Setelah selesai mandi dan berpakaian rapi, Nesya langsung turun ke lantai bawah.Ia mencari keberadaan suaminya di depan, namun sang suami tidak ada.
"Pak Alvaro, Bapak di mana?"teriak Nesya. Ia kembali ke dalam, mencari Alvaro di ruang tengah.Ia mendapati sang suami tengah fokus menonton berita.
"Pak Alvaro!"panggil Nesya, sembari menghampiri Alvaro yang tengah menatapnya penuh tanya.
"kamu mau ke mana, Sayang. Tumben udah rapi?"tanya Alvaro heran, melihat Nesya yang rapi memakai kaos lengan panjang serta celana kulotnya.
"Aku mau pulang ke rumah orang tuaku, Pak. Ada perlu sebentar,"jawab Nesya. Alvaro semakin heran, ia langsung bangkit dan menghampiri Nesya.
"Ada apa? Kenapa mendadak? Kamu akan pergi sendirian? Kenapa tidak mengajak saya?"ucap Alvaro dengan deretan pertanyaannya.
"Jadi gini,Pak. Tadi Mila telepon aku, dia ngajak kerja kelompok sama teman-teman yang lain. Tapi mereka maunya di rumah aku, nggak mungkin kan aku suruh mereka datang ke sini."ujar Nesya menjelaskan.
Alvaro menggangguk, ia paham apa yang dimaksud sang istri. Hari libur yang seharusnya dihabiskan untuk berdua saja agar bisa lebih dekat satu sama lain, namun Nesya malah menghabiskan waktu dengan teman-temannya.
"Bapak ngizinin aku pergi,kan?"tanya Nesya sembari menatap Alvaro penuh harap.
Mau bagaimana lagi? Mau tidak mau ia harus mengizinkan Nesya pergi. Padahal ia sudah berencana, akan mengajak Nesya pergi jalan-jalan nanti sore.
Alvaro mengangguk, ia mengizinkan sang istri untuk pergi ke rumah orang tuanya.
"Ya udah,Pak. Aku pergi dulu, takut teman-teman datang duluan. Bisa curiga mereka,"ucap Nesya sembari melirik ke arah jam tangan, waktu sudah menunjukkan jam 08.30 pagi.
"Tapi kamu belum sarapan, Sayang. gimana kalau sarapan dulu, daripada nanti kamu sakit perut,"ucap Alvaro yang langsung mendapat gelengan dari Nesya.
"Nggak usah,Pak. Aku sarapan di rumah mama aja, waktunya udah mepet. Bapak nggak usah khawatir,"sergah Nesya.
"Baiklah, tapi kamu jangan naik motor. Naik taksi aja, karena rumah mama kamu jauh,"saran Alvaro, Nesya menggangguk paham.
"Iya, pak. ya udah aku berangkat, udah telat."Nesya melangkah ke arah Alvaro, meraih tangan Alvaro lalu mencium punggung tangan suaminya.
"Aku pergi, Pak!"
"Eh, tunggu dulu!"tiba-tiba muncul sebuah ide dari otak dosen muda itu.
"Ada apa lagi, Pak? Aku udah telat nih,"ucap Nesya.
"kamu boleh pergi, tapi setelah kamu memberikan saya penawar. Biar saya tetap semangat, walaupun sendirian di rumah,"ucap Alvaro.
Nesya mendengus kesal, aksara selalu mengulur waktunya."Penawar bagaimana, Pak? Jangan yang aneh-aneh deh, aku nggak ada waktu."
Alvaro tersenyum, dengan jari telunjuknya ia menunjuk kedua pipinya sendiri. Seketika Nesya langsung membelalakkan matanya.
"Ayo dong, katanya udah telat. Kasih penawar dulu ke saya baru kamu boleh pergi,"ucap Alvaro, ia menatap Nesya dengan tatapan nakal.
"Ini namanya bapak mencari kesempatan dalam kesempitan,"sungut Nesya kesal.
"Iya dong, kalau tidak sekarang. Kapan lagi?"sahut Alvaro.
Nesya tidak ingin terlambat, karena terlalu lama menghabiskan waktu dengan berdebat bersama suaminya.
"Baiklah,"ucap Nesya pasrah, membuat Alvaro tersenyum penuh kemenangan.
Nesya berjinjit, berusaha menyamai tingginya dengan Alvaro. Sembari menutup mata, Nesya mendaratkan kecupan di kedua pipi Alvaro. Jantungnya saja langsung berdegup kencang, karena ini adalah yang pertama baginya.
"Udah boleh pergi,kan?"tanya Nesya, ia tak berani menatap Alvaro karena malu dengan apa yang dilakukannya barusan.
"Iya,Sayang.Tapi hati-hati di jalan,ya,"pesan Alvaro. Nesya mengangguk paham dan langsung berbalik badan meninggalkan Alvaro sebelum berubah pikiran dan mengambil kesempatan.
Setelah Nesya pergi, Alvaro mendaratkan tubuhnya di sofa. Rasanya sedih ditinggal sendirian, walaupun hanya seharian. Tapi apa yang dilakukan Nesya tadi, setidaknya bisa menjadi penawar bagi Alvaro.
"Semoga suatu saat aku bisa mendapatkan yang lebih dari ini, Nesya. Saya nggak akan berhenti berusaha untuk membuat kamu jatuh cinta pada saya,"dosen berwajah tampan itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
nesyy akhirnya bisa bernapas lega, ia telah tiba tepat waktu. Dia datang lebih cepat 20 menit dari teman-temannya.
"Alhamdulillah, gue aman,"gumam gadis itu.
Nesya segera masuk gerbang yang baru saja dibuka oleh satpam penjaga yang bertugas di rumah orang tuanya. Saat tiba di depan pintu rumah, Nesya langsung disambut oleh asisten rumah tangga yang kebetulan sedang menyiram tanaman.
"Eh,Non Nesya pulang.Lah,mas Alvaro mana,kemana?" tanya Mbak Siti.
"Iya,Bi. Aku pulang karena ada teman-teman yang mau ke sini,"terang Nesya,Bibi Siti mengangguk paham.
"Pada ke mana, Bi? Kok sepi? Padahal kan libur,"tanya Nesya.
"Nyonya ada di dalam,Non.Tuan tadi pergi,Non.Bibi nggak tahu pergi kemana,"jawab Bibi Siti.
"Kalau begitu saya masuk dulu ya,Bi.Nanti tolong masak yang banyak, soalnya teman-teman aku nanti siang datang,"ujar Nesya.
Bibi Siti pun langsung mengangguk paham.Nesya bergegas masuk ke dalam rumah.
"Mama!"
Mendengar suara putrinya, Devi sang Mama yang tengah berada di ruang keluarga langsung bergegas menghampiri putrinya. Ia sudah sangat merindukan Putri satu-satunya.
"Nesya kamu pulang, Sayang?"Devi langsung memeluk Nesya, melepaskan rindu yang sangat pada putrinya.
"Tapi kok Kamu pulang sendirian? Suami kamu mana? Apa dia juga datang, tapi masih di luar,"ucap Devi, memberondong Nesya dengan pertanyaan tentang menantunya.
"Enggak,Ma.Pak Alvaro nggak ikut,"jawab Nesya.
"Kenapa Alvaro tidak ikut? Ini kan hari libur,"tanya Devi.
"Soalnya teman-teman kuliah aku mau datang,Ma. Kalau aku ngajak Pak Alvaro bisa gawat,"terang Nesya.
"Oh,gitu. Tapi lain kali, kamu harus bawa pulang menantu Mama. Kalau tidak, kamu nggak boleh pulang,"ucap Devi.
"Siap,Ma!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di rumah, Alvaro tengah uring-uringan ditinggal sang istri.Padahal baru satu jam yang lalu Nesya pergi,tapi Alvaro sudah merasa sangat kesepian.
"Nesya,Nesya.Kamu kasih saya pelet apa sih,sampai saya bucin banget sama kamu,"gumam dosen pria berparas tampan itu.
Alvaro membuka galeri di ponselnya, melihat-lihat foto sang istri membuat senyumannya merekah.Ia benar-benar jatuh cinta pada Nesya,gadis itu sudah menguasai seluruh hati dan pikirannya.
"Nesya,semoga kamu bisa mencintai saya.Seperti saya mencintaimu,saya harap kamu mengerti,"gumam Alvaro.
Sementara itu,di tempat yang berbeda.Nesya tengah menyambut teman-temannya yang baru saja datang,Nesya sangat senang kedatangan mereka.
Nesya mengajak teman-temannya duduk di sofa ruang tamu, mereka mulai mengerjakan tugas dan berdiskusi tentang materi yang menjadi pokok pembahasan.Setelah selesai mengerjakan tugas,Nesya melarang teman-temannya pulang.
"Jangan pulang dulu ya,kita makan siang dulu.Bi Siti udah masak banyak tadi,dijamin kalian bakal ketagihan deh,"ucap Nesya.
"Asyik, kebetulan cacing gue udah meronta-ronta nih,"ucap Mila sembari mengelus perutnya, membuat teman-temannya tertawa.
"Ya udah,ayok kita ke ruang makan,"ucap Nesya. Teman-teman Nesya langsung mengikuti langkahnya menuju ke ruang makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Rita
masih banyak kata2 yg salah ya thor semangat
2024-01-28
0
Rita
dinasehatin ma anaknya pelan2 ma kshn suaminya
2024-01-28
0