13.karna sayang

Nesya masih saling menatap dengan Alvaro, gadis itu menggigit bibir bawahnya karena gugup sekaligus takut, karena sang suami telah memergokinya yang akan naik motor dengan pemuda lain. Nesya juga khawatir, Edo akan curiga pada mereka karena sikap aneh yang dilakukan Alvaro. Dan benar saja, Edo menatap heran pada teman dan juga dosennya itu.

"Mampus gue, kok bisa sih Pak Alvaro ada di sini"Nesya hanya bisa mengumpat dalam hati, ia tidak menduga kalau Alvaro akan menghampirinya saat ia akan pulang bersama Edo.

"Nes, lah ada urusan apa sama Pak Alvaro?"tanya Edo penasaran sembari melirik ke arah Nesya dan Alvaro bergantian.

Nesya bingung harus menjawab apa, ia hanya menatap suaminya yang berdiri tak jauh dari tempatnya dan Edo berada. Sementara itu, Alvaro malah berjalan mendekat ke arah mereka. Hal itu tentu saja membuat Nesya panas dingin, ia berharap suaminya itu tidak keceplosan di hadapan Edo. Bisa gawat jika hubungan pernikahan mereka diketahui pihak kampus. Nesya tentu saja tidak ingin itu terjadi, dia masih ingin kuliah hingga menjadi sarjana.

"Kalian mau pulang?"tanya Alvaro, nadanya terdengar tenang dan wajahnya tampak datar.

Nesya tidak berani menjawab, melihat ekspresi wajah suaminya saat ini membuat jantungnya berdegup kencang. Nesya hanya bisa pasrah, entah apa yang akan dilakukan Alvaro.

Melihat Nesya yang hanya diam saja dan enggan menjawab, Edo berinisiatif untuk menjawab sebagai bentuk kesopanan kepada sang dosen. Edo juga penasaran Apa yang membuat desainnya itu memanggil Nesya, di luar jam mata pelajaran.

"Iya,Pak. Kami mau pulang, kebetulan Nesya nggak bawa motor. Tadi saya ajak pulang bareng, daripada naik taksi,"ucap Edo.

Mendengar jawaban salah satu mahasiswanya itu, Alvaro langsung menggangguk. Ia kembali mengarahkan tatapannya pada sang istri, gadis itu hanya menunduk saja sambil memanyunkan bibirnya.

"Kalau boleh saya tahu, tadi Bapak Kenapa panggil Nesya? Apa ada keperluan?"Edo akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

Alvaro tersenyum tipis, dalam hatinya ia mengutuk lelaki yang akan memboncengi istrinya itu. Alvaro jelas tidak suka Nesya berdekatan dengan teman laki-laki, apalagi berboncengan dengan motor gede. Tubuh Nesya pasti menempel di punggung pemuda itu, istrinya itu juga pasti akan berpegangan pada pinggang Edo agar tidak terjatuh.

membayangkannya saja sudah membuat Alvaro meradang, apalagi jika benar-benar terjadi. Beruntung Alvaro datang lebih cepat, kalau tidak, Nesya pasti sudah menempel di punggung laki-laki lain dan Alvaro tidak akan pernah rela.

"Saya ada perlu sebentar dengan Nesya,"ucap Alvaro, membuat Edo menatapnya penuh tanya.

"Soal apa ya,pak?"Nesya akhirnya bersuara, gadis itu menatap takut pada lelaki yang berstatus suami rahasianya itu.

"Soal nilai kamu yang harus diperbaiki. Saya ada tugas tambahan untuk kamu, kalau kamu nggak mau mendapatkan nilai E di akhir semester."

Kalimat bernada ancaman itu membuat Nesya membelalakkan matanya. Ia yakin, itu hanya gara-gara Alvaro saja agar ia tidak jadi pulang bersama Edo.

Nesya mencibir dan membatin.

