Setelah melihat hasil tes kehamilan itu, Ilena tidak bisa mengendalikan emosi nya. Ilena keluar dari kamar nya ingin meninggalkan hotel.
Rey yang saat itu juga ingin keluar mengurus pekerjaannya, melihat Ilena yang berlari keluar dari dalam kamarnya.
Rey merasa ada yang aneh dengan gelagat Ilena. Tidak biasanya Ilena menunjukkan ekspresi seperti yang baru saja ia lihat.
Ekspresi wajah Ilena menunjukan keterpurukan yang amat dalam. Rey merasa Ilena sedang memiliki masalah.
Rey mengejar Ilena, namun lift yang Ilena masuki lebih dulu tertutup. Rey menunggu lift berikutnya dan menyusul Ilena.
Saat sudah berada di lobi, Rey sudah tidak menemukan keberadaan Ilena. Rey berlari ke luar mencari Ilena, dari kejauhan Rey melihat Ilena yang berlari mencari taksi.
Rey berlari menuju mobil nya. Rey masuk ke dalam mobilnya lalu melajukan mobil nya mengejar Ilena.
Mobil Rey berhenti tepat di depan Ilena dan berhasil menghadang Ilena.
Ilena terkejut saat ada sebuah mobil yang hampir menabrak nya, Rey menurunkan kaca mobilnya. Melihat Rey yang ada di dalam mobil itu Ilena kembali lari menjauh meninggalkan Rey.
Rey semakin yakin jika Ilena sedang ada masalah. Rey keluar dari dalam mobil nya mengejar Ilena. Saat Rey berhasil mencengkal tangan Ilena Rey menggendong tubuh Ilena seperti sedang mangangkat karung beras, lalu memasukkan Ilena kedalam mobil nya secara paksa.
"Apa yang kau inginkan." Teriak Ilena yang merasa frustasi kepada Rey.
"Ada apa dengan mu? Apa kau mau bunuh diri?" Ucap Rey.
"Pergilah, bukankah kau sudah sepakat untuk menjauh dari ku. Lalu kenapa kau terus mengejar ku." Teriak Ilena.
"Berhentilah berteriak pada ku jika kau masih sayang dengan nyawa mu." Bentak Rey.
"Bunuh saja aku. Aku benci dengan kehidupan ini." Ucap Ilena sambil menangis.
Ilena sudah tidak mampu menahan air matanya lagi. Ia hanya ingin berlari jauh dari kerumunan manusia, tapi Rey malah mengejarnya.
Ilena ingin pergi menjauh sejauh-jauhnya dari Rey, tetapi malah Rey yang menjadi orang pertama yang menghampirinya.
"Apa kau sudah gila?" Bentak Rey.
"Iya, aku sudah gila. Dan kaulah penyebab semuanya." Teriak Ilena.
Mendengar perkataan Ilena yang mengatakan ia lah yang menjadi dalang dari masalah yang sedang di hadapi Ilena, Rey memutuskan untuk membawa Ilena menjauh dari kebisingan kota.
Rey membawa Ilena ke sebuah tebing. Sesampainya di tebing itu Ilena langsung keluar dari dalam mobil dan muntah.
Rey menganggap hal itu mabuk perjalanan yang masih Ilena alami, di tambah lagi Rey menyetir mobil secara ugal-ugalan di sepanjang jalan.
"Apa kau baik-baik saja sekarang?" Tanya Rey kepada Ilena.
"Ternyata kau jauh lebih gila daripada aku, Rey." Ucap Ilena sambil mengatur nafasnya.
"Apakah aku terlihat peduli akan hal itu. Katakan saja apa yang kau inginkan?" Tanya Rey.
"Aku hanya ingin pergi menjauh dari kalian semua, terutama dari diri mu." Jawab Ilena.
"Apa yang membuat mu ingin menjauh dari ku?" Tanya Rey yang merasa pertanyaannya tidak di jawab oleh Ilena sepenuhnya.
"Aku hanya ingin hidup bahagia bersama Arta. Tapi, disaat aku hampir mendapatkan kebahagian yang sempurna itu, kesialan ku selaku menghancurkan kebahagian ku. Apa aku tidak kayak bahagia? Kenapa aku harus menerima takdir keji ini? Aku hanya ingin hidup bahagia bersama Arta. Hanya Arta lah yang bisa membuat dunia ku menjadi berwarna dan hidup ku terasa bahagia dan berharga." Ucap Ilena membuat tangisnya semakin menjadi-jadi.
Rey memeluk Ilena yang menangis sesegukan. Rey tidak tau hal apa yang membuat Ilena sampai terlihat begitu terpuruk.
Rey hanya bisa memeluk Ilena untuk menenangkan nya. Ilena jatuh pingsan saat emosi nya sudah sampai di puncak kemampuan nya menahan semua hal yang menggerogoti hati dan pikirannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments