"Ya ampun, gila ya pak Toni. Ngasih tugas nggak tanggung-tanggung, harus selesai dalam satu Minggu lagi. Dia kira mata kuliah kita cuman dia doang apa!" gerutu Nesya kesal.
"Sabar, namanya juga dosen. Ya begitu, suka seenaknya sama mahasiswa. Karena memang kita yang butuh mereka,kan?"timpal Evi.
"Iya bener,sih. Tapi seharusnya dosen juga memikirkan mahasiswanya. Benar yang dikatakan Nesya, mata pelajaran kuliah kita tidak hanya pada Pak Toni saja,"timpal Mila.
"Ya mau gimana lagi, mau tidak mau kita harus mengerjakan tugas ini. Daripada nanti kita dapat nilai E,dan harus mengulangi mata kuliah di semester depan,"ucap Evi. Gadis itu memang memiliki sifat yang lebih tenang dibanding Mila dan Nesya.
"Menurut gue, sih. Dosen yang paling pengertian itu Pak Alvaro, doi nggak pernah ngasih tugas sampai menumpuk,"sahut Mila.Mendengar suaminya dipuji, Nesya hanya tersenyum tipis.
Saat ini mereka bertiga Tengah berada di perpustakaan untuk mengerjakan tugas mereka. Teman-teman mereka yang lain juga ikut memenuhi ruang perpustakaan, hari ini mereka tidak sempat pergi ke kantin. Karena tugas yang diberikan dosen sangat banyak, dan mereka harus sudah menyelesaikannya minggu depan.
"Eh, ngomong-ngomong soal Pak Alvaro. Lo kemarin dipanggil sama pak Alvaro ya,Nes?"
Nesya langsung terkejut mendengar ucapan Mila, sahabatnya itu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
"Lo tau darimana?"tanya Nesya, ia mulai berpikir untuk mempersiapkan jawaban untuk rasa penasaran Mila.
"Dikasih tahu Edo tadi, kata Pak Alvaro lo harus perbaiki nilai? Yang bener aja, kok aneh banget?"ucap Mila.
"Iya,Nes. Kayaknya kita belum ujian deh, tugas kelompok juga belum. Memangnya nilai apa sih?" Timpal Evi.
Tuh,kan. Benar dugaan Nesya, teman-temannya ini sungguh sangat ingin tahu. Nesya tidak ingin teman-temannya mengetahui tentang hubungannya dengan sang dosen, karena bisa saja menjadi masalah di kemudian hari.
"Kenapa diam aja, jawab dong. Bikin penasaran aja, ditambah Pak Alvaro yang nemuin lo di gerbang dan minta lo ikut dia. Nggak mungkin soal nilai kan?"ucap Mila mulai menyelidiki.
"Iya,nih. Padahal kan kalau perlu bisa telepon. Dosen kan punya daftar nomor ponsel mahasiswanya,"Timpal Evi.
Nesya menelan salivanya dengan susah payah,kini kedua temannya menatap dirinya penuh selidik.
"Gini,pak Alvaro itu butuh bantuan gue buat bikin soal ujian semester dua.Soal perbaikan nilai gue itu hanya alasan, karena pak Alvaro tidak ingin mahasiswa lain tau kalau gue bantu dia,"jawab Nesya asal sembari menatap kedua temannya.
Kedua gadis itu sangat menatap bingung, sepertinya mereka masih tidak yakin.
"Kenapa harus Lo,Nes? Memang gak ada yang lain?"tanya Mila, dirinya belum puas dengan jawaban yang diberikan oleh Nesya.
Nesya memutar bola matanya malas, minta alasan apalagi yang harus ia berikan pada kedua sahabatnya.
"kalau soal itu, kalian tanya aja sama Pak Alvaro sendiri.Udah ah! Mendingan kita kerjakan tugasnya. Gue udah laper,"ketus Nesya, kedua sahabatnya akhirnya diam.
**********
Setelah mengerjakan soal di perpustakaan, Nesya dan temannya memutuskan ke kantin untuk makan siang.
"Akhirnya,perut gue kenyang.Gara-gara pak Tono,nih,"ucap Nesya, setelah menghabiskan sepiring nasi dan lauknya.
"Iya,udah jam satu nih. Kita sholat dulu,yok. Mumpung masih ada waktu,"ajak Evi. Gadis itu merupakan yang paling alim diantara mereka bertiga.
"Ya udah,ayo!"jawab Mila sembari bangkit dari duduknya. Sementara Nesya masih duduk.
"Lo nggak ikut,Nes?"Tanya Mila.
"Gue lagi kedatangan tamu bulanan.Tapi gue males sendirian,gue iku deh,"ucap Nesya sembari melangkah menuju musholla yang ada di gedung universitas mereka.
Sembari menunggu teman-temannya selesai sholat, Nesya memilih duduk di bangku panjang sambil memainkan ponselnya.
Ia membuka aplikasi chatting berwarna hijau.Seketika tatapannya langsung tertuju pada sebuah story suaminya.
"Nulis apaan nih,Pak dosen. Buka ah,"ucap Nesya dengan penasaran.
Nesya tak bisa menyembunyikan senyum gelinya.Setelah melihat isi story suaminya.
{Aku tidak bisa melihat wanita manapun selain dirimu,tak ada yang bisa mengalihkan pandanganku selain dirimu}
"Pak Alvaro ini lebay banget sih.Nggak malu apa dilihat teman-temannya,"gumam Nesya sembari menggelengkan kepalanya.
Saat sedang asyik memainkan ponselnya, tiba-tiba pria yang dibicarakan Nesya muncul. Sang suami keluar dari dalam mushola dengan seorang dosen wanita cantik dan muda yang berhijab. Nesya juga pernah melihatnya beberapa kali di gedung fakultas.
Nesya menatap kedua dosen itu, awalnya Alvaro tidak melihat Nesya karena sedang mengobrol dengan wanita cantik itu.
"Ekhem."
Nesya sengaja berdehem sedikit keras, hingga suaminya itu berhasil menoleh ke arahnya. pria itu hanya tersenyum, lalu melanjutkan langkahnya kembali.
"Katanya nggak bisa lihat wanita lain selain aku,tapi nyatanya apa!"gerutu Nesya kesal.
"Dasar nggak bisa dipercaya, pasti dia buat story cuman akting doang.Biar dikatain romantis sama cewek-cewek.Dasar, semua cowok sama aja!"kesal Nesya.
Tak berapa lama, teman-temannya pun keluar dari mushola.
"Udah selesai sholatnya?"tanya Nesya sembari menghampiri kedua sahabatnya.Mereka menjawab dengan anggukan kepala.
*********
Nesya tiba di rumah pukul 05.00 sore. karena jadwal nya hari ini padat, ia pulang sedikit terlambat dari biasanya.
Nesya mengernyit heran, karena tidak mendapati mobil suaminya.
'ke mana Pak Alvaro? biasanya dia pulang lebih dulu dari gue aku.'Batin Nesya.
"Non Nesya udah pulang? Kok lemes,Non Nesya sakit?" Tanya Mbak Siti yang baru saja membuka pintu untuk Nesya.
"Iya nih,Mbak.Soalnya lagi PMS,"ucap Nesya sembari masuk ke dalam rumah diikuti dengan mbak Siti.
Nesya menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang tamu,ia menghela nafas.
"Non mau Mbak buatin jamu? Biar lebih segar,"Tawar Mbak Siti.
"Mbak Siti bisa?"tanya Nesya ragu. Mbak Siti langsung mengangguk dengan mantap.
Tidak sampai lima belas menit,Mbak Siti sudah kembali dengan membawa segelas jamu untuk Nesya.
"Makasih,Mbak,"ucap Nesya sembari menerima gelas berisi jamu.Ia tertegun untuk sesaat, dirinya belum pernah minum jamu semasa hidupnya, entah bagaimana rasanya.
Ia pun mulai meneguk sedikit demi sedikit jamu itu hingga habis.Ia lalu mengembalikan gelasnya pada Mbak Siti.
"Gimana Non?" Tanya Mbak Siti penasaran dengan jawaban Nesya.
"Lumayanlha.Makasih ya,Mbak,"jawab Nesya.
"Sama-sama Non.Kalau begitu Mbak permisi,ya."
Mbak Siti hendak pergi,namun segera dicegah oleh Nesya."Tunggu dulu,Mbak.Duduk dulu,aku mau nanya sesuatu,"ucap Nesya.
Mbak Siti jadi penasaran,ia pun langsung duduk di samping Nesya.
"Ada apa,Non?" Tanya Mbak Siti.
"Gini,Mbak.Apa sih yang membuat laki-laki berpaling dari istrinya?"tanya Nesya.
"Mungkin ada letak kesalahannya di istri.Misalnya sang istri tidak mau melayani suaminya di ranjang,maka laki-laki akan mencari pengganti di luar,"jelas mbak Siti.
Nesya menjadi gelisah setelah mendengar ucapan mbak Siti,ia takut Alvaro akan mencari pelampiasan di luar sana.
Di kamarnya, Nesya memutuskan untuk menelpon sang suami,ia tak mau kejadian seperti siang tadi terulang kembali.
"Halo,Sayang.Ada apa?"Tanya Alvaro setelah telfon tersambung.
"Bapak dimana? Kok belum pulang, udah mau malam juga,"ucap Nesya tanpa basa-basi.
"Maaf, hari saya ada rapat bareng dosen lainnya.Mungkin saya pulangnya sedikit larut,"jawab Alvaro.
"Kok gitu sih,Pak?"
"Udah dulu ya, nggak enak angkat telepon di tengah rapat,"ucap Alvaro langsung memutuskan sambungan secara sepihak.
"Pak Alvaro!"
Tut..Tut ..
Dalam hatinya ia sangat cemas, gelisah kalau Alvaro kepincut wanita lain. Kalau itu terjadi, Nesya tak terima.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Rita
makanya mulai buka hatimu
2024-01-27
0