'Dasar suami licik, nggak bisa banget ya biarin aku pergi sama cowok lain.'

"Ayo,ikut saya! atau kamu benar-benar mau dapat nilai E dan tidak lulus mata kuliah saya!"tegas Alvaro, membuat Nesya gelagapan. Gadis itu malah menatap Edo, seolah meminta persetujuan pemuda itu.

"Ngapain kamu natap-natap Edo? kamu minta izin sama dia, memangnya kalian pacaran?"tuduh Alvaro, membuat Nesya terkejut.

"Eh, enggak kok pak. Kita cuma temenan kok,"Edo buru-buru menyanggah, sedangkan Nesya mencibir ke arah suami.

"Oh, gitu. Ya udah, baguslah kalau begitu. Ayo ikut saya!"

Alvaro berbalik, melangkah lebih dulu. Sedangkan Nesya belum mengikuti langkah sang suami, dia laki-laki menatap Edo.

"Do, gue ikut Pak Alvaro sebentar ya! gue nggak mau nilai gue E,"ucap Nesya, Edo pun menggangguk paham.

"Ya udah, buruan sana!"titah Edo, Nesya mengangguk paham. Ia langsung berlari kecil, mengejar langkah suaminya.

Alvaro berhenti di depan mobilnya, ia sengaja memarkirkan mobilnya sedikit lebih jauh dari pintu gerbang universitas. Tidak terlalu banyak mahasiswa yang lewat di sana, jadi lebih aman untuk Nesya dan Alvaro.

"Masuk!"titah Alvaro saat mereka sudah berada di dekat mobil.

Nesya menatap suaminya, lelaki itu masih memasang ekspresi datar di wajahnya. Nesya tak berani membantah, ia langsung masuk ke dalam mobil yang pintunya sudah dibuka oleh Alvaro. Setelah Nesya masuk, Alvaro pun menyusul dan menempati posisi kemudi.

Di dalam mobil, Alvaro tidak mengatakan sepatah kata pun. Ia langsung mengemudikan mobilnya, meninggalkan area kampus. Nesya melirik sang suami yang tengah fokus mengemudi, pria itu masih memasang wajah datar.

"Aku pikir papa nggak akan pulang bareng aku, bapak kan masih ada jadwal ngajar sampai sore,"Nesya akhirnya bersuara, memecahkan keheningan antara mereka berdua.

"Aku sengaja meminta asisten dosen untuk menggantikan aku mengajar, Karena aku tahu kamu nggak bawa motor, tapi ternyata. Istriku malah mau boncengan sama cowok lain,"ucap Alvaro tanpa melirik Nesya.

Mendengar ucapan Alvaro, membuat Nesya gelagapan. Ia berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk membela dirinya.

"Ya gimana ya, aku kan nggak tahu kalau bapak mau pulang juga. Daripada aku naik ojek kan lebih baik aku pulang sama Edo, lagian bapak kok nekat banget, sih! kalau tadi Edo curiga sama hubungan kita,gimana? bapak nggak takut hubungan kita ketahuan? kalau ada yang curiga terus cari tahu hubungan kita, terus melapor ke rektor. Tamat kita, Pak!"

CHITT!

Nesya terkejut saat tiba-tiba Alvaro menginjak rem hingga mobil berhenti cepat, tubuh Nesya terhuyung ke depan. Untung saja ia memakai sabuk pengaman, kalau tidak mungkin jidatnya akan menabrak dasbor mobil. Jantungnya hampir copot karena kaget, akibat perbuatan sang suami.

"Bapak apa-apaan, sih? Bisa nggak sih, ngeremnya pelan-pelan aja. Bikin jantung aku mau copot tau nggak!"protes Nesya melempar tetapan marah pada Alvaro.

"Berhenti panggil aku bapak! Aku ini suami kamu!"tegas Alvaro dengan nada dingin.

Nesya terkejut melihat sikap tak biasa Alvaro padanya hari ini. Semarah itu kah Alvaro padanya, hingga lelaki itu bersikap dingin padanya.

"Bapak kenapa, sih? Bapak marah hanya karena aku mau pulang sama Edo?"tanya Nesya, tidak suka dengan sikap suaminya.

"Kamu tahu jawabannya, Kenapa mesti bertanya?"ucap Alvaro.

Ia sungguh kecewa pada Nesya, padahal setiap hari ia selalu memperingati istrinya itu agar tidak berdekatan dengan teman laki-lakinya. Walaupun mereka hanya teman, Alvaro tetap tidak suka. Ia tidak rela istrinya bersentuhan dengan laki-laki lain, karena Nesya hanya miliknya. Terdengar berlebihan memang, namun begitulah Alvaro. Ia begitu posesif dengan miliknya, bahkan ia tak rela sedikitpun jika ada orang lain yang menatap Nesya lebih lama.

"Bapak cemburu? Nggak usah cemburu Pak, Kita cuman temenan. Nggak lebih dari itu, lagi pula niat Edo baik kok. Dia cuma mau nganterin aku pulang,"sanggah Nesya.

Alvaro tersenyum kecut, selalu saja seperti itu. Nesya selalu menganggap orang lain baik, sedangkan suaminya sendiri tak pernah mendapatkan apresiasi apapun walau sebaik apapun Alvaro padanya.

"lagian, Kenapa Bapak harus marah-marah sama aku! Harusnya aku yang marah, tadi bapak cuekin aku di kelas. Aku capek-capek tunjuk tangan, tapi bapak malah memilih si Dea sok kecentilan itu. Bapak jahat banget tau nggak!"omel Nesya.

Alvaro menatap istrinya, ia kecewa karena Nesya memuji kebaikan orang lain dan mengatai suaminya sendiri jahat.

"Ya, saya jahat dan teman kamu yang baik. Di dalam kelas saya hanya berusaha untuk profesional, saya memilih Dea bukan karena apa-apa. Mungkin hari ini giliran dia, minggu depan giliran kamu,"terang Alvaro.

Mendengar penjelasan Alvaro, Nesya mencibir bibirnya. Menurutnya, itu hanya alasan Alvaro untuk mencari pembenaran atas dirinya.

"Bapak cuma mau bela diri,kan? Jangan taunya cuman kesalahan aku, tapi kesalahan bapak sendiri. Bapak nggak nyadar?"sindir Nesya. Alvaro memalingkan wajahnya, istrinya itu tidak pernah mau kalah dalam hal apapun.

"Setidaknya saya tidak memboncengi gadis lain, seperti kamu yang akan diboncengi oleh cowok lain,"ucap Alvaro dengan nada dingin.

Tak mau menunggu bantahan dari sang istri, Alvaro langsung menginjak pedal gas, melajukan mobilnya. Hari ini ia benar-benar kecewa pada Nesya, peringatan yang ia berikan pada sang istri tidak pernah didengarkan gadis itu. Alvaro juga sudah berkali-kali melarang Nesya memanggilnya dengan sebutan bapak, tetapi tetap saja Nesya tidak mau merubah panggilannya.

Begitu selesai mengajar tadi, Alvaro sengaja menghubungi mahasiswa yang menjadi asisten dosen untuknya. Ia meminta mahasiswanya untuk menggantikannya pengajar jam siang hingga jam sore nanti, karena ia harus mengantar Nesya pulang.

Namun, saat Alvaro hendak menghampiri sang istri di depan pintu gerbang universitas, kekecewaan yang didapatkannya. Ia melihat istrinya akan naik ke motor teman laki-lakinya, hal itu membuat Alvaro kecewa. Nesya mengabaikan peringatan darinya, padahal gadis itu tahu betul bagaimana sikap posesif dirinya. Dan Alvaro tidak suka Nesya terlalu dekat dengan teman laki-laki.

...****************...

Hanya beberapa menit, mobil Alvaro akhirnya berhenti di depan pintu pagar rumah mereka. Nesya mengernyit heran, karena biasanya Alvaro langsung memasukkan mobil ke dalam pekarangan rumah mereka.

"Kamu langsung turun aja"ucap Alvaro.

"Kok turun di sini? Kenapa nggak sekalian aja turun di dalam?"tanya Nesya bingung.

"Saya akan kembali ke kampus, ada sesuatu yang harus saya urus,"ucap Alvaro dengan nada datar.

Nesya hanya mengangguk saja, tak mau terlalu memperdulikan apa yang akan dilakukan suaminya.

Gadis itu langsung membuka pintu mobil, kemudian turun tanpa mengatakan sepatah kata pun.

"Apa gue terlalu berlebihan sama Nesya? aku rasa gue terlalu kekanak-kanakan, tapi nggak apa-apa. Biar itu jadi pelajaran untuk Nesya. Gue seperti ini bukan karena gue marah sama kamu Nesya, justru karena gue sayang sama kamu. Gue ingin kamu berubah, gue ingin kamu mencintai gue seperti gue mencintai kamu,"lirik lelaki tampan itu sembari menatap bayangan Nesya yang baru saja menghilang di balik pintu rumah.

Alvaro kembali mengemudikan mobilnya, ia tidak akan kembali ke kampus seperti yang dikatakannya pada Nesya. Alvaro tidak tahu hendak ke mana, yang jelas ia hanya ingin menyendiri saat ini. Memberi ruang untuk dirinya dan juga Nesya, agar mereka saling merenung.

...****************...

Hingga malam tiba, Alvaro belum kembali ke rumah. Entah ke mana laki-laki itu pergi, Nesya jadi kebingungan dibuatnya.

"Pak Alvaro ke mana, sih? Jam segini belum pulang, bikin orang khawatir aja!"gerutu Nesya, sembari sesekali melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 09.00 malam.

Beberapa kali Nesya telah menghubungi ponsel suaminya, namun Alvaro tak kunjung menjawab panggilan telepon darinya. Hal itu membuat Nesya khawatir, Karena bagaimanapun Alvaro adalah suaminya.

"Gue telepon lagi aja kali ya,"gumamnya sembari menelpon tapi tetap saja tidak diangkat.

"Ya ampun, Pak Alvaro sampai segitunya.Baper banget sih jadi cowok,"gerutu Nesya, ia mendengus kesal.

"Apa jangan-jangan,Pak Alvaro mencari pelampiasan di luar sana? Nggak-nggak, itu nggak boleh terjadi!"

Nesya segera menyingkirkan pikiran buruknya, meskipun ia belum mencintai suaminya. Namun, Nesya tidak akan pernah rela jika suaminya sampai bersama wanita lain.

"Nggak, gue nggak rela kalau itu terjadi!"

Episodes
1 1. ditegur suami
2 2.suami posesif
3 3.Dosen aneh
4 4.kamu istriku!
5 5. ruang dosen
6 6.Di jalan
7 7.punya anak?
8 8. sakit hati
9 9.Yakin tidak jatuh cinta?
10 10. sama-sama telat
11 11.Kekesalan
12 13.Nesya!
13 13.karna sayang
14 14.Cinta Mati
15 15.Datang Bulan
16 16.Gelisah
17 17.Trauma
18 18.Kesempatan.
19 19.Dijemput
20 20.Buku Diary
21 21.Kepergok
22 22.Kekecewaan
23 23.Panggil Sayang!
24 24. Sakit hati
25 25.Dibalik Trauma Nesya
26 26.Bersumpah
27 27.Baju dinas
28 28. Harus terbiasa
29 29.Memaksakan diri
30 30.Permintaan Yang Berat
31 31.Gelisah
32 32.Belajar menyenangkan suami
33 33. Kepulangan Suami
34 34. Malam Pertama
35 35.Tidak Enak Badan
36 36.Pengakuan
37 37.Kedatangan Oma
38 38.Sengaja Menunda
39 39. Menemukan Bukti
40 40. Ada apa dengan Oma?
41 41.Marah besar
42 42. Kata-kata Menyakitkan
43 43. Profesional
44 44. Tuntutan dan Ancaman
45 45. Pertengkaran
46 46. Sikap Dingin
47 47. Sekeras Batu
48 48. Pilihan Terbaik
49 49. Pulang Ke Rumah Orang Tua
50 50. Tidak Ingin Bertemu
51 51. Memulangkan Oma
52 52. Pertemuan Keluarga
53 53. Latihan Buat Anak
54 54. Tanda Merah Dan Rambut Basah
55 55. Bertemu Mantan
56 56. Bayangan Masa Lalu
57 57. Tamu Tak Diundang
58 58. Rencana Sang Adik
59 59. Obat Perangsang
60 60. Ketakutan Nesya
61 61. Sengaja?
62 62. Diabaikan
63 63. Jangan-jangan Hamil
64 64. Pingsan
65 65. Menerima Dengan Ikhlas
66 66. Kebahagiaan Dua Keluarga
67 67. Pulang Ke Rumah
68 68. Curiga
69 69. Hamil Diluar Nikah?
70 70. Saya Suaminya
71 71. Cinta Dan Pengorbanan
Episodes

Updated 71 Episodes

1
1. ditegur suami
2
2.suami posesif
3
3.Dosen aneh
4
4.kamu istriku!
5
5. ruang dosen
6
6.Di jalan
7
7.punya anak?
8
8. sakit hati
9
9.Yakin tidak jatuh cinta?
10
10. sama-sama telat
11
11.Kekesalan
12
13.Nesya!
13
13.karna sayang
14
14.Cinta Mati
15
15.Datang Bulan
16
16.Gelisah
17
17.Trauma
18
18.Kesempatan.
19
19.Dijemput
20
20.Buku Diary
21
21.Kepergok
22
22.Kekecewaan
23
23.Panggil Sayang!
24
24. Sakit hati
25
25.Dibalik Trauma Nesya
26
26.Bersumpah
27
27.Baju dinas
28
28. Harus terbiasa
29
29.Memaksakan diri
30
30.Permintaan Yang Berat
31
31.Gelisah
32
32.Belajar menyenangkan suami
33
33. Kepulangan Suami
34
34. Malam Pertama
35
35.Tidak Enak Badan
36
36.Pengakuan
37
37.Kedatangan Oma
38
38.Sengaja Menunda
39
39. Menemukan Bukti
40
40. Ada apa dengan Oma?
41
41.Marah besar
42
42. Kata-kata Menyakitkan
43
43. Profesional
44
44. Tuntutan dan Ancaman
45
45. Pertengkaran
46
46. Sikap Dingin
47
47. Sekeras Batu
48
48. Pilihan Terbaik
49
49. Pulang Ke Rumah Orang Tua
50
50. Tidak Ingin Bertemu
51
51. Memulangkan Oma
52
52. Pertemuan Keluarga
53
53. Latihan Buat Anak
54
54. Tanda Merah Dan Rambut Basah
55
55. Bertemu Mantan
56
56. Bayangan Masa Lalu
57
57. Tamu Tak Diundang
58
58. Rencana Sang Adik
59
59. Obat Perangsang
60
60. Ketakutan Nesya
61
61. Sengaja?
62
62. Diabaikan
63
63. Jangan-jangan Hamil
64
64. Pingsan
65
65. Menerima Dengan Ikhlas
66
66. Kebahagiaan Dua Keluarga
67
67. Pulang Ke Rumah
68
68. Curiga
69
69. Hamil Diluar Nikah?
70
70. Saya Suaminya
71
71. Cinta Dan Pengorbanan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!