Part. 17

MWM Part. 17

“Maaf, Jef. Aku harus pergi.” Nisa berkata, menatap ragu pada Jefry yang tengah duduk di tepian tempat tidur. Mami Serly sudah memintanya, dan ia harus menuruti permintaan wanita itu jika tidak ingin mendapat masalah.

“Tidak bisa. Aku sudah membayarmu tiga kali lipat. Mana bisa kamu meninggalkan aku seperti ini.” Terpaksa Jefry berkata demikian agar Nisa paham apa yang ia inginkan. Ia hanya ingin memiliki lebih banyak waktu untuk berdua bersama Nisa. Meski dengan status Nisa saat ini.

“T-tapi Jef, aku harus pergi sekarang. Aku tidak bisa meninggalkan ibuku lama-lama,” kilah Nisa. Sebab ia tahu Mami Serly bisa berbuat apa saja kepadanya jika ia tidak mematuhi perintah.

Jefry terlihat menghela napas panjang. Ia diam sejenak memandangi Nisa yang tengah berdiri di dekat pintu. Bermacam pikiran berkecamuk dalam kepalanya. Ia tahu Nisa hendak ke mana. Ia juga tak bisa melarang, sebab ini sudah menjadi pekerjaan Nisa. Pekerjaan yang menyakitkan perasaannya. Bagaimana bisa wanita yang ia cintai akan ia biarkan menjajakan tubuhnya seperti itu. Bukankah sebagai lelaki ia pecundang jika membiarkan Nisa masih bergelut dengan pekerjaan kotor ini?

Jefry kemudian berdiri, membawa langkahnya pelan menghampiri Nisa.

“Baiklah, kamu boleh pergi. Tapi aku antar. Kamu mau pulang kan? Aku hanya ingin memastikan keadaan ibu kamu,” kata Jefry. Membuat Nisa salah tingkah. Dari gelagat Nisa itu, ia tahu Nisa sedang berbohong.

“Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri kok.”

“Nisa, tolong jangan menolak. Ini sudah larut malam. Aku khawatir terjadi apa-apa sama kamu.”

“Makasih kamu sudah mengkhawatirkan aku. Tapi beneran, aku bisa pulang sendiri. Lagipula bukankah tugasku sudah selesai? Aku sudah melayanimu. Dan sekarang, tolong biarkan aku pergi.” Entah takdir apa yang sedang mempermainkan mereka saat ini. Pernah menjalin hubungan di masa lalu, dan kini mereka sedang bersama sebagai pelaku jasa dan pemakai jasa. Sungguh lucu hubungan ini.

“Nis, tolong jangan keras kepala. Biarkan aku mengantar kamu pulang. Kalau nanti terjadi apa-apa dengan kamu gimana? Siapa yang harus dipersalahkan?” Jefry kekeh ingin menemani Nisa, ingin memantau ke mana Nisa hendak pergi dengan berdalih mengantar Nisa pulang.

“Jef, please ... aku...”

Drrrt Drrrt

Belum sempat Nisa berkata, ponselnya kembali berdering. Lekas ia menjawab telepon dari Mami Serly dan mengambil jarak sedikit menjauh dari Jefry.

“Iya, Mam,” sapanya memelankan nada suara sembari melirik-lirik Jefry. Takut jika suaranya terdengar jelas oleh pria itu.

“Cepetan dong, sayang. Klien sudah menunggu kamu. Dia neror Mami terus. Jangan sampai kamu tidak datang ya, Nis. Kamu tahu siapa dia, kan? Dia bukan orang sembarangan. Kamu tidak mau kan kalau nanti Agency Mami ini terkena masalah karena ulah kamu?” Mami Serly terdengar mengancam.

Tentu saja Nisa tahu konsekuensi apa yang akan ia terima jika melanggar kesepakatan. Maka dari itu ia panik, ingin segera menemui klien bernama Alvin Sebastian yang sedang menunggunya saat ini di Hotel Diamond.

Berdasarkan profil yang dikirimkan Mami Serly kepadanya, Alvin Sebastian merupakan seorang calon pewaris PT. Angkasa Biru Tbk. Sebuah perusahaan transportasi terkemuka di negeri ini. Dan ia diharuskan menjaga kerahasiaan kliennya tersebut. Jadi, mana mungkin ia pergi ke hotel bersama Jefry.

“I-iya, Mam. Aku akan ke sana. Aku...” Nisa tersentak ketika Jefry tiba-tiba merebut ponselnya. Padahal ia masih berbicara dengan Mami Serly.

“Aku sudah membayar tiga kali lipat untuk Jelita. Itu artinya semalaman dia harus menemaniku. Melanggar kesepakatan, sama saja dengan mencari masalah. Dan aku sangat bisa membuat bisnismu tidak beroperasi lagi untuk selamanya.” Jefry lekas memutus sambungan usai berkata demikian. Kemudian menonaktifkan ponsel Nisa.

Jefry merasa tak bersalah sedikitpun berbuat seperti itu kepada Nisa. Justru Nisa lah yang kini didera cemas juga takut. Takut dengan kemarahan Mami Serly. Wanita itu bisa nekat berbuat apa saja jika usahanya terancam. Sebab hanya inilah satu-satunya bisnis penyambung hidupnya. Yang sudah memberinya kekayaan berlimpah dari hasil menjual bunga-bunga malam asuhannya.

“Jef, apa kamu sudah gila? Kamu mau bikin aku dalam masalah besar? Kamu tidak tahu seperti apa Mami Serly.” Nisa murka. Tak terima Jefry berbuat semena-mena seperti ini. Jefry bahkan tidak tahu seperti apa tabiat Mami Serly yang sesungguhnya. Sekilas wanita itu terlihat seperti malaikat penolong. Namun sesungguhnya ada iblis yang tersembunyi dibalik sifat murah hatinya itu. Dia adalah wanita yang suka mengambil keuntungan dari orang-orang lemah seperti dirinya.

“Aku tidak peduli. Aku melakukan ini juga demi kamu. Untuk kamu. Aku tidak mau kamu melakukan pekerjaan ini lagi. Mulai hari ini, detik ini juga,” balas Jefry tak kalah murkanya.

“Memangnya apa pedulimu padaku? Memangnya kamu siapa berani sekali mengatur hidupku? Memangnya kamu mau menanggung semua beban hidupku?”

“Iya. Aku bersedia menjadi tulang punggung bagimu. Aku bersedia menanggung biaya hidupmu, asalkan kamu berhenti jadi pelac...” Jefry tersadar, tak kuasa menyelesaikan kalimatnya. Lagi-lagi kata Pelaccur itu menggores hatinya.

Nisa tertawa kecil mendengar balasan Jefry. Ia tahu Jefry hanya terbawa emosi dan tak pernah serius dengan omongannya itu.

“Sekarang aku tanya sama kamu. Apa kamu mau menikah dengan seorang pelaccur?” tanya Nisa fokus menatap wajah Jefry. Ia ingin tahu apakah Jefry benar-benar masih punya perasaan kepadanya. Dan jika benar, apakah Jefry sanggup mengorbankan nama baiknya hanya demi menikahi seorang wanita malam seperti dirinya?

Tentu saja tidak. Karena itu yang terlihat jelas dari raut wajah Jefry saat ini. Raut wajah yang sarat akan keraguan. Jefry tidak akan mungkin mengorbankan kehormatan keluarganya hanya demi seorang wanita tuna susila seperti dirinya ini. Tidak mungkin.

Jefry membisu. Tidak ada jawaban darinya atas pertanyaan Nisa barusan. Beberapa saat lalu sikap dan bicaranya terlihat begitu meyakinkan. Namun kini, dalam wajah itu justru tersirat sebuah keraguan yang besar.

Nisa tersenyum kecut. Perlahan ia melangkahkan kakinya menuju tempat tidur, menghempaskan pantatnya ditepian tempat tidur itu. Helaan napas berat ia hembuskan berkali-kali. Sungguh ia dibuat bingung dengan sikap Jefry kali ini.

****

Pagi-pagi sekali Nisa pulang ke rumah. Ketika ia terbangun di pagi hari, Jefry ternyata sudah lebih dulu bangun. Pria itu bahkan sudah menyiapkan sarapan untuknya. Semalam tidak terjadi apapun lagi diantara mereka selain tidur di atas ranjang yang sama.

Sampai di rumah, Nisa malah dibuat panik dan takut ketika Mbak Lela memberitahunya jika ibunya jatuh di kamar mandi. Semalam Mbak Lela berkali-kali menghubungi ponselnya, tapi ponselnya malah tidak aktif.

Tak ingin sakit ibunya tambah parah, Nisa pun segera melarikan ibunya ke rumah sakit dengan dibantu Mbak Lela menemaninya menunggui ibunya di rumah sakit. Beruntung rumah sakit tempat ibunya dirawat merupakan rumah sakit langganan, sehingga dokter dan perawat sebagian sudah tahu dengan penyakit ibunya.

Nisa menghela napas panjang ketika mengambil surat tagihan di bagian resepsionis. Ia membaca dengan rinci setiap biaya yang harus ia keluarkan untuk perawatan ibunya itu.

Sementara di lain tempat, Jefry sengaja mendatangi pantry kantor sebab sedari tadi ia belum juga melihat penampakan sosok Nisa di kantornya itu. Ketidakhadiran Nisa menghadirkan beragam tanya dalam benaknya. Salah satunya apakah Nisa benar-benar serius berhenti menjadi Office Girl di kantornya ini?

“Pak Jefry butuh sesuatu? Atau Pak Jefry mau saya bikinkan kopi?” tanya Bu Tini saat melihat atasannya itu berdiri di ambang pintu. Dia terlihat seperti kebingungan.

“Emm ... Nisa tidak datang hari ini? Ada yang tahu dia kenapa?”

“Oooh ... Itu, Pak. Tadi Nisa sempat nelfon saya. Dia memberitahu saya hari ini belum bisa masuk karena ibunya sedang sakit. Ibunya masuk rumah sakit.”

“Masuk rumah sakit? Rumah sakit mana?”

Terpopuler

Comments

Utayiresna🌷

Utayiresna🌷

Nisa hidup mu semenderita itu

2024-05-02

1

Edelweiss🍀

Edelweiss🍀

Sulit Jeff, kamu akan kesulitan mau bersama Nisa. Masa lalu ini suatu saat akan terkuak dan itu akan menggores kehofmatan keluargamu

2024-02-04

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

wah, masuk rumah sakit

2024-01-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!