nesya Alvaro berangkat ke kampus menggunakan kendaraan masing-masing. Alvaro dengan mobil hitam mewah kesayangannya, sedangkan Nesya dengan matic kesayangannya. mereka tidak mungkin pergi dengan satu kendaraan yang sama, untuk menghindari kejadian tidak diinginkan.
Nesya dan Alvaro sudah sepakat untuk berangkat masing-masing, karena mereka tidak ingin hubungan itu dicurigai oleh pihak kampus. salah satu dari mereka bisa saja dikeluarkan dari kampus, karena ketahuan sudah menikah. lagi pulang, terkadang jadwal Indonesia dan Alvaro tidak sama.
Alvaro berdiri sambil bersandar di mobilnya, memperhatikan gerak-gerik istrinya. gadis itu kini sudah menaiki motornya dan sedang memakai helm, tapi sepertinya Nesya terlihat kesulitan dalam memakai helmnya.
"duh apaan sih, susah banget ini helm. bikin kesel aja"gumam Nesya kesal. dengan wajah yang masih cemberut.
Alvaro hanya diam saja, memperhatikan istrinya. sambil menunggu gadis itu meminta bantuan padanya. namun, Nesya dengan wajah cemberutnya masih berusaha sendiri.
"ih susah banget"kesal Nesya dengan suara agak keras, sengaja agar suaminya itu peka. ia ingin meminta tolong namun enggan kepada suaminya. begitulah sifatnya, butuh namun gengsi untuk mengungkapkan.
Alvaro menghela nafas, sebagai pria dewasa ia pun mengalah. menghadapi sikap kekanakan istrinya yang baru saja berumur 20 tahun itu, emang harus memiliki kesabaran yang ekstra. Alvaro berjalan menghampiri Nesya, meraih tali helm yang dipegang istrinya.
"kalau butuh bantuan, jangan sungkan minta tolong,hm"ucapnya, sembari mengaitkan tali helm di dagu istri cantiknya.
nesya mendongak. melihat wajah tampan suaminya. namun, begitu menyebalkan baginya.
"kalau niat bantuin tuh bantuin aja, nggak usah banyak omong"
Nesya berucap sembari menghidupkan mesin motornya. Alvaro hanya bisa menggelengkan kepalanya, kemudian ia mencubit pipi gembul istrinya.
"pagi-pagi udah ngomel aja, cepat tua baru tahu rasa, hm?"
"biarin"Nesya tak mau kalah. Nesya hendak melajukan motornya. namun, dicegah oleh Alvaro.
"ada apa lagi sih, pak dosen?. aku udah mau telat"ucap Nesya kesal.
"sebentar aku mau tanya, emangnya kamu nggak capek naik motor. kalau siang kepanasan belum lagi debu yang ada di jalan. Kamu mau saya belikan mobil?"ucap Alvaro menawarkan, bukan kali pertama Alvaro menawarkan itu pada istrinya. Namun, sang istri selalu menolak.
"nggak usah deh, pak dosen. aku lebih nyaman pakai motor, udah biasa kena panas sama debu mah. asal nggak kena mental aja"ucapnya, membuat Alvaro terkekeh pelan.
"kamu yakin? pakai mobil lebih enak loh, adem, nyaman"ucapnya kembali menawarkan.
"yakin. lagian malah enak naik motor, nggak macet, nggak ribet. lagian kan aku juga nggak bisa bawa mobil"ucap Nesya.
"kalau gitu aku carikan sekalian supir pribadi untuk kamu?"ucapan baru yang tidak menyerah begitu saja,ia memberikan semua yang terbaik untuk istrinya.
"nggak usah lah, pak. lebih baik disimpan untuk masa depan anak-anak kita.ehh"ucap Nesya sembari menutup mulutnya dengan cepat.
sementara Alvaro menyunggingkan sudut bibirnya, mendengar ucapan Nesya yang keceplosan atau disengaja. dalam hatinya, iya langsung mengaminkan perkataan istrinya baru saja.
"sorry pak, saya salah ngomong. maksudnya masa depan bapak sendiri"Yola buru-buru meralat ucapannya tadi, sebelum Alvaro memikirkan hal yang aneh padanya.
"beneran juga nggak apa-apa, aku malah senang kalau itu menjadi kenyataan"ucap Alvaro, sementara Nesya hanya memutar bola matanya.
"udahlah Pak. semakin panjang obrolan kita, aku semakin telat. Bapak juga kan? ayo berangkat!"ucap Nesya, iya tidak ingin pembahasan itu menjadi makin melebar. oleh karena itu, ia buru-buru mengajak Alvaro untuk berangkat ke kampus.
"baiklah"ucap Alvaro, sembari melangkah menuju mobilnya dan bergegas masuk ke dalam mobil. dan mengendarai dengan kecepatan sedang.
pasangan suami istri itu selalu begitu, jika pergi ke kampus di jam yang sama, Alvaro selalu mengawasi Nesya selama perjalanan. karena itu merupakan salah satu kewajibannya kepada sang istri, walaupun mereka tidak bisa pergi dengan satu kendaraan yang sama. memastikan keselamatan perjalanan Nesya merupakan tugas Alvaro setiap pagi.
Nesya dan Alvaro baru saja berpisah ketika mereka melewati gerbang kampus. Alvaro menuju perkiraan khusus mobil dosen, sedangkan Nesya pergi ke parkiran motor. sesampainya di parkiran Alvaro tidak langsung turun, pria itu selalu menyempatkan diri untuk menelpon istrinya terlebih dahulu.
"halo, ada apa Pak? belum lagi turun dari motor udah ditelepon, ada apa sih,pak?"Nesya langsung mengomel di ujung telepon.
"jangan marah-marah terus,cantik. nanti cepat tua baru tahu rasa. Saya cuman mau ngingetin, jaga diri dalam bergaul. jangan genit sama cowok-cowok, kamu itu istri aku sekarang"ucap Alvaro menasehati.
"iya pak dosen. perasaan tiap hari ngomongnya begitu, nggak bosen apa,pak?"ketus Nesya. ia yakin wajah istrinya saat ini menggemaskan.
"tidak akan, Saya tidak akan bosan. karena saya suami kamu, saya akan selalu mengingatkan kamu"ucap Alvaro, terdengar helaan nafas nesya di ujung telepon.
"ya udah, aku udah mau masuk kelas nih"ucapnya.
"iya, ya udah, sayang. hati-hati ya"ucap Alvaro, namun tak ada balasan dari gadis itu. Nesya langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak.
Alvaro segara bergegas turun dari mobil, banyak berdebat dengan Nesya membuat dirinya hampir telat. karena ia harus mengajar di jam pertama, tapi bukan di kelas Nesya. saat turun dari mobil, Alvaro langsung disambut oleh mahasiswa dan mahasiswi yang begitu ramah menyapanya.
"selamat pagi,pak Alvaro. makin ganteng aja hari ini."ucap salah satu mahasiswi.
Alvaro hanya mengulas senyum tipis mendengar pujian dari salah satu mahasiswi itu, hal seperti itu sudah terbiasa bagi seorang Alvaro. nama Nuri tidak pernah terpengaruh, karena yang berhasil meraih tahta hatinya hanya sang istri,-nesya.
"ngajar pagi,pak?"tanya gadis itu lagi.
"iya, terima kasih atas pujian kamu hari ini tentang saya"ucap Alvaro tersenyum, kemudian melangkah meninggalkan beberapa mahasiswi itu.
"lu lihat? Pak Alvaro bilang makasih ke gue sambil senyum dong, mana manis banget lagi itu senyumnya"ucap gadis tersebut kepada teman-temannya.
pesona seorang Alvaro memang tidak diragukan lagi, tapi sayangnya dirinya telah dimiliki oleh seorang gadis. Nesya merupakan gadis beruntung yang menjadi istri seorang Alvaro. namun, Alvaro masih memperjuangkan cintanya kepada Nesya walaupun Nesya belum bisa menerima dirinya.
namun, Yudi tidak pernah menyerah. ia akan terus membuat Nesya mencintainya, menerima sepenuhnya dirinya sebagai suami. Alvaro yakin, perjuangannya kali ini akan membawakan hasil dan tidak akan sia-sia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Rita
semangat Al
2024-01-26
0
Dewi Risma
cerita nya bagus kak otor , tetapi untuk nama apakah namanya bener Indonesia, Nesya apa YOLA aku jd binggung.. semangat 💪
2024-01-26
1