Alvaro telah sampai ke rumah pukul 04.00 sore, namun sang istri belum juga pulang.helaan napas berat keluar dari mulut Alvaro, padahal dirinya tadi sudah mengingatkan istrinya untuk pulang setelah selesai jam kuliahnya. seharusnya, jam segini Nesya sudah pulang.
tidak langsung turun dari mobil, Alvaro memutuskan untuk menelpon Indonesia terlebih dahulu. namun, panggilan telepon tidak dijawab oleh istrinya. Alvaro mendengkus kesal, harus bagaimana lagi ia membujuk Nesya agar patuh padanya. gadis itu tak pernah mematuhi peraturan yang dibuatnya sebagai kepala keluarga.
"ke mana sih perginya Nesya, kenapa belum pulang juga. apa dia lupa kalau sore ini ada janji berangkat ke rumah mami,"gumam pria itu, ia pun memutuskan untuk turun dari mobil.
sementara itu, Indonesia yang sedang dalam perjalanan. Tengah mengendarai motor matic nya dengan kecepatan sedang. sebenarnya, ia ingin cepat sampai di rumah karena tidak ingin menjadi bahan omelan sang suami, namun kondisi jalan yang tidak memungkinkan membuat Nesya mengurungkan niatnya. ia tidak ingin membuat dirinya celaka hanya karena ingin cepat sampai di rumah.
nesya tiba-tiba menghentikan motornya, ia merasa ada yang aneh dengan motornya saat ini.
"lah, motor gue kenapa sih?"
tanpa membuka helmnya, Nisa langsung turun untuk memeriksa bannya. seketika wajah Nisa langsung lemas, saat gadis itu mengetahui ban motor kesayangannya kempes.
"ya ampun, kenapa harus kempes sekarang sih?"kesel Nesya, ia melirik jam yang melingkar di tangannya waktu sudah menunjukkan jam empat lewat.
"pasti telat ini gue, pasti panasin bakal ngomel-ngomel nanti di rumah"lirih gadis itu, kemudian ia bangkit melirik kanan dan kiri mencari bengkel terdekat.
"kenapa nggak ada bengkel di sekitar sini? ya ampun beres gimana?"
tidak ada pilihan lain, dirinya terpaksa mendorong motornya sembari mencari bengkel terdekat. dengan keringat yang sudah membasahi keningnya,nesya mendorong motornya di tengah teriknya matahari. pakaian yang garis itu kenakan basah oleh keringat, namun Nesya pantang menyerah.
setelah beberapa menit mendorong motornya dengan penuh perjuangan, akhirnya ia menemukan sebuah bengkel di pinggir jalan. Nesya bisa bernapas lega, karena penderitaannya saat ini akan berakhir.
"huh, akhirnya ketemu juga ni bengkel"
saat Nesya berdiri di depan bengkel, seorang pria sebaya Alvaro langsung menghampirinya.
"motornya kenapa, neng?"tanya pria itu.
"bannya bocor, mas. tolong ya mas"ucap Nesya meminta bantuan.
pria itu pun mengangguk paham, ya kemudian mengambil motor dari tangan gadis cantik itu."tunggu sebentar ya, neng"
"iya, jangan lama-lama, mas. saya buru-buru soalnya"ucap gadis itu. kemudian ia langsung melangkah menduduki kursi tunggu sembari motornya diperbaiki.
sambil menunggu ban motornya diperbaiki, Nesya menjaga keringat yang membanjiri wajahnya,"ya ampun, capek banget."
untuk mengurangi rasa bosan, Nesya mengambil ponsel yang berada di dalam tasnya. saat menghidupkan benda pipih itu, betapa terkejutnya dirinya saat melihat puluhan panggilan tidak terjawab yang berasal dari nomor suaminya.
"ya ampun, pak dosen udah nelpon terus dari tadi. gimana ini? mana perjalanannya masih jauh. motornya juga nggak tahu kapan siapnya"gerutu nesya.
"telepon balik aja kali ya, biar nggak marah. daripada ntar marah-marah gantengnya hilang, kan gue juga yang rugi. gak mau deh punya suami jelek,"celetuk nesya. ia pun langsung menekan nomor suaminya dan menghubunginya.
"Nesya, Kamu di mana sayang? aku teleponin dari tadi nggak diangkat. aku khawatir sama kamu, mana kita ada janji ke rumah mami sekarang"ucap Alvaro yang langsung melemparkan beberapa pertanyaan kepada Nesya.
Nesya menghela nafas, dengan pertanyaan sang suami. lelaki itu selalu menyelipkan nada khawatir di setiap kalimatnya. andai Alvaro bukan dosennya mungkin dirinya saat ini akan membalas dengan kata sayang juga. Nesya tersenyum geli, membayangkannya saja sudah tidak bisa.
"hei Nesya kenapa kamu diam saja? kamu baik-baik aja kan, sayang?"ucap Yudi kembali bertanya, saat Nesya tidak menjawab pertanyaannya.
"gini Pak, tadi aku ke perpus dulu buat ngerjain tugas, kemudian jam 03.30 aku langsung pulang. tapi tiba-tiba di tengah jalan, ban motor ku kempes. jadi ya udah aku dorong sambil cari bengkel terdekat"ucap Nesya menjelaskan.
"ya ampun, sayang. kenapa kamu nggak ngomongnya aku langsung, biar aku bisa jemput kamu. sekarang saya kasih kamu, biar aku jemput"ucap pria itu.
"nggak nggak, nggak usah Pak. bentar lagi nih udah mau selesai kok"ucap Nesya tidak ingin merepotkan.
"gak mau tahu, sekarang cepat Share lokasi kamu. aku akan jemput kamu sekarang, kita udah nggak ada waktu. kita harus segera tiba di rumah mami"
Nesya menghela nafas, dengan ucapan tegas sang suami. kalau sudah begitu, Nesya sudah tidak bisa membantah. ia malas berdebat, dirinya sudah sangat kelelahan saat ini akibat mendorong motor.
"baiklah, aku share lock sekarang. udah dulu ya pak"Nesya pun memutuskan telepon dengan sepihak.
Nisa langsung menuruti perintah Alvaro, yang mengirimkan lokasi tempat ia berada.
tanpa menunggu waktu lama, Alvaro telah sampai di tempat Nesya berada. lelaki itu langsung turun dari mobil, kemudian berjalan cepat menghampiri nesya yang kelihatan sangat lelah. Nesya pun langsung bangkit dari duduknya, melihat Alvaro yang menghampiri dirinya.
"kamu nggak papa kan, sayang?"ucapnya sembari memeriksa seluruh tubuh Nesya.
"aku nggak apa-apa, pak. Bapak ngapain sih,mau di lihat orang,"ucap Nesya yang menjauhkan tubuh Alvaro darinya.
"kenapa memangnya? aku kan suami kamu, mau aku apain pun bukan urusan orang lain"ucapnya dengan nada kecewa.
mendengar ucapan posesif suaminya,Nesya hanya nyengir. bukan apa-apa, Nesya hanya tidak pede karena tubuhnya yang berkeringat.ia tidak ingin Alvaro sampai mencium aroma tak sedap pada tubuhnya.
"udahlah,pak. lebih baik kita pulang sekarang, bukannya kita udah mau telat?"ucap Nesya mengalihkan pembahasan dari suaminya itu.
Alvaro mengangguk, setuju dengan pendapat sang istri.
"baiklah, kalau begitu"
"tapi Pak, motor kesayangan aku gimana?"ucapnya sembari menunjuk ke arah motor yang sedang diperbaiki.
"gampang itu, sebentar ya"ucap Alvaro, bra itu kemudian langsung mendekati montir yang tengah memperbaiki ban motor istrinya.
Nesya memperhatikan gerak-geri suaminya dengan bingung,entah apa yang Alvaro katakan pada pria itu. tampak pria itu mengangguk, Alvaro pun memberikan kartu nama dan sejumlah uang pada pria itu. setelah itu, kembali menghampiri Nesya yang tengah memperhatikannya.
"sudah beres, ayo kita berangkat"ucapnya sembari menggandeng tangan Nesya.
Nesya yang merasa tertarik pun langsung menghentikan langkahnya. bingung dengan kelakuan Alvaro.
"ih,bentar pak.itu motor aku gimana"ucapnya heran.
"sayang, motor kesayangan kamu akan diantar kerumah, kalau sudah selesai ditambal. ya udah yuk, kita pulang dan siap-siap ke rumah mami"ucap Alvaro, Nesya pun pasrah ketika dirinya digandeng menuju mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments