Besoknya yaitu hari ke 3 Raspati pada pagi harinya sehabis sarapan sekitar jam 08:00 pergi ke wilayah Hutan Mati untuk melanjutkan penelusuran sedangkan teman temannya melanjutkan mencari bahan ulasan skripsi.
Setelah sampai di Hutan Mati Raspati segera pergi kewilayah terjauh dari kawasan Hutan Mati dan agak terpencil [karena disarankan oleh kakek Kelud] untuk lebih menguasai pengolahan tenaga dalam dan energi cakra yang telah dia miliki.
Setelah sampai dan menemukan tempat yang cocok Raspati mulai melatih kembali tehniknya, setelah lebih dari 5 jam akhirnya dia berhasil menguasai penyaluran energi keseluruh titik sumbu dan memperbesar wadah untuk menyimpan tenaga dalam dan energi Cakra/spiritualnya.
Kemudian Raspati memakan 2 pil yang berwarna warna merah sesuai petunjuk kakek Kelud dan berusaha untuk menyerap pil tersebut, setelah larut dan terserap dia berusaha untuk menyalurkan energi cakranya keseluruh titik sumbu.
Telah berlalu dua jam tiba tiba didalam tubuh Raspati berbunyi dentuman yang teredam sebanyak 3 kali "DHEMM.. DHEMM.. DHEMM..' dia masih terus fokus untuk menyalurkan energi keseluruh tubuhnya yang secara mendadak terasa melimpah terkumpul di bawah pusarnya.
Sementara itu tubuh Raspati memancarkan cahaya yang terang berwarna putih kemudian kuning keemasan yang menyilaukan mata dan disaat yang sama bayangan leluhurnya Raspati tiba tiba terwujud ditubuhnya.
Pada saat itu juga kakek Kelud yang menampakkan fisik manusianya... merasakan energi cakra Tuannya sambil berlutut dan berkata "Tuan Bagaskara akhirnya Yang Mulia muncul juga... hormat hamba Tuanku" sapa kakek Kelud dengan wajah penuh kerinduan yang sangat dan sikap yang tunduk patuh.
Kemudian muncul lima sosok juga dalam wujud fisik manusia secara bersamaan "Yang Mulia akhirnya Tuanku hadir juga didunia ini" sapa mereka dengan berlutut dengan suara bergetar penuh dengan kerinduan yang sangat pula.
Sedangkan Raspati yang jiwanya masih terkonsentrasi pada energi yang meluap.. akhirnya tidak sadarkan diri sedangkan tubuhnya dikendalikan oleh Leluhurnya untuk sementara waktu.
"Sahabat sahabatku, saudara saudaraku.. terimakasih kalian telah menemukan garis keturunan ku yang memiliki energi yang sama denganku".
"Tapi saya tidak dapat bersama dengan kalian karena ini adalah serpihan jiwa dan energiku yang terakhir.. aku tidak memiliki banyak waktu untu dapat berbicara dengan kalian.." Sapa Leluhur Raspati.
"Yang Mulia Rajapati Bagaskara.... kami berharap Tuan bisa kembali seperti dulu bersama kami membangun dan mengembangkan Dua Dunia" ujar mereka dengan sikap yang masih berlutut dan memohon.
"Saudara saudaraku bangunlah, sudah kukatakan dari dulu jangan pernah berlutut dihadapanku.. kita adalah saudara walaupun berbeda tapi kita tetaplah ciptaan Sang Hyang Jagat Dewa Batara bangkitlah.." ucap Leluhur Raspati yang bernama Rajapati Bagaskara.
Sambil merangkul kakek Kelud Leluhur mengangkat bahunya sengan tubuh cahaya meskipun tidak dapat menyentuh tubuh kakek Kelud dan yang lain pun ikut berdiri dari sikap berlutut mereka.
"Maafkan hamba Tuan ku Bagaskara.. hamba menggunakan wajah dan fisik anda selama berinteraksi dengan Tuan Muda Raspati", ucap kakek Kelud sambil menundukkan wajahnya.
"Tidak apa apa saudaraku Kelud.. Ismaya Manguntapa, aku malah senang kamu telah bertindak dengan benar agar Cucu ku.. garis keturunanku dapat mengenali leluhurnya" jawab Leluhurnya Raspati.
"Terimakasih Tuanku hamba merasa senang jika apa yang hamba lakukan sesuai dengan apa yang Tuan ku harapkan".
"Dan hamba akan berusaha keras agar Tuan Muda dapat mewariskan semua kesaktian dan harta pendukung yang telah Tuanku siapkan untuknya" ucap kakek Kelud leluhurnya hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya.
"Dan kalian Sapta Kenanga, Ganesha Tirta, Ageng Narada, Jaladara dan Ramapadmi.. Aku senang kalian masih lengkap dan setia dengan Kelud" ucap Leluhurnya Raspati.
"Kami Yang Mulia.. kami akan setia menemaninya sampai jiwa kami lepas dari raga" jawab mereka.
"Waktuku mungkin tak lama lagi saudaraku karena sisa jiwa dan energiku akan segera menghilang, saya hanya berharap cucuku ini dapat memenuhi harapan kalian..".
"Selamat tinggal saudara saudaraku" dengan wajah yang teduh dan aura yang berwibawa perlahan menghilang di iringi dengan cahaya ke emasan yang mengelilingi tubuh Raspati.
"Yang Muliaaaaaaaa!!... Tuankuuu.... selamat tinggal..", jawab mereka sambil berlutut dengan berlinang air mata dan kerinduan yang mendalam tidak rela berpisah dengan Tuan mereka yang baru berjumpa kembali selama lebih dari 30000 tahun berpisah.
Perlahan mata Raspati terbuka dan tersadar dari pingsannya, "Kakek.. apa yang terjadi? Si.. Siapa mereka kek?" Tanya Raspati penuh tanda tanya.
"Tuan Muda.. salam hormat" jawab mereka serempak sambil berlutut termasuk kakek Kelud.
"A.. Apa yang kakek lakukan, bangunlah kek" ucap Raspati sambil mengangkat bahu kakek Kelud sedangkan yang lain masih berlutut, dengan wajah masih berderai air mata kakek Kelud berdiri.
"Dan kakek sekalian bangunlah kenapa harus berlutut didepanku?" Tanya Raspati pada kelima saudara kakek Kelud, mereka pun bangun dari sikap berlututnya masih dengan air mata yang berderai.
Dalam hati kakek Kelud bergumam ["Ternyata keturunan Tuan Bagaskara yang terakhir ini memiliki sifat yang sama dengannya, wajahnya mirip dengannya diwaktu muda dan sifatnya sangat berbeda dengan keturunan keturunan sebelumnya"].
"Pati... eh Tuan Muda, mereka adalah sahabat sekaligus saudara Leluhur mu yang sebangsa denganku" jawab kakek Kelud.
"Iya Tuan Muda.. Hamba Sapta Kenanga, hamba Ganesha Tirta, hamba Jaladara, hamba Ageng Narada dan hamba Ramapadmi" jawab mereka satu persatu.
Kemudian kakek Kelud pun menceritakan semua kejadian selama Raspati tidak sadarkan diri, dengan wajah sendu Raspati mendengarkan semua yang diceritakan kakek Kelud.
"Kakek Kelud dan para kakek yang lain mohon jangan panggil saya tuan muda, saya tidak pantas lagi pula saya bukan siapa siapa selain masih perlu banyak belajar" ucapnya.
"Tuan Muda.. kami akan tetap menyapa anda dengan sebutan itu apapun yang terjadi semenjak pertemuan kembali kami dengan Yang Mulia Leluhur Tuan Muda walaupun hanya sebentar, sebagai rasa hormat dan tunduk kami sama Beliau" jawaban mereka.
"Tuan Muda..." sapa kakek Kelud memandang wajah Raspati, "Kek jangan kayak gini lah kek bersikap seperti biasa saja" ujar Raspati.
"Tuan Muda Raspati.. saya juga sama seperti mereka memiliki perasaan yang sama" jawab kakek Kelud.
"Ga kek.. kakek udah Pati anggap seperti kakek sendiri.. karena kakek sudah bertahun tahun bersamaku sejak kecil".
"Dan membimbingku dalam belajar ilmu beladiri dan tehnik pengembangan tubuh serta membangkitkan tenaga dalam dan energi cakra/spiritual dalam diriku" tegas Raspati sambil memeluk kakek Kelud apalagi sekarang dia menggunakan fisik yang mirip dengan leluhurnya Rajapati Bagaskara.
Kakek Kelud memeluk balik Raspati yang memang dalam pandangannya wajah Raspati ada kemiripan dengan Tuannya yang sekarang dia pakai.
"Baik Tuan Mu.. eh Pati.. eh... hamba akan memanggil mu.. cucuku saja seperti biasa" ujarnya kaku tergagap karena masih terbayang Tuannya yang menggunakan tubuhnya sebagai perantara tetapi bagi kakek yang lain masih kekeh akan memangil Tuan Muda kepada Raspati.
"Tapi tidak dengan kami Tuan Muda karena kami baru bisa hadir sekarang dan tidak bisa memanggil nama anda langsung sebab Tuan Muda adalah keturunan dari Tuan Kami dan kami harus mematuhi karena merupakan sumpah kami sebelumnya" ujar kelima sosok yang baru Raspati kenal.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 413 Episodes
Comments