"pak, lepasin dong,bapak bikin aku takut"
nesya masih berusaha melepaskan tangan Alvaro dari pinggangnya, perbuatan Alvaro sangat membuat dirinya tidak nyaman.walupun Alvaro adalah suaminya,namun Nesya masih belum bisa menerima Alvaro seutuhnya. tentu saja ia merasa risih ketika Alvaro menyentuhnya.
"baiklah"akhirnya Alvaro mengalah.
ia melepaskan tangannya dari pinggang Nesya, lalu memutar tubuh mungil itu untuk menghadap ke arah nya.
"pelit banget, udah jatah gak dapat.mosok peluk aja gak boleh"Rajuk Alvaro, seperti anak kecil yang tidak diberikan jajan oleh ibunya.
Nesya melirik dengan tatapan geli lelaki dihadapan nya itu, Alvaro memang selalu bersikap manja kepadanya. namun beda lagi ketika sedang berada di kampus, ia nampak cool dengan sifatnya itu.
"bapak ngomong apa sih, geli banget dengernya,"celetuk Nesya
Alvaro mengeluarkan tangannya, kemudian merapikan anak rambut gadis itu.
"geli kenapa?aku kan suami mu,aku berhak dong untuk melakukan apa saja pada kamu"
"iya, tapi tetap aja bapak dosen aku, rasanya tidak pantas"ucap Nesya. gadis itu merinding membayangkan adegan begitu.
Alvaro menyentuh pipi Nesya, dan mengelusnya membuat Nesya merinding sendiri.
"tapi kan itu di kampus, kalau di rumah sendiri aku ini kan suamimu, sayang. dan jangan panggil aku bapak, aku ini bukan bapak kamu"
Nesya tertawa mendengar perkataan sang suami, entah sudah keberapa kali Alvaro mengingatkan dirinya. namun Nesya terus memanggilnya seperti itu, karena sudah sering terbawa di kampus. lagi pula dirinya belum terbiasa memanggil Alvaro selain bapak.
"udah ah pak. aku mau mandi. gerah kalau lama-lama di sini"ucap Nesya sambil mendorong dada bidang Alvaro. namun, tubuh Alvaro tidak bergeser sedikitpun.
Alvaro menatap mata Nesya lekat, ada hasrat terpendam yang ia salurkan melalui tatapan. Alvaro sangat mencintai Nesya, dirinya membutuhkan gadis itu untuk melengkapi. namun, Nesya masih menganggap pernikahan ini tidak serius.
"aku tidak akan melepaskanmu, sebelum menjawab pertanyaanku. sampai kapan kita akan begini terus Nasya? kita sudah menikah. namun, sekarang bagaikan orang asing"tutur Alvaro. mereka menatap satu sama lain.
"Pak aku kan sudah bilang berkali-kali. aku belum siap, pernikahan ini bukan kemauanku sendiri. aku butuh waktu Pak, tolong ngertiin aku"ucap Nesya, iya rasa Alvaro perlu mencuci otaknya agar tidak memikirkan hal ranjang terus-menerus.
Alvaro mengangguk-ngangguk, dia melepaskan tangan Nesya yang tadi dipegangnya. ada rasa kecewa pada diri Alvaro, namun dia bisa menutupinya dengan sebuah senyuman.
"baiklah, aku akan menunggu sampai Kamu siap. silakan kalau kamu mau ke kamar mandi"balas Alvaro.
"huft, gitu dong. dari tadi kek"ucap Nesya dengan nafas lega.
gadis itu melangkah menuju lemari, mengambil kaos oblong nya beserta jeans pendek. tak lupa ia mengambil handuk dan berlalu menuju kamar mandi. Alvaro hanya melihat gerak-gerik gadis itu menjauh hingga menghilang di balik pintu
"Nesya, Nesya kapan saya bisa memiliki kamu seutuhnya"ucapnya sembari merebahkan dirinya di kasur.
setelah selesai mandi, Nesya pun keluar dengan menggunakan pakaian yang ia bawa tadi. kaos oblong dengan jeans di atas paha sehingga kulit putihnya terekspos. biasanya, Nesya suka memakai tanktop kala di rumah, namun Alvaro melarang Nesya berpakaian begitu, sedangkan pakaian kaos oblong dengan jeans sudah membuatnya menahan nafas. apalagi, jika Nesya memakai tanktop.
