Rey dan Aurora meninggalkan kamar milik Aurora dan berniat untuk lanjut party di sebuah bar bersama untuk menghabiskan malam.
Saat mereka berjalan menyusuri lorong, Rey melihat seorang wanita baru memasuki rumah keluarga Atlas.
Aurora nampak tidak memperdulikan kedatangan wanita itu. Saat menuruni anak tangga, Rey dan Aurora berselisihan dengan wanita itu.
Sekilas Rey kembali mencium aroma yang sama dengan aroma yang ia ingat setelah kejadian malam itu dan aroma dari kamar sebelumnya.
Rey merasa ada yang tidak beres dengan wanita itu dan keluarga Atlas. Bagaimana seorang putri bisa menjadi pelayan dan di anggap membawa sial.
Rey menjalankan mobil sport berwarna biru keluar dari pekarangan rumah keluarga Atlas. Rey fokus menyetir, sedangkan Aurora asik dengan diri nya sendiri.
Rey menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Rey menatap Aurora dengan tatapan yang sangat intens.
"Hey, apa yang membuat mu menghentikan mobilnya?" Tanya Aurora. Dengan kedua matanya masih lekat menatap layar ponsel.
"Apa kau menabrak seseorang?" Lanjut Aurora lagi.
"Aku tidak segila itu, Ra." Jawab Rey masih menatap intens Aurora.
"Aku hanya bercanda, Rey. Lalu mengapa kau mendadak menghentikan mobil nya?" Tanya Aurora yang kini sedang membalas tatapan Rey dan sudah tidak menatap layar ponselnya.
"Apa kau ingin di perhatikan oleh ku?" Ucap Aurora dengan penuh percaya diri menggoda Rey .
"Tentu aku ingin di perhatikan oleh mu, tapi ada hal lain yang mengganggu pikiran ku." Ucap Rey.
"Benarkah? Apa hal yang berhasil mengganggu pikiran mu?" Ucap Aurora bertanya kepada Rey, karena penasaran dengan apa yang ada di pikiran Rey.
"Siapa wanita yang berpapasan dengan kita di tangga tadi?" Tanya Rey kepada Aurora.
"Ah, ternyata wanita pembawa sial itu yang berhasil mengusik pikiran calon suami ku." Ucap Aurora lalu memalingkan wajahnya.
"Hey, ayolah jangan berpikiran negatif seperti itu. Aku hanya penasaran, sebab kalian tidak memperkenalkan dia kepada kami. Tapi, dia tinggal di rumah utama." Jelas Rey.
"Kau tidak jatuh cinta kepadanya kan?" Tanya Aurora memastikan.
"Ayolah, bagaimana mungkin aku jatuh cinta pada gadis polos dan lugu seperti itu. Itu sangat membosankan." Ucap Rey.
"Aku mempercayai perkataan mu." Ucap Aurora.
"Jadi, siapa dia?" Tanya Rey yang untuk ketiga kalinya.
"Dia Ilena, saudari ku yang di jadikan pelayan di keluarga kami." Jawab Aurora.
Rey kembali menjalankan mobil nya di jalan raya. Aurora melanjutkan ceritanya mengenai Ilena.
"Kau tau.." Ucap Aurora belum selesai mengatakan apa yang ingin di katakannya.
"Tidak." Jawab Rey spontan menyambut perkataan Aurora.
"Aku belum selesai, Rey." Ucap Aurora meninggikan nada suaranya.
"Baiklah, lanjutkan." Ucap Rey.
"Kau tau, Rey. Dia lahir saat bulan separuh." Ucap Aurora menggunakan nada seperti sedang memojokkan seseorang.
"Apa yang salah dengan hal itu?" Tanya Rey yang tidak tau apa-apa mengenai kelahiran seseorang saat bulan separuh.
"Tentu itu menjadi masalah yang sangat besar, Rey." Ucap Aurora menghakimi.
"Masalah besar?" Tanya Rey lagi.
"Kau terlalu banyak bertanya, membuat mu terlihat seperti orang bodoh." Ucap Aurora.
"Jawab saja, Ra." Ucap Rey.
"Kelahiran di saat bulan separuh itu membawa kesialan." Jelas Aurora.
"Ah, ternyata Tuhan sudah membuat seseorang sengsara sejak lahir." Ucap Rey mengumpat secara halus pemikiran kulit keluarga Atlas.
"Maksudnya?" ucap Aurora. Kali ini Aurora yang bertanya kepada Rey.
"Cukup dengarkan saja, jangan kau pikirkan. Semoga kau mengerti suatu saat nanti." Ucap Rey sambil tersenyum sinis.
Rey menaikan kecepatan mobilnya di jalan raya. Rey dan Aurora bersenang-senang dengan menjadikan jalan raya area balapan mobil.
Aurora berteriak kesenangan, menikmati angin malam yang membuat rambutnya berkibar kesana kemari.
Rey hanya tertawa melihat aksi tunangannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments