Sekitar jam 03.00 sore,teman-teman Nesya sudah pulang semua. Nesya sendiri belum pulang ke rumahnya dan Alvaro, ia memilih untuk tetap berada di rumah orang tuanya dan berencana akan pulang nanti sore.
Saat ini Nesya sedang ada di kamarnya, kamar yang selama 20 tahun hidupnya telah menjadi tempat ternyaman untuknya. Apalagi saat ia mengalami patah hati beberapa tahun yang lalu, ia nyaris tidak pernah keluar dari kamarnya.
Nesya begitu merindukan suasana rumahnya, namun kali ini rumah itu terasa sepi. Papanya sedang berada di luar kota, sedangkan Danu sang adik sedang latihan futsal dengan teman-teman sekolahnya.
Nesya mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang,isi kamarnya masih sama seperti saat ia meninggalkannya. Nesya rindu, rindu masa-masa gadisnya yang terasa begitu cepat berlalu. Di usia yang baru 20 tahun, Nesya harusnya masih menikmati masa gadisnya. Tinggal bersama kedua orang tuanya dan juga adik laki-lakinya, bermanja-manja pada mereka.
Namun, kenyataan yang berbeda.Nesya kini telah menjadi seorang istri di usianya yang masih muda. walaupun Nesya belum sepenuhnya melakukan kewajibannya sebagai seorang istri, namun tetap saja statusnya kini adalah seorang istri.
Nesya tidak bisa lagi menikmati masa gadisnya dengan bebas, menikmati masa-masa indah bersama keluarganya. Karena sekarang, Nesya sudah punya keluarga sendiri.
Pandangan Nesya tertuju pada foto di atas meja belajarnya. Nesya meraih foto itu, ia tersenyum melihat potretnya bersama kedua orang tua dan adiknya.
Tok tok tok!
"Nesya, Mama boleh masuk, Sayang?"suara Devi disertai ketukan pintu terdengar, membuat Indonesia menoleh ke arah pintu.
"Boleh,Ma. Masuk aja,"sahut Nesya, ia meletakkan kembali foto yang tadi dipegangnya.
Sedetik kemudian, pintu terbuka. Devi masuk dengan senyuman di wajahnya, ia berjalan menghampiri Nesya. Mendudukkan dirinya di samping sang Putri, putri yang sangat dirindukannya.
"Sayang, gimana rumah tangga kamu sama Alvaro. Kalian baik-baik saja, kan?"tanya Devi, ia sedikit khawatir karena awalnya Nesya sempat menolak dengan keras saat akan dijodohkan dengan Alvaro.
"Baik-baik aja kok, Ma. Pak Alvaro baik banget sama Nesya.Tapi sayangnya Nesya belum bisa mencintai Pak Alvaro,"ungkap Nesya jujur.
"Kenapa sayang? Alvaro cinta sama kamu, kan? Kamu juga harus mencintai suami kamu, Nak."nasihat kepada putrinya.
"Nggak tahu, Ma. Nesya masih trauma. Dulu Andre juga baik sama Nesya, dia bilang cinta sama Nesya. Tapi kenyataannya apa?"ujar Nesya, ia lalu menundukkan kepalanya.
"Tidak menutup kemungkinan, Pak Alvaro juga begitu, Ma. Bisa aja sekarang dia baik sama Nesya, cinta sama Nesya. Nanti ujung-ujungnya kalau Nesya udah jatuh cinta, lalu dia akan berpaling pada perempuan lain,"lanjut Nesya.
Devi menghela nafas, ternyata putrinya itu masih trauma dengan masa lalunya. sejak saat itu, Nesya memang sudah tidak percaya dengan satu orang lelaki pun kecuali papanya dan juga adiknya, Danu. Butuh waktu bagi Nesya untuk bangkit kembali, Devi berharap Alvaro bisa menyembuhkan luka masa lalu yang dialami Nesya.
"Sayang, nggak semua laki-laki seperti itu. Lelaki setia juga masih banyak kok di dunia ini, salah satunya Alvaro."
pernyataan sang Mama membuat Nesya kembali menatap ibunya, ia tidak mengerti mengapa sang Mama begitu yakin pada menantunya.
"Bagaimana mama bisa begitu yakin? Bagaimana kalau ternyata pak Alvaro nggak setulus yang Mama kira, bagaimana kalau setelah dia berhasil membuat Nesya jatuh cinta, lalu dia mencampakkan Nesya begitu saja?"tegas Nesya.
"Nesya,sayang. Nggak semua laki-laki itu seperti itu. Kamu nggak boleh meragukan suami kamu sendiri hanya karena kamu pernah dikecewakan, kamu juga nggak boleh menilai suami kamu jahat hanya karena lelaki yang pernah jahat sama kamu,"ujar Devi menasehati.
"Buka hatimu, Nak. Buka lembaran baru bersama Alvaro, kamu berhak bahagia, Sayang. Sampai kapan kamu akan terpuruk dengan masa lalu kamu."
Nesya hanya diam saja, ia tidak tahu bagaimana harus menanggapinya.Ia hanya belum siap,rasa sakit itu masih membekas Di hatinya.
"sebaiknya kamu jujur sama suami kamu, dia berhak tahu apa yang terjadi sama kamu. Mama yakin, Alvaro bisa membantu kamu sembuh dari trauma itu,"ujar Devi lagi, menaruh harapan besar pada putrinya. Devi ingin melihat Nesya bahagia, yakin Alvaro adalah pilihan terbaik untuk putrinya.
"Sayang,kamu dengerin mama,kan?"tanya Devi memastikan,Nesya kembali menatap ibunya.
"Iya,Ma. Nesya dengar kok,"sahut gadis itu.Devi tersenyum,lalu mengelus rambut putrinya.
"sekarang mending kamu pulang, suami kamu pasti udah nungguin kamu di rumah,"ucap Devi, membuat Nesya terkejut.
"Mama ngusir aku?"ucap Nesya hampir tak percaya. Devi terkekeh mendengar tuduhan putrinya, dia selalu salah sangka.
"Nggak,Sayang.Mama nggak ngusir kamu,tapi sebaiknya kamu pulang karena ini udah sore.Mama nggak mau kamu kemalaman di jalan nanti,"ucap Devi menjelaskan.
"Mama gimana sih,malah nyuruh aku pulang.Padahal aku belum ketemu papa,Danu juga belum pulang.Papa pulang besok,kan? Nesya pulang besok aja,ya. Please,Ma!"
Nesya memohon pada sang mama,menangkupkan kedua tangannya di depan dada sembari mengerjapkan matanya.
"Udah, nggak usah bantah Mama.Pokoknya kamu harus pulang hari ini,"tegas Devi.
"Mama ih,tega banget sama anak sendiri!" sungut Nesya, membuat Devi terkekeh.
**********************
Alvaro baru saja tiba di rumah, setelah beberapa saat menghabiskan waktu di luar rumah.Ia mencari beberapa buku yang ia perlukan untuk mengajak,juga untuk mengurangi rasa bosan karena ditinggal oleh Nesya.
Alvaro melangkah masuk ke dalam rumah, melihat mbak Siti yang tengah membersihkan ruang tamu.Lelaki itu langsung menghampiri asisten rumah tangganya.
"Mbak,Nesya belum pulang?"tanya Alvaro.
"Belum,Pak.Non Nesya belum pulang,"jawab Mbak Siti.
Setelah sampai di kamar, Alvaro mencoba menghubungi Nesya.Ia sangat mencemaskan sang istri, takut terjadi apa-apa di perjalanan.
"Hallo,Nesya. Kamu masih di rumah Mama?" tanya Alvaro.
"Masih,Pak. Aku baru mau pulang,ada apa?"sahut Nesya balik bertanya.
"Kamu jangan pulang sendirian,ya.Biar saya jemput," ujar Alvaro.
"Tapi,Pak.Aku bisa kok naik taksi," sanggah Nesya.
"Nggak ada tapi-tapian, tunggu saya disana.Jangan pulang dulu sebelum saya datang,"tegas Alvaro tak ingin dibantah.
"Ya udah,aku tunggu," jawab Nesya pasrah.
Setelah memutuskan sambungan,ia bergegas pergi ke rumah orang tuanya, untuk menjemput sang istri.
******************
Devi yang mendengar pembicaraan Nesya dan Alvaro pun tersenyum. Lalu,ia menghampiri Nesya.
"Bagus dong,itu artinya Alvaro peduli sama kamu.Dia nggak mau kamu pulang sendirian.Alvaro memang suami yang baik,"ujar Devi ,ia merasa telah memilih seorang pria yang tepat untuk menjadi pendamping putri satu-satunya.
"Kak Nesya!"panggil Danu yang tiba-tiba muncul.
Melihat Danu sudah pulang, senyum Nesya langsung mengembang.Gadis itu bangkit dari duduknya, berlari menghampiri adik kandungnya.
"Danu!"Nesya segera memeluk Danu, remaja tujuh belas tahun itu membalas pelukan kakaknya.
Danu sangat merindukan kakak kesayangannya itu, karena biasanya mereka tidak pernah berpisah walaupun hanya sehari saja.
"Kak Nesya,apa kabar? Sejak kapan kakak pulang?" tanya Danu, ketika pelukan mereka terlepas.
"Baik,kakak udah dari tadi disini,kamu lama banget pulangnya,"celetuk Nesya.
"Iya,kak.Aku lagi latihan futsal untuk lomba minggu depan,"sahut Danu.
Nesya mengangguk paham."Gimana sekolah kamu,aman kan?"
"Aman dong Kak,bentar lagi kan aku udah lulus,"sahut Danu.
Mereka lalu menghabiskan waktu mengobrol di sofa,Nesya dan Danu begitu akrab.Waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.Namun, Alvaro belum juga sampai.
"Tuh,kan.Udah jam segini belum nyampe juga, udah dibilangin nggak usah jemput.Ngeyel banget,"gerutu Nesya, karena suaminya belum juga tiba.Ia sudah lelah menunggunya.
"Nggak baik menggerutu seperti itu,Nesya.Doakan yang baik-baik untuk suamimu, barangkali saat ini dia terjebak macet di jalan,"tutur Devi menasehati.
"Iya kak,sabar dong.Bang Alvaro pasti nyampe kok bentar lagi,"timpal Danu.
Mendengar ucapan mama dan adiknya,Nesya hanya diam saja.Tidak ingin berdebat,tapi ia sangat kesal pada suaminya.
Sekitar sepuluh menit kemudian, Alvaro telah sampai di kediaman mertuanya.Ia memarkirkan mobilnya di depan teras,saat berada di depan pintu rumah mewah tersebut, Alvaro disambut oleh asisten rumah tangga yang langsung mempersilahkannya masuk.
"Assalamualaikum,"ucap Alvaro.
"Waalaikumsalam."
Devi langsung berdiri, menghampiri sang menantu yang baru saja datang.Alvaro meraih tangan ibu mertuanya kemudian menyalaminya.
"Mama apa kabar,sehat?"tanya Alvaro.
Devi mengangguk seraya tersenyum."Alhamdulillah sehat, Alvaro.Kamu juga sehat,kan?"
"Alhamdulillah,sehat juga,Ma.Papa mana,Ma?"tanya Alvaro, karena tidak melihat sosok pria berwibawa yang merupakan papa mertuanya.
"Papa lagi diluar kota,besok baru pulang,"jawab Devi, Alvaro mengangguk paham
Alvaro lalu melirik ke arah sofa,Nesya masih cemberut tanpa melihat ke arahnya.Sedangkan Danu tersenyum padanya.
"Ayo duduk dulu, Alvaro.Kamu pasti capek kan,habis nyetir.Pulangnya nanti aja selesai makan malam,"ajak Devi.
"Baik,Ma."Dengan patuh, Alvaro mengikuti langkah mertuanya.Duduk di sofa, tepat di samping Nesya.
"Danu,apa kabar? Gimana sekolah kamu,lancar?"Alvaro menyapa adik iparnya.
"Baik,bang.Alhamdulillah semuanya lancar, sebentar lagi aku mau ujian kelulusan,"jawab Danu.
"Bagus, semoga sukses Danu,"ucap Alvaro seraya tersenyum,ia kemudian mengalihkan pandangannya pada sang istri yang tampak cuek.
"Sayang,maaf ya. Saya membuatmu menunggu lama,saya kena macet tadi dijalan.Padat banget lalu lintas di sore hari,"ucap Alvaro.
"Kan aku udah bilang,nggak usah dijemput.Kalau bapak nggak jemput, pasti aku udah sampai rumah sekarang,"sungut Nesya.
Alvaro hanya membalas dengan senyuman.Tidak enak berdebat di depan mertua dan adik iparnya.
"Nesya, jangan gitu.Suami datang jemput kamu,bukannya terima kasih malah marah-marah.Gimana sih,kamu?"tegur Devi tegas.
"Nggak apa-apa,Ma.Nesya kan lagi PMS jadi wajar, biasanya nggak kok.Nesya selalu baik kalau di rumah,"ujar Alvaro membela istrinya,sambil tersenyum maklum.
Devi tersenyum lega, Alvaro benar-benar pria yang baik.Tutur katanya begitu lembut, pembawaannya begitu tenang.
"Lihat Nesya, suami kamu luar biasa.Dia bahkan bisa memaklumi kesalahan kamu, jarang loh ada laki-laki seperti Alvaro.Kebanyakan laki-laki sekarang itu egois,maunya menang sendiri.Kamu beruntung mendapatkan suami seperti Alvaro,"ujar Devi memuji menantunya.
Alvaro tersenyum canggung mendengar pujian dari ibu mertuanya, sedangkan Nesya memutar bola matanya malas.
"Dipuji aja terus,sedangkan aku disalahin terus,"sungut Nesya dengan wajah cemberutnya.
"Udah,sayang.Jangan marah-marah, nanti cantiknya hilang loh,"ucap Alvaro dengan nada menggoda, Nesya mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan sang suami.Sedangkan Devi menatap gemas anak dan menantunya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Rita
aplg saya ma gemesh ma nesya
2024-01-28
0
Rita
betul ma nesya klo bs jujur biar Alvaro jelas tau knp nesya blm suka ma Alvaro
2024-01-28
0