"udah mandinya?"tanya Alvaro. lelaki itu tidak mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca.
"udah, nih udah cantik"jawab Nesya dengan manja. sejenak Alvaro mengalihkan pandangannya kepada sang istri. Nesya memang cantik, dengan perpaduan pakaian apapun.
"cantik"jawab Alvaro, membuat Indonesia tersenyum lebar.
"iya dong, bapak itu beruntung punya istri cantik kayak saya"ucap Nesya sembari mengedipkan matanya, bukannya terlihat imut malah terlihat menggoda di mata Alvaro.
'iya saya beruntung, tapi sayangnya kecantikannya belum bisa dinikmati. pakai kedip-kedip segala lagi, ntar saya tikam baru tahu rasa' cerocos Alvaro dalam hati.
Nesya merasa heran sambil mengernyit dahinya. gadis ini berinisiatif menggodanya.
"eh malah bengong. mikirin apa? Bapak mikirin yang nggak nggak lagi ya?hayooo ngaku."tebaknya
"apaan, enggak lah. siapa lagi yang mikir aneh"sanggah Alvaro, kemudian ia kembali menatap bukunya.
Nesya jadikan sendiri melihat tingkah laku Alvaro. kapan lagi dia bisa mengerjai suaminya itu selain di rumah. karena, ketika di kampus sang suami berasa menjadi satu tubuh dua kepribadian,cool abis!.
Nesya menjatuhkan tubuhnya di tepi ranjang, tepat di mana kaki Alvaro sedang selonjoran.
"Pak sebenarnya, aku masih kesel loh sama bapak"ucapan Nasya berhasil membuat Alvaro kembali menatapnya, lelaki itu mengerutkan keningnya.
"kesal kenapa?"tanyanya dengan wajah bingung.
Nesya mendengkus, kesal dengan suaminya yang begitu mudah lupa. bra itu sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalahnya, padahal dirinya yang telah membuat nesya malu di hadapan teman-temannya.
"bapak itu marah-marahin aku, di depan teman-temanku. bikin kesel aja!"sungut Nesya.
Alvaro terkekeh pelan,melihatkan tingkah Indonesia yang begitu menggemaskan. apalagi melihat Nesya mengerucutkan bibirnya rasanya ingin sekali ia melahapnya.
"maaf sayang, tadi kan aku udah minta maaf. aku hanya berusaha profesional aja"ucap Alvaro membela dirinya.
"sama aja,, bapak itu bikin aku malu!"
"ya makanya besok-besok jangan ngobrol ketika aku lagi menerangkan pelajaran. entar kalau kamu nggak paham, siapa yang rugi? kamu juga kan?"ucap Alvaro menasehati.
"kamu juga ngapain ngata-ngatain aku di depan mereka, memangnya tidak takut kalau mereka curiga?"balasnya.
pertanyaan Alvaro membuat Nesya gelagapan.
"habisnya aku kesal, ibarat yang kamu perhatikan di kelas itu hanya aku seorang"kesal Nesya.
"hehehe, bagus kamu tidak aku kasih hukuman. kalau mahasiswa lain pasti udah aku kasih hukuman"ucap Alvaro lembut, yang menggeser badannya untuk mendekat dengan sang istri.
"aku harus profesional sayang, agar tidak ada yang mencurigai kita"ucap pria berwajah putih itu.
Nesya hanya terdiam, tak lupa juga bibirnya yang bergerak tak jelas. saat ini ia sangat ingin membalas dendam kepada suaminya, Alvaro selalu berhasil membujuknya dengan lembut. membuat Nesya tidak bisa membalas suaminya. Nesya menatap mata suaminya terlihat perasaan yang sangat tulus kepada dirinya.
tapi entah kenapa, Nesya belum bisa membalas cinta suaminya. Alvaro belum bisa menggetarkan hatinya, sehingga Dia hanya bisa menganggap sedang tinggal dengan dosennya.
"jangan marah lagi, ntar aku cium loh!"ancam Alvaro, Indonesia yang mendengar itu langsung terbelalak matanya.
"apaan sih, dosen cabul"ucap Nesya, ia mengambil guling dan memukulkannya kepada Alvaro. namun, Alvaro hanya tertawa dan diam saja karena itu memang tidak sakit baginya.
\*\*\*\*
malam harinya setelah mereka makan malam. Nesya memutuskan masuk ke dalam kamar, sedangkan Alvaro masih berkutik dengan laptopnya di ruang tamu. mungkin ada laporan yang belum ia selesaikan atau tugas para mahasiswanya itu. tidak ingin terlalu tahu.
di kamarnya, Nesya bingung harus berbuat apa. mau tidur juga belum ngantuk, akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan drama Korea yang belum sempat ia tonton karena jadwal kuliah yang padat.
"saatnya lanjut nonton!"serunya. ya kemudian turun dari kasur dan melangkah menuju meja belajarnya.
Nesya membuka laptopnya dan mulai mencari drama favoritnya, gadis itu langsung larut dalam drama yang ia tonton. tak terasa sudah berjam-jam ia menghabiskan waktu di depan layar laptopnya.
"ya ampun kasihan, sedih banget. ceweknya diselingkuhin sama si cowok itu. jahat banget sih cowoknya minta dipotong anunya. udah dapat istri cantik malah nyari lubang lain"Cerocos Nesya.
"lubang apa memangnya?"
"haah"
Nesya terlonjak kaget, saat tiba-tiba Alvaro berada di belakangnya. Nesya meringis sambil melihat Alvaro yang menatapnya.
"Bapak sejak kapan di sini?"tanya Nesya sambil nyengir.
"sejak tadi, kamu nggak sadar? enak sekali nontonnya sampai suami sendiri datang nggak sadar"omel Alvaro. yang diomelin asyik cengingisan saja.
"tadi Kamu ngomong apa? potong anu? Lubang? lubang apa memangnya?"todong Alvaro.
'mampus gue, mau jawab apa ini!'umpatnya dalam hati.
"nggak ada kok pak, gak ada maksud apa-apa. aku hanya asal ngomong"ucap Nesya sembari buru-buru menutup laptopnya.
"lain kali, ngomongnya baik-baik. jangan cuman gara-gara nonton drama, kamu jadi ngomong seperti itu. nggak baik Nesya!"
"yaelah, pak dosen. cuman gitu doang jadi masalah"celetuk nesya, sembari berdiri menuju kamar tidurnya.
Alvaro hanya menggelengkan kepalanya, selalu begitu. ketika dinasehati, selalu pergi tanpa pamit. gadis itu tidak pernah serius menganggap semua ucapannya.
Alvaro menyusul sang istri ke kasur, Nesya telah menempati posisinya. tidur dengan posisi membelakangi suaminya, tepat di tengah mereka ada guling untuk menjadi pembatas antara mereka. Nesya sendiri yang menaruhnya, karena tidak ingin Alvaro melewati batas saat mereka sedang tidur.
Alvaro menaiki tempat tidur, menempati sisi kanan tempat tidur. menetapi nesa yang sudah tidur dengan selimut yang menutupi pinggangnya saja. terlintas di pikiran Alvaro untuk menjahili istrinya.
tanpa sepengetahuan Nesya, iya menyingkirkan guling pembatas dengan pelan. kemudian menggerakkan tubuhnya mendekat dengan Nesya.
SERR!
Alvaro merengkuh pinggang istrinya, menari hingga tubuh keduanya saling menempel. perbuatan Alvaro tentu saja mengejutkan nesya yang baru saja anda terlelap.
"Bapak apaan sih? aku mau tidur jangan ganggu aku!"pekik Nesya. gadis itu berusaha melepaskan tangan Alvaro dari pinggangnya.
"aku nggak akan lepasin kamu, ini sebagai hukuman karena tadi kamu ngomong nggak benar"ucap Alvaro. ia merasa puas karena telah menjaili istrinya.
Nesya semakin resah, disentuh seperti itu aja oleh suaminya yang sudah harus menahan nafas. apalagi kalau lebih dari itu, Nesya tidak bisa membayangkan.
"pak dosen mesum!"pekik Nesya. disambut tawaan dari Alvaro yang menggema di ruangan itu.
...****************...
pagi harinya, Tasya dan Alvaro sedang sarapan. mereka menyempatkan sarapan sebelum berangkat menuju kampus. sarapan kali ini berbeda, karena biasanya Nesya begitu ceria. namun, ini ia hanya menikmati sarapannya sambil cemberut.
"hari ini kamu pulang jam berapa?"tanya Alvaro untuk memecahkan keheningan.
"seperti biasa pak, jam 03.00"ucap Nesya tanpa menoleh.
"menjawab tanpa menatap itu tidak sopan, Nesya sayang"goda Alvaro.
"biarin"sahut cuek Nesya, iya masih kesal karena sepanjang hari ini Alvaro terus menjahilinya, biasanya dia yang selalu menjahili Alvaro.kini, Alvaro bisa mengalahkan Nesya.
'sepertinya dia masih kesal, atas kejadian tadi malam' umpatnya dalam hati.
pria itu merasa heran kepada istrinya, Nesya selalu marah ketika dia menjahilinya. tapi saat gadis itu mengusilinya, ia tak pernah marah. karena, iya senang melihat istrinya ceria.
"kamu kesal gara-gara tadi malam, ya udah aku minta maaf!"ucap Alvaro, sebagai pria dewasa dia memilih untuk meminta maaf.
walaupun yang sebenarnya Alvaro lakukan bukanlah sebuah kejahatan. dirinya bahkan berhak meminta lebih dari sekedar pelukan. namun dirinya tetap menghargai keputusan Nesya.
Nisa tidak menyahuti ucapan maaf dari suaminya, iya lebih memilih menghabiskan makanan dalam diam. Alvaro tidak suka situasi ini, dirinya yang sudah biasa melihat Nesya ceria.
baru saja Ndak Alvaro mengeluarkan suara lagi, tiba-tiba dikejutkan dengan teringan dari ponselnya. buru-buru ia merogoh ponsel di sakunya dan mengangkatnya.
"halo, MI. assalamualaikum"ucap Alvaro. yang menelpon ternyata mama dari Alvaro yang merupakan mertua dari Nesya.
"waalaikumsalam, bagaimana kabar nak Alvaro dan Nesya? kalian sehat kan?"tanya ibu Alvaro.
Alvaro mengulas senyum, sembari melirik nesya yang kini menatapnya."sehat mi, tapi menantu mami nih, lagi ngambek."
mendengar ucapan suaminya, Nesya menatap dengan tatapan maut. bisa-bisanya sang suami mengadu kepada ibunya. manja banget!.
"kenapa? kamu jahilin sama menantu mami? Masha nggak akan ngambek kalau nggak kamu jahili, menantu Mama kan baik"Bela ibu Alvaro.
Nesya bisa mendengar ucapan sang mertua, karena Alvaro mengeraskan volume suaranya.
kini bibirnya mulai mengembang mendengar perkataan sang ibu mertua yang membela dan memujinya di hadapan sang suami, dirinya menatap Alvaro dengan tatapan mengejek.
"iya mi, aku usilin sedikit tadi malam. tapi dia malah ngambek"ucap Alvaro, membuat ibu Alvaro terkekeh di ujung telepon.
"ada-ada saja kalian ini, minta maaf sama istri kamu biar tidak ngambek lagi. oh iya, mami nelpon kalian karena ingin mengajak kalian berdua makan malam bersama, bisa kan?"ujar ibu Alvaro.
Alvaro tidak langsung menjawab, yang menatap Nesya terlebih dahulu. kemudian Nesya mengangguk, tidak keberatan dengan permintaan ibu mertuanya.
"ya udah,Mi. nanti malam aku dan Nesya, ke sana. udah dulu ya, Mu. kami berdua mau berangkat ke kampus. assalamualaikum"
"waalaikumsalam"
Alvaro memutuskan sambungan telepon, kemudian ia menatap istrinya.
"udah jangan ngambek, ayo kita berangkat. entar telat lagi"
Indonesia membalas dengan anggukan, mengakhiri sarapannya dan mengikuti langkah Alvaro keluar rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Maulidiah Annahariah
maaf masih banya typo nya🙏
2024-01-30
0
Yoi Lindra
Wah, gak kerasa sampe akhir. Makasih thor!
2024-01-09
0