 Tok Ji Shin Cui.
91 Murka.
92 Pertarungan di Malam Hari.
93 Pengawal Dinasti Quon.
94 Tuan Muda Quon Fei Ruan.
95 Penyesalan Ban Jiu.
96 Gugur sebagai Ksatria terhormat.
97 Ada Api Dendam.
98 Hawa Sihir.
99 Pembunuh Bayaran.
100 Pemancing Tua yang Aneh.
101 Korban Ketamakan.
102 Siocia yang Angkuh.
103 Akibat terlalu Arogan.
104 Bertemu Lagi.
105 Dara Dara Cantik
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Pertarungan di Tengah Hujan panas.
2
Pembantaian Sadis.
3
Kepedihan hati dua anak manusia.
4
Berusaha bangkit .
5
Bertahan untuk Hidup .
6
Bertarung dengan Serigala Hitam .
7
Serigala yang Terluka.
8
Terpisah.
9
Bertemu Orang Tua yang Baik Hati.
10
Pengemis Renta di Kaki Bukit.
11
Dantian nya Cacat.
12
Ilmu Hui Fung (Angin Berkelebat).
13
Di Tempa Dendam Kesumat.
14
Kenangan Terakhir Sin Kai Sian.
15
Kisah Dua Saudara.
16
Mencari Lembah Dewa Maut.
17
Dikira Pecundang, ternyata Terpandang.
18
Bertemu Si Tua Gila.
19
Jurus San I Koay Sian.
20
Lelaki Aneh, didalam Lembah.
21
Akhir Hidup Sin Tiauw Giam Lo Ong.
22
Pek Tiauw Kong hiap, (Pendekar Muda sang Rajawali putih).
23
Pertarungan Pertama .
24
Diperebutkan Tiga Dara Cantik.
25
Arogansi Penjaga Gerbang.
26
Akhir Sebuah Sikap Arogan.
27
Galau nya Hati Tiga Dara.
28
Pek I Kai Pang (Perkumpulan Pengemis Baju Putih).
29
Dara Cantik, tapi Pemarah.
30
Pengemis Buta.
31
Ramalan Bu Beng San Kui.
32
Bertemu Sahabat Lama
33
Tantangan Dara Sombong.
34
Mendapat Pelajaran Pahit.
35
Meniti Jejak Takdir.
36
Bertemu Kong Thai Sian Shin Liong.
37
Kejatuhan Bulan.
38
Kekaguman sang Dewi.
39
Siang Ti Kui (Sepasang Hantu Tanah).
40
Pertarungan Dimulai.
41
Tewas nya Siang Ti Kui.
42
Tokoh Tokoh Sakti Mulai Berdatangan.
43
Kemelut Thien Giok, Dimulai.
44
Po Siaw Toat Shin (Seruling Pusaka Perenggut Sukma).
45
Petaka Karena Keras Kepala.
46
Amukan Thien Giok.
47
Pengorbanan Seorang Anak Muda.
48
Kesedihan Dewi Li Hwa.
49
Akhir Petaka, Awal nya Duka.
50
Naga Laut Utara.
51
Di Istana Dewa Naga.
52
Jamuan Keluarga di Istana Dewa Naga.
53
Membujuk Putri Manja.
54
Perguruan Teratai Putih.
55
Terjebak rasa Congkak.
56
Tindakan yang Gagal
57
Misteri Tuan Penolong.
58
Ang Coa Sian Li.
59
Ang Coa Ong Ya.
60
Tuan muda Duan.
61
Ang Coa Chu Kiam.
62
Tiba di Kota Tao.
63
Benang merah mulai tersingkap.
64
Jejak di Tengah Rimba.
65
Perkampungan Didalam Tebing Batu.
66
Dinasti Quon.
67
Dendam Klan Duan.
68
Swan Niang di Culik.
69
Mendatangi Markas Klan Duan.
70
Pertarungan di Gerbang Klan Duan.
71
Ang Yu Ji Hwa dan Ban Tok Kiam.
72
Pertarungan.
73
Sang Patriak Klan Duan.
74
Sifat Jumawa Membawa Petaka .
75
Akhir Kisah Klan Duan.
76
Ma Bin Lo Mo.
77
Memprovokasi perasaan Cin Hai.
78
Akhir kisah Ma Bin Lo Mo.
79
Ilmu Jit Yang.
80
Muncul nya Tokoh Tokoh Tua.
81
Teror di Desa Makuo.
82
Hui Kui.
83
Ang Hui Kui
84
Xioyang Bo Ti.
85
Pertarungan di Gerbang Utara Kota Famoa.
86
Arogansi Klan Tuo.
87
Pasukan Keamanan Klan Tuo.
88
Kebejatan Klan Tuo.
89
Tok Ji Shin Cui.
90
Tok Ji Shin Cui.
91
Murka.
92
Pertarungan di Malam Hari.
93
Pengawal Dinasti Quon.
94
Tuan Muda Quon Fei Ruan.
95
Penyesalan Ban Jiu.
96
Gugur sebagai Ksatria terhormat.
97
Ada Api Dendam.
98
Hawa Sihir.
99
Pembunuh Bayaran.
100
Pemancing Tua yang Aneh.
101
Korban Ketamakan.
102
Siocia yang Angkuh.
103
Akibat terlalu Arogan.
104
Bertemu Lagi.
105
Dara Dara Cantik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!