"Akgrrr..." Dion berteriak frustasi , dia mengacak acak rambutnya dengan kasar lalu dia keluar dan pergi menggunakan mobil.
Setelah masuk kamar Ineke duduk di bawah tepi tempat tidur ,menangis melampiaskan kekesalanya pada Dion . Dia tadi berusaha menahan tangisnya di depan Dion , tapi sekarang sudah tidak bisa dia tahan lagi , sungguh sakit dengan semua ucapan Dion .
Dia ingin bahagia tapi tidak mau mengorbankan kebahagiaan orang lain, dia tau perempuan yang bersama Dion kemarin pasti kekasihnya . Mungkin dia yang di maksud Dion akan menikah tapi tidak dengan Ineke, dan pasti dia yang akan marah jika Dion menikah dengan Ineke.
Selain itu untuk apa menikah karna harta bila pada akhirnya dia yang menderita. Andai itu bisa dia katakan pada nenek , tapi dia tidak sanggup untuk mengatakan itu
" Ma ....mama harus sabar , nanti aku bantu ngomong sama Dion ya" Herman mencoba menghibur ibunya yang terlihat murung.
" Maafin mama Man , mama gak bicarakan dulu sama km, mama terlalu buru buru tanpa berunding " Di raihnya tangan ibunya lalu dia cium berulang ulang.
" Iya gak papa ..aku yakin pilihan mama gak akan salah, cuma mama tiba tiba bnget...berat memang mengemban amanah ..., tapi kalo sebelumnya mama kasih tau aku , mungkin kita bisa rundingkan bareng bareng , mama juga harus bicarakan sama Bella" tatapan mama berubah sendu seperti merasa bersalah untuk kalimat Herman yang terakhir.
" Iya mama besok ngomong sama Bella, tapi gak papa kan kalo mama tetep ama pilihan mama " sorot mata mama seperti mengharap dukungan dari anaknya.
" Iya aku dukung pilihan mama .....ya udah sekarang mama tidur ya , udah malem juga , besok biar aku bicara sama Dion" Setelah mengatakan itu dan membantu ibunya berbaring lalu Herman pergi ke kamarnya.
" Ma udah tidur" di lihat istrinya sudah berbaring tapi belum tidur seperti beberapa hari kemarin Bella selalu tidur lebih awal darinya.
"Belum pa....gimana mama pa,.. udah tenang aku jadi kuatir ini akan mempengaruhi kesehatan mama ,bingung juga ya pa ..mama ngomongnya mendadak sih , apalagi Dion kayanya udah punya pacar pa " Bella meletakkan ponselnya di nakas.
"Mungkin mama cemas ....ya gak salah juga sih kalo mereka menikah " Herman berbaring di samping istrinya
"Emang papa gak tau soal wasiat itu " tanya Bella penasaran.
" Aku gak tau ,....cuman yang aku gak abis pikir kenapa mama mau mereka menikah "Herman diam seperti sedang berfikir.
"Mungkin mama gak mau pisah sma Ine , kayak waktu di tinggal kang Leman dulu" Bella berasumsi demikian .
" huff mungkin juga ...ya udahlah besok aja kita pikirin , sekarang kita tidur yuk, udah berapa hari ini mama tidur duluan terus , mau ngajak dolanan jadi gak tega , sekarang yuk" Herman bicara dengan tangan yang sudah menjalar kemana mana
" Ih papa baru juga lima hari , lagian aku tidur duluan kan karna cape ....!" Bella menoel hidung suaminya gemas.
" Alah cape apaan ayu ah " dengan sedikit pemanasan akhirnya mereka melakukan olah raga malam .
Sementara Dion malam ini tidak pulang , dia tidur di Cafe setelah menemui sang kekasihnya sebentar.
Pagi ini seperti biasa Ineke sudah siap untuk pergi ke kampus saat dia melintas di ruang makan ada mama Bella yang sedang menyiapkan sarapan untuk Mertua dan suaminya dengan di bantu Art.
" Neng , ayo sarapan dulu , ni mama udah siapin " Ineke berhenti di meja makan untuk mengambil minum.
" Ma tapi Ine buru buru ma , kalo gitu di bawa aja ma " Ineke menghabiskan minumannya
" Kan masih pagi sayang ... ya udah tunggu ya mama siapin dulu " sambil menunggu Bella menyiapkan bekal untuknya , dia menunggu sambil membalas chatt temennya.
" Ya udah Ine berangkat dulu ma , nanti tolong pamitin sama nenek ya ma , Ine buru buru banget ini, ada seminar pagi hari ini" ucapnya kemudian dia cium tangan Bella dan mengucapkan salam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments