Episode12

"gak papa nek ,tadi bnyak permainan waktu ospek , jadi agak sedikit pegel"Ineke tidak Enak hati melihat nenek mencemaskannya

"beneran gak papa "ucap sang nenek

"heem , " jawabnya sambil anggukkan kepala

"ya udah kalo gitu , masuk gih bersih bersih ,makan siang trus istirahat, nenek ama yang lain baru selsai makan , nenek ada perlu sebentar "nenek berdiri di ikuti Ineke yang hendak masuk kedalam rumah .

"hati hati nek "nenek tersenyum kemudian berlalu

Begitulah tiap harinya Ineke berada di rumah neneknya sebetulnya dia tidak begitu betah tinggal di situ, apalagi saat ada Dion di rumah .Dion yang tidak pernah menyapanya sekali pun , itu membuat dia merasa di acuhkan, seolah dia tidak di inginkan di rumah itu.Padahalah dengan Mayang Dion tidak begitu,Dion bisa ngobrol biasa seperti yang lain .Itulah mengapa Ineke merasa kurang betah ,apalagi kalau ingat ibunya bakal pulang ke kampung halaman entah bagaimana nantinya.

Dan benar saja saat ibunya hendak pulang ke rumahnya ,dengan sedikit drama antara Ineke dan Mayang saat akan pulang .Ineke yang tidak ingin ibunya pulang ,sedangkan Mayang tidak bisa berlama lama di jakarta. Ineke sempat menangis ,seperti tidak mau di tinggal ibunya ,Walaupun mereka semua baik kecuali Dion tentunya, tapi dia merasa belum lama mengenal mereka dan masih terasa canggungnya .Mau tidak mau akhirnya Ineke membiarkan ibunya pulang di saat dia merasa tidak betah, Tapi berkat sang nenek yang selalu menghiburnya bahkan dia sering di ajak jalan jalan , kadang pergi ke mall di ajaknya Ineke belanja kadang juga di ajak ke butiknya Bella yang baru buka.Lama kelamaan Ineke mulai betah ,dia juga mulai biasa saja menghadapi sikap Dion.

"Hei ...awas minggir udah kaya tiang listrik aja , ngalangin jalan tau"Ineke yang sedang minum hampir saja tersendak saat Dion menabrak bahunya dengan kasar

"Gak usah kasar juga kali ,sebelah situ kan bisa jalannya ,nyebelin banget permisi kek "Ineke sedikit bergeser menjauh

"lu gak liat gw pegang gelas , berarti gw mau minum dan tempat minumnya ke alang badan krempeng lu ,paham ....minggir"Masih dengan sikap ketus nya Dion mengusir Ineke dari tempatnya dia berdiri

Setelah mengisi gelas Dion pun langsung pergi dengan menabrak bahu Ineke kembali,bahkan lebih kencang dari yang pertama.

" Dasar orang tuaaa ....koloooot..gw sumpahin gak laku"Tanpa sadar Ineke berteriak kemudian menutup mulutnya dengan tangan setelah dia sadar suaranya akan membangunkan seisi rumah .Untung semua pada sibuk di kamar masing masing,mungkin ada juga yang sudah tidur dengan lelap karna sudah jam 11malam

Sementara yang bersangkutan berbalik badan sekejap sambil mengacungkan jari tengah nya ke arah Ineke.

Ineke ikut berlalu sambil menghentakkan kakinya dengan kesal.Masuk ke kamarpun masih dengan rasa kesalnya dia menjatuhkan tubuhnya di atas kasur dengan telentang kemudian di tutupnya wajah dia dengan bantal .Setelah hampir kehabisan oksigen baru dia lemparkan kembali bantal itu ke sembarang arah .

"Kangen ibu..."Dua bulan sekali Ineke selalu menyempatkan waktu untuk pulang mengunjungi sang ibu.Namun ini sudah hampir tiga bulan dia belum juga pulang .Karna sang sopir yang biasa mengantar dia sedang sakit ,untuk ke kampuspun dia di antar Herman sebelum berangkat ke kantor.

Pagi ini semua sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan.Begitupun Dion tidak seperti biasanya dia ikut sarapan.

"Ine nanti nebeng Dion dulu ya,papa mau anter nenek dulu "Dion yang sedang menyuap nasi goreng langsung nengok ke neneknya yang menyuruh Ineke ikut dengannya.Setelah Mayang pulang nenek menyuruh Ineke mengganti panggilannya ke Herman dan Bella menjadi mama dan papa sama seperti Dion ,agar lebih dekat saat Ineke sedih waktu di tinggal Mayang.

"gak bisa dong nek aku lagi buru buru lagian nenek mau kemana sih pagi gini"Dalam hati Ineke pun sangat menolak tapi dia hanya diam saja sambil melanjutkan sarapanya