Nisa langsung terkejut mendengar pertanyaan Oma dari suaminya, begitu juga dengan Alvaro yang juga ikut panik.Ia tahu betul bagaimana sifat Oma, wanita paruh baya itu kerap sekali memberikan pertanyaan yang sulit dijawab.Omanya itu juga tipe orang yang keras kepala dan juga tegas, apapun keinginan wanita itu pasti harus dipenuhi oleh anak dan cucunya. Begitu juga jika sudah memerintahkan sesuatu, pasti tak akan ada yang bisa membantahnya.
"Kenapa kalian diam saja? apa kalian berdua tidak punya mulut untuk menjawab?,"celetuk Oma Lisa.
Nisa menyegel lengan suaminya, hingga pria itu menolehnya.
"Jawab, Pak. Aku nggak tahu dari mana harus jelasin."
Kini Nesya menyerahkan semua jawaban pertanyaan Oma pada suaminya, karena Alvaro lebih tahu sifat Omanya.
"Oma, kami berdua memang menunda untuk mempunyai anak. Setidaknya mungkin sampai Nesya lulus,"Alvaro pun akhirnya menjawab pertanyaan sang oma.
Oma yang mendengar jawaban Alvaro langsung terkejut sembari menatap lekat ke arah cucu dan cucu menantunya itu.
"Apa kamu bilang, menunda? yang benar saja, tujuan kalian menikahi untuk apa?,"celetuk Oma dengan nada tinggi dan membuat semua orang terdiam.
"Ma, Nesya dan Alvaro menunda mempunyai anak karena jika mereka melakukan itu sampai ketahuan kampus.Maka, mereka akan dikeluarkan,"ucap mami Ika untuk membantu menantu dan juga anaknya. Namun bukannya mengerti, sang omah langsung menatap tajam Ika.
"Diam, mama tidak meminta pendapat darimu,"tegas Oma Lisa, membuat semua orang terpaku.
"Hanya Alvaro dan Nesya yang boleh menjawab,"ucapnya kembali bersuara.
Oma Lisa kembali menatap kedua pengantin baru itu dengan tatapan mengintimidasi. Nesya yang ditatap seperti itu membuat jantungnya serasa ingin lompat keluar.
"Tapi yang dikatakan Mami itu benar Oma. Kampus kami melarang dosen dan mahasiswanya untuk berhubungan, jika sampai pihak kampus tahu. Maka kami akan dikeluarkan,"ucap Alvaro sembari menjelaskan.
"Ya suruh aja istri kamu berhenti kuliah, gampang kan?"ucap oma tanpa rasa bersalah.
Nesya yang terkejut akan ucapan sang oma langsung membelalakkan matanya, ia merasa tak percaya apa yang diucapkan oleh oma dari suaminya.
"Ya nggak bisa gitu dong ,Oma. Perjalanan kuliah Nesya tinggal sedikit lagi, mau berhenti begitu aja? nggak mungkinlah!"celetuk Nesya yang tak tahan dengan ucapan Oma.
"Maaf,"ucap Nesya dengan pelan sembari menutup mulut. Nesya tahu bahwa yang dia lakukan saat ini tidak sopan.
"Kamu sekarang adalah seorang istri, sudah sepantasnya kamu mementingkan keluarga. Lagian suami kamu sudah mapan. Alvaro bisa menghidupi dan memenuhi semua kebutuhan kamu, jadi untuk apa kamu kuliah? lebih baik ngurusin suami dan keluarga"tegas oma.
Dirinya makin terkejut mendengar ucapan Oma, dirinya ingin membantah kembali. Namun, Alvaro menyentuh lengan Nesya. Dirinya pun menatap Alvaro yang kini tengah menggelengkan kepalanya pertanda untuk tidak membantah omongan Oma.
Nesya hanya menghela nafas, kesal dengan suaminya yang tak mau membela dirinya.
