Episode Lima

Sinta menatap tajam putra nya yang kini duduk tepat dihadapan nya, Marley terlihat tenang. Ia sedang menunggu sang Ibu yang akan marah-marah pada nya, membahas soal pernikahannya yang terus saja di bahas oleh Sinta. 

“Ibu itu malu sama teman arisan tau ngga?! Karna punya anak ngga nikah nikah, malu banget” Adu nya, Marley hanya diam memijat kedua pelipisnya. 

“Simple, Bu. Jangan dengarkan para tante-tante itu bicara, kalau ikutin omongan orang ngga ada habis nya.”

Mendengar perkataan dari Marley, Sinta langsung memukul putranya dengan perasaan yang kesal. 

“Diam! Kamu memang ngga ngerti tentang perasaan orang tua, dengar ya. Kamu itu sudah berumur nak, kapan lagi coba?”

“Ya kalau belum ketemu jodoh nya mau gimana lagi, Bu? Masa iya nikah sama pohon pisang..” Kata Marley asal, Sinta menghela napas panjang. 

Sinta tahu betul kelakuan anak nya, yang suka celup sana-sini. Bahkan tak sering Sinta mendapatkan laporan dari suruhannya, jika Marley membawa wanita setiap malam di Apartemen nya. 

“Ngga mau tau, kalau minggu depan kamu ngga bawah calon menantu juga.. Ibu akan menikah kan dirimu dengan anak Tante Fani”ancam nya, Marley tentu tidak takut. 

Karna Sinta sering kali mengancam nya seperti itu, tapi ujung-ujungnya juga tidak akan melakukan nya. 

“Ibu serius, Marley. Kau tahu kan anak tante Fani?”

“Yang anak nya memiliki gigi tidak rata? Kulit nya bewarna hitam? Dan rambut nya seperti tidak disisir selama satu bulan itu?” Tanya Marley balik, ia tahu karna anak dari tante Fani sering datang ke Perusahaan nya. 

Sinta mengangguk mantap, “ibu akan menikahkan dirimu dengan dia, lihat saja.” Ucap Sinta dengan senyum sinis nya, ia berlalu pergi dari ruangan tamu menuju kamar nya. 

Marley mencerna semua nya dengan baik, ia memikirkan arti perkataan sang ibu. 

“Apa?!”

Marley merasa merinding, yang benar saja orang setampan dirinya harus menikah dengan anak tante Fani. 

Marley tidak mau itu terjadi, ia ingin mengejar ibu nya tapi.. 

“Yang ada malah semakin memperkeruh keadaan.” Ucap nya, Marley mengurungkan niat nya. Ia harus bergegas menuju Perusahaan, dan membicarakan hal ini kepada Alga. 

Di mobil Alga heran melihat Marley yang kebanyakan melamun, dan berulang kali berdecak dan menghela napas secara berat. Biasanya pria itu selalu bahagia dan bahkan meminta rekomendasi wanita yang bisa menemani nya sepanjang malam. 

“Ada masalah, tuan?” Tanya Alga, Marley mengangguk mantap. 

Tanpa terasa mereka sudah sampai di Perusahaan Bercio Corporation, gedung yang menjulang tinggi. Marley dan Alga berjalan beriringan menuju ruangan mereka yang berada di lantai atas. 

Para karyawan yang ada menunduk hormat kala kedatangan Marley, bahkan ada yang terpesona dengan ketampanan Marley yang sempurna. 

Marley dan Alga memasuki lift khusus CEO,lift itu hanya orang terpilih saja bisa menggunakan nya. Selama ini hanya tamu dan kolega nya serta Alga saja, dan satu wanita yaitu Sarah. 

Sesampainya di ruangan Marley, Alga sudah tidak sabar menunggu cerita dari tuan muda nya. “Aku ingin minta pendapat mu.” Ucap Marley. 

“Pendapat?”

“Dengar, ibu bersikukuh mau menikahkan ku dengan anak tante Fani. Kau tahu kan seperti apa bentuk anak tante Fani?” 

Alga mencoba mengingat nya, seketika ia tertawa. “Itu bagus, tuan. Setidaknya kau tampan, jadi tidak salah kalau istrinya dia. Jangan terlalu sempurna mencari pasangan tuan, tidak baik.” Ucap Alga, ia tertawa kencang. 

Marley menatap nya tajam, ia tidak suka di tertawakan seperti ini. Padahal jelas-jelas ini merupakan penderitaan nya, Alga malah menertawakan nya. 

“Diam!” Hardik nya, Seketika Alga langsung melakukan pergerakan mengunci bibir. 

“Maksud nya, kau bantu aku. Tidak menikah dengan anak tante Fani atau siapapun, hentikan niat jahat ibu” Jelas Marley, Alga memikirkan nya dengan baik-baik. 

“Bukannya kau sudah menikah, tuan?”

“Menikah? Kapan?”

Mendengar pertanyaan itu membuat Alga langsung memukul jidat nya sendiri, Marley memang memiliki kepikunan yang parah. 

“Tadi pagi, tuan. Kau menikahi seorang gadis cantik yang kau tolong dari Klub malam.” Jelas Alga, barulah Marley ingat. 

“Aku hanya menikahi nya karna ingin perawan nya saja, karna itu persyaratan dia. Kalau tidak, aku tidak akan menikah.”

“Lalu kenapa dengan cara yang sah? Kau bisa saja membohongi nona bintang soal pernikahan kalian”

Seketika Marley tersadar, sekarang ia telah memiliki istri dan telah menjadi suami. 

Pernikahan mereka sah dimata hukum dan agama, itu berarti Marley telah memasuki hubungan pernikahan yang selama ini tidak ia inginkan. 

“Lalu kenapa harus cari lagi? Sudah ada nona Bintang, tunjukkan dia dengan nyonya”kata Alga, Marley baru memikirkan hal itu. 

“Lagian nona Bintang itu cantik, pasti nyonya akan senang. Kau akan dapat kenikmatan yang double, tuan”

Marley menggebrak meja, sehingga membuat Alga terkejut. 

“Kau benar, aku setuju. Besok aku akan membawa Bintang menuju ibu ku, maka aku akan mendapat segala hak dari Bercio corporation.”

“Dan juga, akan mendapat perawan segar dan banyak hal. Benar-benar keuntungan yang banyak, kau pandai Alga”ucap nya, Marley menepuk-nepuk bangga bahu asisten pribadi nya. 

Alga hanya tersenyum saja, sisi lain ia mengharap kan hal lain. Yaitu, pernikahan Marley dengan Bintang yang berjalan selamanya. Alga bosan melihat tuan yang selalu bergonta-ganti pasangan, ia ingin Marley berubah kejalan yang benar. 

Marley sudah tidak sabar untuk besok, ia pun langsung membuka laptop nya untuk menyelesaikan pekerjaan nya yang menumpuk. 

Alga memeriksa Tab nya, ia melihat jadwal Marley setelah siang ini. 

“Tuan, nanti malam kita ada pertemuan dengan tuan David di Klub malam Katy.” Ucap Alga, Marley sudah tahu apa yang akan ia lakukan dengan David disana. 

“Ingat tuan, kau sudah punya nona Bintang.”

“Diam! Jangan ikut campur!”

Alga menghela napas panjang, ia pergi menuju ruang kerja nya. Melihat Marley hanya membuat nya sakit kepala, ia benar-benar tidak tahu kapan tuan nya itu akan berubah. 

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***