Mendengar pertanyaan penuh selidik dari Mila, membuat Nesya gelagapan. Ia heran mengapa sahabatnya itu memiliki tingkat ketelitian yang tinggi, serta rasa ingin tahu yang luar biasa.
"Kenapa, nes? bener nggak tambahkan gue?"Mila mengikut lengan Nesya, hingga membuat gadis itu mendengus kesal.
"Ya nggak lah, apaan sih lo? nggak ada hubungannya kali, gue pergi sendiri naik motor. Lagian mana gue tahu pak Alvaro telat juga,"ucap Nesya. Mila langsung menggangguk, membuat Nesya bisa merasa lega.
"Nesya! apa saya sudah bisa memulai mata kuliah kita? atau kamu masih mau berbicara?"tanya Alvaro membuat Nesya terkejut.
"Nggak,pak. silakan dimulai mata kuliahnya,"ucap Nesya sembari tersenyum getir. Alvaro menggangguk, kemudian memulai pembahasan mata kuliah hari ini.
Di depan kelas, Alvaro menerangkan materi mata kuliah hari ini dengan jelas. Para mahasiswa menyimak dengan seksama, sambil sesekali mencatat poin-poin penting yang dijelaskan oleh sang dosen.
"Baik, sampai di sini ada pertanyaan?"tanya Alvaro pada mahasiswa,setelah menerangkan materi mata kuliah.
tidak ada satupun mahasiswa atau mahasiswa yang ingin bertanya.
"Tidak ada?"tanya Alvaro memastikan.
"Tidak ada, pak!"sahut beberapa mahasiswa dengan kompak.
Alvaro menggangguk, ia senang karena mahasiswa yang mendengar dengan baik saat ia menerangkan materi di depan.
"Baiklah kalau begitu, apa ada salah satu dari kalian yang mau merangkum apa saja poin-poin penting yang telah kita bahas hari ini?"Alvaro bertanya sembari melirik para mahasiswa yang berjumlah 30 orang,termasuk istri kecil yang duduk di dekat dinding.
setelah menjelaskan materi panjang lebar, Alvaro memang biasa meminta salah satu mahasiswanya untuk berdiri di depan kelas untuk membacakan poin penting yang telah mereka tulis di buku catatan.
Beberapa orang mahasiswa dan mahasiswi mengangkat tangan mereka, termasuk Nesya. Gadis itu tersenyum dengan percaya diri, iya yakin suaminya itu pasti akan memilih dirinya. Karena,sudah beberapa kali pertemuan mata kuliah, Alvaro tidak pernah memilih Indonesia untuk maju ke depan.
Alvaro melirik satu persatu mahasiswa dan mahasiswa yang mengangkat tangan mereka, namun Alvaro senang sekali tidak melirik sang istri. Tatapan Alvaro akhiran jatuh pada seorang gadis yang duduk tak jauh dari pintu.
"Kamu,Dea. Silakan maju ke depan!"titah Alvaro, gadis bernama Dea itu tersenyum girang. Pasalnya ia sudah lama menantikan saat dipanggil ke depan oleh Alvaro, dosen favoritnya.
"Terima kasih, pak!"ucap gadis itu sembari berjalan ke depan dengan membawa buku catatannya.
Dea dengan penuh semangat membacakan apa yang ditulisnya di buku. Dengan tangan yang terlibat di bawah dada, Alvaro memperhatikan dengan seksama apa yang diucapkan oleh gadis cantik berambut ikal itu.
Sementara itu, Nesya yang saat ini sedang merengut di tempat duduknya, kesal pada suami yang tidak memilih dirinya, melainkan malah Dea. Gadis yang tidak pernah akur dengan Nesya, mereka selalu berselisih pendapat.
'Pak Alvaro gimana, sih? bukannya pilih istri sendiri, malah pilih cewek kecentilan itu!Dia bahkan nggak ngelirik gue sama sekali, padahal gue pengen juga berdiri di depan. Jahat banget sih.' gumam Nesya dalam hati, tanpa sadar dirinya memukul meja hingga menimbulkan bunyi yang lumayan keras.
"Kenapa,Nes? kok lo mukul meja?"tanya Mila bingung. Sementara Alvaro sama sekali tidak terpengaruh dengan apa yang dilakukan Nesya, pria itu masih fokus mendengarkan apa yang diucapkan oleh Dea di depan.
"Gue bukan mukul meja tapi mukul nyamuk!"ucap Nesya dengan nada tinggi karena kesal.
Beberapa temannya melirik ke arahnya sebentar, namun mereka tidak terlalu memperdulikan. Sedangkan Alvaro, lelaki itu masih tak menghiraukan Apa yang dilakukan istrinya. Ia sengaja ingin membuat gadis itu kesal, Alvaro ingin Nesya menyadari bagaimana rasanya tidak dihiraukan. Bagaimana rasanya saat keinginan kita tidak dipenuhi oleh orang lain, padahal kita sangat menginginkannya.
"Sudah, pak,"Dea akhirnya menyelesaikan tugasnya dengan baik, gadis itu tersenyum manis pada sang dosen.
"Baiklah, terima kasih Dea. Kamu sudah merangkum materi hari ini dengan sangat baik, bahkan semua poin penting ada dalam catatan kamu,"ucap Alvaro memuji gadis itu.
"Sama-sama, pak."dea masih memamerkan senyum manisnya pada Alvaro, membuat kesal melihatnya.
"Semuanya, berikan apresiasi untuk Dea!"ucap Alvaro sembari bertepuk tangan dan diikuti seluruh mahasiswa kecuali Nesya. gadis itu malah mencibirkan bibirnya ke arah suami.
"Kamu boleh duduk kembali, Dea!,"titah Alvaro.
Dea mengangguk patuh."Baik,terima kasih,Pak!"gadis itu pun kembali ke tempat duduknya, ia tidak berhenti tersenyum karena mendapatkan pujian dari dosen favoritnya.
"Baiklah, untuk hari ini kita akhiri sampai di sini. Saya harap minggu depan, kita bisa lebih baik dari hari ini. terima kasih untuk perhatiannya,"ucap Alvaro, lelaki itu kembali ke mejanya. Merapikan buku-bukunya dan memasukkan kembali ke dalam tas, iya kemudian melangkah meninggalkan kelas.
"Assalamualaikum,"ucapnya sebelum meninggalkan kelas.
"Waalaikumsalam,"ucap mahasiswa dengan kompak kecuali Nesya.
"Demi apa gue senang banget hari ini, karena akhirnya pak Alvaro milih gue buat maju ke depan!"ucap Dea dengan lantang, gadis itu rupanya belum move on dari rasa bahagianya.
Nesya yang belum hilang kesalnya, bertambah kesal melihat tingkah Dea.
"Dih, apaan. Norak banget dia, baru juga segitu udah kegirangan. Lebay lo!"celetuk Nesya, Dea yang mendengar langsung menatap sinis ke arah Nesya.
Namun, gadis itu tidak memandulikan apa yang dikatakan Nesya. Dea senang melihat Nesya kesal, karena Nesya belum pernah terpilih untuk maju ke depan.
"Sumpah ya, gue senang banget dapat pujian dari Pak Alvaro.Dosen terganteng di kampus ini! apalagi dilihat dari dekat, wih ganteng banget! pengen deh jadi pacarnya,"celetuk Dea dengan gayanya yang centil.
Nesya mencibir, tingkah dan kata-kata Dea benar-benar membuatnya muak.'Baru segitu aja udah kegirangan, gue yang udah tidur satu ranjang sama dia, biasa aja. Norak banget sih!'gerutu Nesya dalam hati.
"Andai gue jadi pacarnya Pak Alvaro, dunia ini serasa milik kami berdua.Duh pak Alvaro,gue padamu,"teriak Dea membuat teman-teman yang tertawa melihat tingkah lakunya.
"Heh,mau jadi pelakor, Lo! nyadar diri sedikit,kenapa? nggak usah kegatelan, mau jadi ulat bulu Lo!"cetus Nesya, sehingga membuat Dea menatap tajam ke arahnya.
"Bisa diam gak sih, Lo? memang apa hubungannya dengan lo? kok lo kelihatan marah gitu, lagi pula Apa Alvaro itu belum nikah. jadi gue ada kesempatan dong!"
"Atau jangan-jangan, lo juga suka ya sama Pak Alvaro? mending lo mundur deh, lo nggak ada apa-apanya dibandingkan gue,"ucap Dea.
Emosi nesya sudah memuncak, ia kembali memukul meja. Hatinya sudah dipenuhi oleh amarah, kalau saja Mila tidak memegang tangannya. Mungkin saja sekarang Nesya sudah menyerang Dea.
"Udah, Nes. nggak usah diladeni, Lo kan tahu sendiri dia gimana orangnya. Lagian lo kenapa sih? kok dari tadi lo marah-marah, lo nggak suka sama Pak Alvaro,kan?"sambung Mila menuntut penjelasan dari sahabatnya.
"Ya nggak lah, ngapain juga gue suka sama dosen sendiri.Gila aja! Gue cuman enek liat kecentilan dia tu,"cetus Nesya.
"Ya udah kalau gitu, nggak usah marah-marah lagi. Mendingan kita ke kantin aja,"bujuk Mila, Nesya pun mengangguk setuju.
...****************...
Sesampainya di kantin, Nesya masih cemberut. Apa yang dilakukan Alvaro padanya benar-benar membuatnya kesal, suaminya itu seperti sengaja ingin membuatnya kesal.
"Nes, Kenapa masih cemberut, sih? sebenarnya lo kenapa? kok sampai kesal gitu?"tanya Evi yang duduk di sebelah Mila.
"Iya, ngeri banget lo, Nes. Nggak pernah gue lihat lo semarah marah ini,"sambung Mila.
Nesya tak menjawab pertanyaan teman-temannya, gadis itu hanya diam sambil menunduk. Tangannya mengaduk-aduk es teh di hadapannya, Nesya tampak sangat lesu. Membuat teman-temannya jadi bingung.
"Sebenarnya lu ada masalah apa sih, Nesya? cerita dong sama kita,"bujuk Mila.
"Iya, Nes. Kita kan udah temenan lama, masa lo nggak mau cerita sama kita,"Evi ikut membujuk.
Nesya menghela nafas, melihat teman-temannya begitu tulus padanya, membuatnya merasa terharu. Namun, ia tidak mungkin menceritakan apa yang terjadi padanya kepada mereka. Nesya tidak mungkin membuka rahasia pernikahannya dengan Alvaro kepada kedua temannya, ia takut semua orang akan tahu rahasianya.
"Nggak apa-apa sih, kalian sendiri kan tahu, gue pengen banget berdiri di depan dan membacakan apa yang gue tulis. Tapi gue sama sekali nggak pernah dikasih kesempatan, kalian aja udah pernah. Sedangkan gue, percuma gue angkat tangan tapi nggak pernah terpilih,"ujar Nesya menceritakan kekesalannya pada sahabatnya.
"Sabar, Nes. Kan mata kuliah Pak Alvaro masih banyak pertemuannya. Mudah-mudahan minggu depan giliran lo,"ucap Evi.
"Iya, Nes. Nggak usah marah-marah gitu, masih ada kesempatan kok. Gue yakin pak laporan pasti bakal milih lo minggu depan.Lo sabar aja,"sambung Mila.
Nesya memutar bola matanya, ia sendiri bahkan tak yakin. Karena bukan hal itu saja yang menjadi penyebab utama kekesalannya, tapi sikap cuek suaminya dan juga tingkah kecentilan dia yang terang-terangan memuji Alvaro. Apalagi Dea dengan percaya diri mengatakan, ingin menjadi pacar dari suami Nesya.
Di tengah lamunannya, tiba-tiba ponsel Nesya berdering. Gadis itu menatap layar ponselnya yang menampilkan nomor ponsel suaminya, Nesya mendengus. Orang yang membuatnya kesal hari ini, malah menelponnya. Nesya malas menjawab, ia membiarkan panggilan dari sang suami.
"Dari siapa, Nes. Kenapa nggak diangkat?"tanya Mila penasaran.
"Bukan siapa-siapa, orang gak penting,"jawab Nesya cuek.
Alvaro kembali meneleponnya beberapa kali, namun gadis itu tetap saja tidak menghiraukannya. Dan sebuah pesan pun masuk ke ponselnya.
\[Ingat sayang, jangan dekat-dekat sama cowok. Jaga diri baik-baik, istriku.\]
Nesya merasa sebal saat membaca pesan dari sang suami, Alvaro tetap saja posesif. Bahkan ia tidak merasa bersalah telah membuat desa kesal. Nesya memilih untuk tidak membalas pesan yang dikirim Alvaro.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Rita
haduh Al ngambek nya lbh istrimu
2024-01-27
0
Rita
knp ngamuk nenk ktnya g cinta
2024-01-27
0
Rita
tapi awas pak ngambek nya keterusan
2024-01-27
0