"Oma, bener ucapan Nesya. Kasihan dia kalau harus berhenti kuliah, lagian zaman sekarang kan juga banyak wanita karir walaupun suami mapan. Alvaro nggak keberatan kok kalau Nesya mau jadi wanita karir,"ucapan Alvaro.
"Tidak masalah, jika istri kamu ingin menjadi wanita karir. tapi apa mungkin dia bisa menempatkan posisinya dengan baik, antara menjadi seorang istri sekaligus ibu? istri kamu ini, punya anak aja gak mau. maunya jadi wanita karir aja gitu?"sindir oma tanpa rasa bersalah.
Saat ini Nesya ingin sekali menyumpal mulut wanita tua yang ada di hadapannya ini,jika dia bukan oma dari suaminya.
"Bukan nggak mau, Oma. Tapi ditunda dulu sampai Nesya lulus,"ucap Alvaro menjelaskan, pria itu masih berusaha bersabar saat ini.
"Salah kamu sendiri, sudah Oma katakan jangan menikahi gadis kuliahan. Tapi kalian semua tidak mendengarkanku, lihat yang terjadi sekarang?,"cetus Oma.
Oma Lisa membuat semua orang terdiam. perkataan Oma Lisa benar-benar membuat sakit hatinya, Oma seolah dirinya tak pantas untuk Alvaro.
"Alvaro kamu sudah dewasa, sudah sepantasnya kamu punya anak. Oma sekarang juga sudah tua, Oma juga ingin melihat cicit kamu,Al.Tapi seenaknya kalian ingin menunda?"ucap Oma Lisa kecewa.
Saat ini Nesya jadi merasa sudah menjadi tersangka yang tengah menjalani sidang.Tanpa sadar air matanya menetes dan dirinya hanya bisa terdiam.
Alvaro merasa tidak enak hati pada istrinya, niatnya ingin mendekatkan Nesya dengan keluarganya, tidak disangka Oma Lisa malah membuat kacau acaranya.
Alvaro menggenggam tangan Nesya.Hatinya terasa sakit melihat air mata wanita yang dia cintai menetes dengan bebas.
"Sayang, jangan menangis.Maafin Oma,ya?,"ucap Alvaro sembari menghapus air mata yang sudah terjun bebas di pipi sang istri.
"Nggak apa-apa.Nesya nggak papa kok,Pak,"sahut Nesya.
Mendengar panggilan Nesya pada Alvaro membuat Oma Lisa makin terkejut.Wanita paruh baya itu pun juga langsung memukul meja, yang membuat semua orang terkejut.
"Ada apa,Oma?"tanya Alvaro heran.
"Apa kalian tidak dengar dia manggil apa sama Alvaro.Pak?kamu panggil dirinya dengan sebutan bapak?Apa Alvaro ini bapak kamu?,"ucap Oma dengan nada tinggi.
"Ma, mungkin Nesya masih terbawa suasana kampus.Lagiankan pernikahan mereka juga mendadak,"ucap Ika untuk membantu menantu kesayangannya, apalagi saat ini ia tak tega wajah Nesya.
"Jangan bela dia.Jelas dia salah!, suaminya memanggil dengan sebutan sayang, sedangkan dia?bapak?. Apa itu pantas?,"ketus Oma Lisa.
Dirinya sudah tidak tahan dengan ucapan wanita paruh baya itu.Perlahan ia mendorong kursinya dan bangkit dari tempat duduknya.
"Sayang,kamu mau kemana?,"tanya Alvaro lembut.
Nesya yang sudah tak tahan pun menghiraukan suaminya. Ia melangkah meninggalkan ruang makan.
"Sayang,tunggu,"ucap Alvaro. Dirinya hendak menyusul nasa namun dicegat oleh maminya.
"Al, biar mami yang bicara sama Nesya,"ucap Ika.
"Tapi,mi.Aku--"
"Udah kamu tenang aja. Mami dan Nesya kan sama-sama perempuan. Kita akan bicara hati ke hati, kamu tunggu sini,"ucap mami menjelaskan.
"Liat dia pergi tanpa pamit,dasar gadis tidak sopan!,"gerutu Oma Lisa. mami Ika yang mendengar itu tidak menghiraukannya dan langsung melangkah menghampiri Indonesia yang berada di depan.
Alvaro mengela nafas, iringan saat ini berada dalam posisi serba salah. jika yang berkata itu bukan Omanya, mungkin ia sudah menegaskan karena sudah berkata buruk pada istrinya.
...****************...
"Kenapa Oma berkata seperti itu padaku,tega sekali mengataiku didepan semua orang.Rasanya ingin sekali aku menghilang sekarang,hiks hiks."
Nesya masih menangis sambil menggerutu. dirinya saat ini sedang marah,malu semua bercampur aduk dalam dirinya.Yang lebih parahnya,tak ada yang berani membantah ucapannya.
"Apa menurutnya aku memang tidak pantas untuk Pak Alvaro? mentang-mentang aku anak kuliahan dan belum bisa menuruti keinginannya. Namun, Apa pantas dia mengatakan hal buruk itu kepada cucu menantunya,hiks."gerutu nesya sembari menangis.
Tanpa ia sadari, di belakangnya kini tengah berdiri ibu mertua sembari mendengar keluh kesah Nesya. ibu mertua itu tersenyum mendengar ucapan sang menantu yang mengatai Oma Lisa, sedikitpun ia tidak marah dengan ucapan itu. karena dirinya saat ini mengerti posisi Nesya.
"Aku mau pulang aja.Pak Alvaro aku mau pulang,hiks hiks,"ucapnya sembari menangis membenamkan mukanya di kedua lutut.
mami Ika pun memberanikan diri untuk mendekati Nesya. kini dirinya duduk tepat di samping Nesya yang belum menyadari kehadirannya.
"Nesya, sayang"panggil mami Ika sembari mengelus pundak Nesya lembut.
Hal itu pun membuat Nesya terkejut akan kehadiran ibu mertuanya. Dengan cepat ia pun mengusap air mata yang ada di wajahnya, sembari tersenyum pada mami Ika.
"Mami sejak kapan disini?"ucap Nesya dengan suara serak akibat menangis.
mami Ika tersenyum, sembari merapikan rambut manusia yang berantakan.
"Nesya, mami minta maaf atas nama Oma ya? mami mohon perkataan Oma jangan kamu ambil hati, oma itu sebenarnya baik kok.cuman belum mengenal kamu jauh."
"Mami kenapa minta maaf? seharusnya Nesya yang minta maaf, karena udah pergi gitu aja. Nesya minta maaf ya ,Mi."
Ika tersenyum melihat menantu yang terpaksa membuat suasana tidak terjadi apa-apa didepan dirinya.
"Nggak papa, sayang. Mami ngerti perasaan kamu, jadi kamu jangan ambil hati atas apa yang oma ucapkan ya. Kamu bakal tetap terus kuliah, dan untuk masalah anak itu udah keputusan kalian berdua. kami akan bersabar untuk menunggu sampai kalian siap,"ujar mami Ika.
Nesya pun langsung memeluk ibu mertuanya itu, dirinya sangat beruntung karena memiliki mertua yang begitu pengertian padanya.
"Makasih,Mi. udah ngertiin Nesya,"ucap Nesya.
"Iya, sayang. Seharusnya mami yang terima kasih karena kamu udah mau menikah sama Alvaro. Dia hanya ingin kamu menjadi istrinya karena dia sangat mencintai dan menyayangi kamu dengan tulus, walaupun usia kalian terpaut jauh,"tutur Mami Ika.
Nesya yang mendengar ucapan Mami Ika pun terharu. Dirinya juga merasa sedih, karena belum bisa membuka hatinya untuk Alvaro. Suami yang sangat mencintai dan menyayangi dia dengan tulus walaupun dirinya yang mempunyai sikap kekanakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments