Alvaro tersentak dan terbangun dari tidurnya, saat ia merasakan seseorang menyentuh pipinya. Membuka mata secara perlahan, Alvaro terkejut saat melihat sosok gadis cantik yang saat ini begitu dekat dengannya. jarak mereka hanya beberapa senti saja.
Alvaro mencoba mengumpulkan nyawanya kembali, ia mengerjapkan matanya. Menatap gadis cantik yang kini berjongkok di dekatnya, gadis itu menatapnya dengan mengerutkan kening.
"Pak Alvaro, ngapain tidur di sini?"tanya Nesya, ketika suaminya sudah sadar sepenuhnya.
"Nesya, kamu kok bisa ada di sini?"Alvaro malah balik bertanya, lelaki itu bangkit dan mendudukkan dirinya.
Nesya memutar bola matanya, ia ikut bangkit kemudian mendudukkan diri di samping suaminya.
"aku yang seharusnya bertanya, Bapak ngapain tidur di sini? udah dingin, banyak nyamuk lagi. Udah nggak mau tidur di kamar?"ucap Nesya sembari melirik suaminya yang masih terlihat linglung.
Alvaro mencoba mengingat-ingat kembali, sambil memijat pelipisnya yang terasa pusing. Ia baru ingat, kalau kemarin ia keluar rumah. Berjam-jam ia habiskan waktu malamnya di sebuah cafe, menikmati beberapa cangkir kopi hingga membuatnya kesulitan memejamkan matanya.
Alvaro baru pulang sekitar jam 02.00 dini hari, berusaha memejamkan matanya dan akhirnya ia bisa tertidur sekitar setengah jam yang lalu. Ia memilih tidur di sofa, Karena rasa pusing di kepalanya membuatnya enggan naik tangga menuju kamarnya dengan Nesya.
"Nggak, siapa bilang? Saya baru pulang dari cafe setengah jam yang lalu. Kepala saya pusing dan akhirnya saya tertidur di sini dan baru setengah jam saya terlelap, seorang bidadari cantik datang membangunkanku,"jelas Alvaro, karena tak ingin istrinya salah sangka.
"Bapak bisa aja ya, gombalnya. Padahal baru bangun tidur. Tapi aku nggak akan baper kok,"cibir Nesya.
"Ngapain Saya gombal, saya ngomong kenyataannya kok. Kalau kamu nggak percaya ya udah,"ucap Alvaro cuek, lelaki itu bangkit dari duduknya. Begitupun Nesya, ia juga ikut berdiri.
"Saya mau ke dapur dulu, mau minum air putih. Kamu duluan aja balik ke kamar, bentar lagi saya nyusul,"titah Alvaro, namun Indonesia dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"Kenapa?"tanya Alvaro heran.
"Aku akan mengawasi bapak, buat mastiin bapak tidak bakal tidur di sofa lagi,"cetus Nesya.
Sambil tersenyum, Alvaro menggelengkan kepalanya."Kenapa memangnya? kamu nggak bisa tidur ya, kalau nggak saya peluk. Ayo ngaku!"
"Enak aja! nggak gitu juga kali,pak,"ucapnya buru-buru menyanggah suaminya."Aku itu cuma nggak mau aja bapak tidur di sofa, nanti kalau bapak sakit, siapa juga yang repot coba?Aku juga!"
Mendengar penjelasan istrinya, Alvaro hanya membulatkan mulutnya sambil menganggukkan kepalanya. Ia kemudian berkata."Aku nggak akan tidur di sofa lagi, tenang aja. Udah balik sana ke kamar, Masih ada waktu sebentar lagi untuk tidur, mumpung belum masuk waktu subuh."
Namun, Nesya sama sekali tidak mengindahkan perintah suaminya. Ia tetap saja mengikuti Alvaro sampai ke dapur dengan alasan yang beda.
"Aku juga harus,aku juga mau minum."
Alvaro Manghela nafas, ia sudah malas berdebat dengan istri kecilnya itu. Gadis itu tidak akan mau mengalah, sampai kapan pun gadis itu akan tetap pada pendiriannya. Alvaro melangkah ke dapur, diikuti dengan Nesya yang membuntutinya.
Sesampainya di dapur, Alvaro langsung mengambil gelas dan menuangkan air hangat dari dispenser. Ia tidak bisa minum minuman dingin, apalagi dini hari begini. Sedangkan Nesya, membuka kulkas dan langsung mengambil air mineral yang sudah dingin.
"Nesya, Kenapa kamu minum dingin di pagi-pagi hari begini? nggak baik untuk kesehatan,"tegur Alvaro, saat Nesya mulai membuka botol minumnya.
"Gerah,pak.Kalau minum yang dingin lebih segar,"celetuk Nesya,gadis itu langsung meneguk air dingin itu hingga habis setengah botol.
Alvaro hanya menggelengkan kepalanya.Kemudian ia pun meneguk air hangatnya, setelah itu langsung menyimpan gelas minumnya ke wastafel.
Alvaro meninggalkan dapur tanpa mengatakan sepatah kata pun pada Nesya. melihat Alvaro yang telah meninggalkan dapur, Nesya langsung kembali menyimpan botol minumnya ke dalam kulkas.
"Ihh,main tinggal aja bapak ini.Nyebelin banget,"ucap Nesya sembari menyusul Alvaro yang sudah melangkah lebih dulu.
...****************...
Sebab begadang semalaman dan baru tidur menjelang pagi, Alvaro kini bangun kesiangan. ia melirik jam yang menempel di dinding, seketika matanya terbelalak ketika melihat jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.
"Ya Allah, kok bisa bangun kesiangan. Ini pasti gara-gara begadang semalam,"gumam Alvaro, lelaki itu juga menyayangkan waktu subuh yang ia lewatkan begitu saja.
Alvaro melirik ke samping, ternyata Nesya juga masih tertidur dengan posisi membelakanginya.
Alvaro pun menepuk bahu Nesya, mulai membangunkan istrinya."Sayang,bangun.Kita kesiangan."
Namun, gadis itu tidak kunjung membuka mata. Hanya suara lenguhan kecil yang keluar dari mulutnya, Alvaro kembali memanggilnya.
"Sayang, bangun. Kita akan terlambat!"kali ini Alvaro sedikit mengeraskan suaranya, sambil mengguncang pundak sang istri.
"Ada apa sih, pak? baru juga tidur sebentar udah dibangunin!"gumam gadis berambut panjang itu, Ia membalikan tubuhnya hingga menghadap sang suami. Namun, tetap saja gadis itu tak membuka matanya.
"Jangan tidur lagi, Nesya! kita sudah terlambat,"ucap Alvaro.
"Euggh, memangnya sudah jam berapa, pak? kenapa telat? paling juga baru jam 05.00,"protes Nesya.
"Jam 05.00 dari mana, udah jam 06.30!"ucap Alvaro.
Nesya membuka matanya setelah mendengar ucapan Alvaro, ia langsung mengarahkan pandangannya ke arah jam dinding. Kelopak mata gadis cantik itu langsung melebar, saat dirinya melihat jarum jam telah menunjukkan pukul 06.30.
"Ya ampun,pak. Kenapa baru bangunin sekarang sih? jadi telat kan?"gumam Nesya sembari langsung meloncat dari tempat tidur menuju kamar mandi.
Alvaro hanya bisa menghilangkan kepalanya melihat tingkah Nesya. Alvaro beranjak dari tempat tidur, ia memutuskan untuk mandi di kamar mandi yang ada di kamar sebelah. Karena akan semakin lama jika menunggu Nesya selesai mandi.
...****************...
Nesya hendak mengeluarkan motornya dari bagasi, namun dengan cepat Alvaro melarangnya. Nesya membelalak ke arah suaminya, karena ia sudah terlambat tapi Alvaro malah menghalanginya untuk mengeluarkan motor.
"Ada apa lagi sih, pak? ini udah makin telat loh,"sungut Nesya.
"Karena udah telat makannya Kamu jangan naik motor, kita pergi bersama saja. Pakai mobil biar cepat,"ucap Alvaro tenang.
"Bapak yang benar saja? kalau ada yang melihat kita pergi bareng gimana? ntar jadi masalah lagi, nggak mau ah. Aku nggak mau nambah-nambah masalah,"cerocos Nesya.
"Nggak akan, tenang aja. Nanti kamu suruh lewat pintu belakang,", ucap Alvaro dengan tenang.
"Tapi Pak\_ "
"Nggak ada tapi-tapian, Nesya. Cepat! udah jam 07.30, emangnya kamu bisa sampai ke kampus pakai motor dalam waktu tidak sampai setengah jam?"ucap Alvaro.
Nesya tampak berpikir, perkataan suaminya itu ada benarnya.
"Iya sih, pak. Masa aku mau ngebut, kalau ketabrak gimana?"
"Makanya cepat!"ucap Alvaro langsung membuka pintu mobilnya.
Tak punya pilihan lain, Nesya akhirnya mengangguk patuh.Ia langsung masuk ke dalam mobil, disusul oleh Alvaro yang menempati posisi kemudi.
"Pak, jam pertama kan mata kuliah bapak. Bapak jangan hukum aku, ya. kita kan sama-sama terlambat,"ucap Nesya ketika Alvaro mengemudikan mobilnya.
Alvaro baru ingat, jam pertama hari ini ia akan mengajar di kelas Nesya.
"Kita lihat saja nanti,"ucap Alvaro sembari senyum tipis.
Mendengar jawaban suaminya, Nesya mengerucutkan bibirnya.
"Awas aja kalau bapak hukum, lagi pula kita sama-sama terlambat kok."
Alvaro hanya fokus mengemudi, ia memilih jalan pintas agar lebih cepat sampai ke kampus dan juga menghindari macet lalu lintas.
Akhirnya mobil Alvaro berhenti di pintu belakang gedung universitas.
"Ayo turun!"titah Alvaro, Nesya pun mengangguk paham sembari turun dari mobil.
Sedangkan Alvaro kembali menjalankan mobilnya menuju pintu masuk, Alvaro memarkirkan mobilnya di parkiran khusus dosen.
Dengan nafas terengah-engah, akhirnya Nisa telah tiba di depan kelasnya. Ia pun buru-buru masuk dan menempati kursi kosong di samping Mila, sahabatnya.
"Tumben lo telat, Nes?"tanya Mila heran, karena sebelumnya Indonesia tidak pernah selamat ke kampus.
"Iya soalnya gue bangun kesiangan tadi,"jawab Nesya sembari mengatur nafasnya.
"Tumben? untung Pak Alvaro juga belum masuk, kalau nggak udah habis lo dihukum,"ucap Mila.
Hanya beberapa menit, tampak Alvaro muncul dari arah pintu. Pria tampan itu langsung masuk dan berdiri di depan meja dosen.
"Assalamualaikum, selamat pagi semuanya,"sapa Alvaro pada seluruh mahasiswa di dalam kelas.
"Waalaikumsalam, selamat pagi Pak Alvaro,"jawab mahasiswa dengan kompak.
"Nes,Lo sama Pak Alvaro kok bisa sama-sama terlambat? udah gitu kalian masuk hampir barengan lagi, kalian pergi bareng,ya?"bisik Mila, hal itu tentu saja membuat mata Nesya terbelalak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Rita
iya
2024-01-27
0