Rey menghadiri undangan makan malam dari keluarga Atlas. Rey datang seorang diri, karena tidak suka jika keluarganya terus memojokan dia yang memilih wanita dari keluarga Atlas.
Kedatangan Rey di sambut hangat oleh kedua orang tua Aurora. Mereka menikmati hidangan makan malam yang sudah di siapkan oleh keluarga Atlas.
"Bagaimana kondisi perusahaan yang kamu pegang, Rey?" Ucap ayah Aurora membuka percakapan.
"Sejauh ini sangat bagus, tuan Atlas." Jawab Rey.
"Saya terlalu gegabah mempertanyakan hal itu kepada mu. Bukankah sudah jelas jika keluarga kalian pemilik perusahaan terbesar di negeri ini." Ucap ayah Aurora membuat mereka tertawa kecil.
"Tuan terlalu melebihkan. Saya hanya pemula." Ucap Rey.
"Anak ini tau caranya merendah. Saya sangat menyukai sikap mu, Aurora sangat pandai memilih pasangan." Ucap ayah Aurora.
"Tentu, dia putri ku." Ucap ibu Aurora.
"Kalau selalu seperti itu." Jawab ayah Aurora.
"Sudahlah, kalian selalu bertengkar setiap ada peluang." Ucap Aurora menghentikan aksi kedua orang tuanya.
"Sayang, jika kamu sudah selesai, tolong ambilkan tas ku di kamar." Ucap Aurora memerintah Rey.
'What? Dia berani memerintah seorang Rey Edgar? Tak apa. Selagi dia cantik dan seksi.' Batin Rey.
"Baiklah. Dimana kamar mu?" Tanya Rey.
"Di lantai 2 kamar paling pojok." Ucap Aurora.
Rey membersihkan mulutnya menggunakan sapu tangan yang berada di samping piring nya. Rey berjalan meninggalkan keluarga Atlas yang masih menikmati makan malam mereka.
Rey berjalan melewati lorong bagian kanan dan masuk ke kamar yang ada di ujung lorong. Rey terkejut saat membuka pintu kamar itu.
Aroma yang menyambut Rey meningatkan Rey dengan kejadian malam itu.
'Apakah Aurora memang wanita yang menemani ku malam itu?' Batin Rey.
Rey masuk mencari tas yang di maksud Aurora, namun tidak menemukannya. Rey melihat sebuah foto yang terletak di atas meja kecil di samping tempat tidur.
'Bukankah wanita ini pelayan yang membawakan cincin pertunangan kami malam itu?' Batin Rey.
Rey berjalan mengelilingi kamar itu dan memandangi setiap sudut kamar.
'Dia wanita yang cukup bersih dan sangat rapi. Aku suka kebiasaan baik seperti ini.' Batin Rey setelah menjelajahi setiap sudut kamar itu.
"Hey, tampan. Kau salah masuk kamar." Teriak Aurora dari lorong yang bersebrangan dengan Rey.
Rey menatap Aurora yang berdiri di seberangnya. Jika, kamar itu bukan kamar Aurora, maka kamar siapa yang ia masuki, pikir Rey.
"Kemarilah, aku ingin mengajak mu melihat kamar ku." Ucap Aurora dari seberang sana.
"Baiklah, sayang." Sahut Rey.
Rey berjalan memutari lantai 2 menghampiri Aurora yang berada di sisi lain lorong itu. Rey berjalan di belakang Aurora yang sudah mengambil langkah lebih dulu di bandingkan Rey.
"Kamar siapa itu?" Tanya Rey sambil menunjuk ke arah kamar yang sebelumnya ia masuki.
"Itu kamar saudari ku. Emm, lebih tepatnya pelayan kami." Jawab Aurora.
"Yang benar saja. Saudari atau pelayan?" Tanya Rey lagi.
"Dia saudari ku, tapi dia pembawa sial di dalam hidupnya, karena itulah keluarga kami memperlakukan nya seperti pelayan." Jawab Aurora.
"Ah, ternyata begitu." Ucap Rey sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Masuklah, ini baru kamar ku. Lain kali jangan salah lagi." Ucap Aurora.
"Baiklah, sayang. Aku tidak tau, kau hanya mengatakan di ujung lorong, tapi tidak mengatakan lorong sebelah mana kamar mu berada." Ucap Rey meminta maaf sambil memeluk Aurora dari arah belakang.
"Aku maafkan, karena kau tuan muda Edgar." Ucap Aurora.
Rey mencium aroma yang berbeda jauh di kamar Aurora dengan di kamar yang sebelumnya ia masuki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments