Pria itu masih setia memeluk Ilena di pangkuannya.
"Ilena bangunlah, kau dengar aku kan. Aku Arta, kau dengar aku kan. Tolong jangan buat aku khawatir seperti ini, bangunlah Ilena." Ucap Arta.
Ya, pria gagah dan berkarisma itu bernama Arta. Seorang pewaris tunggal keluarga Laion. Arta adalah kekasih Ilena.
Dua hari yang lalu Arta menghubungi Ilena namun tidak ada satu pun pesan maupun telpon dari Arta yang Ilena tanggapi.
Ilena tidak biasanya mengabaikan Arta, bahkan saat dia sedang sibuk Ilena selalu berusaha untuk tetap mengabari Arta.
Merasa tidak ada tanggapan dari Ilena, Arta nekat memasuki rumah keluarga Atlas tanpa berpikir panjang.
Ilena menyembunyikan hubungannya dengan Arta karena tidak ingin keluarganya menyudutkan dirinya dan mengasingkannya, karena memiliki seorang kekasih.
Keluarga Atlas membuat Ilena hidup dalam kesendirian seumur hidupnya. Setelah bertemu dengan Arta, hidup Ilena perlahan mulai berubah.
Arta bahkan tidak mempermasalahkan pilihan Ilena yang ingin menyembunyikan hubungan mereka dari keluarga Atlas. Karena, Arta tau persis jika keluarga Atlas tidak pernah menerima Ilena dan selalu merenggut kebahagiaan Ilena.
Arta ingin menjadi satu-satunya kebahagian yang bisa Ilena miliki.
Mobil mewah milik Arta sudah sampai di halaman ruang IGD. Arta menggendong Ilena keluar dari mobilnya, lalu meletakkan Ilena di hospital bed.
Arta melihat dari jauh Ilena yang sedang mendapatkan pertolongan pertama dari pihak medis di ruangan emergency.
setelah beberapa menit, seorang dokter menghampiri Arta yang sedang duduk di ruang tunggu dengan pikiran yang kalut.
"Apakah anda kerabat dari nona Ilena?" Tanya dokter cantik itu.
"Iya, benar. Saya kekasih nya, apa Ilena baik-baik saja?" Tanya Arta.
"Untuk saat ini keadaan nona Ilena sudah membaik. Nona Ilena tidak sadarkan diri karena demam tinggi yang di deritanya. Selain hal itu tidak ada yang perlu di cemaskan lagi." Jelas dokter cantik itu.
"Apakah saya boleh menemuinya?" Tanya Arta.
"Tentu." Jawab dokter cantik itu.
"Terima kasih, dok." Ucap Arta.
Dokter cantik itu berlalu meninggalkan Arta yang masuk ke ruangan Ilena dengan tatapan yang tidak bersahabat.
Arta menggenggam tangan Ilena yang masih sangat panas itu. Arta meletakkan punggung tangannya di kening Ilena.
"Kurang ajar, bahkan mereka tidak tau jika kau sedang sakit. Keluarga mu benar-benar keterlaluan, Il. Tetaplah disisi ku, sayang. Aku tidak akan melepaskan mu, aku akan selalu menjadi penjaga mu. Tetaplah jadi milikku seorang, Il." Ucap Arta sambil mencium punggung tangan Ilena.
Ilena mengerjapkan pelan kedua matanya. Di lihatnya sekeliling ruangan, Ilena merasa asing dengan ruangan tempatnya berada saat ini.
Sudah jelas ruanganan tempat dia berada saat ini bukanlah kamarnya. Ilena sangat ingat ia terakhir kali berada di dalam kamarnya.
Arta membuka pintu ruangan Ilena, di lihatnya Ilena sudah bangun. Arta berlari menghampiri Ilena.
"Sayang, kau sudah bangun?" Tanya Arta.
Ilena menanggapi Arta dengan anggukan. Ilena semakin bingung mengapa Arta bisa bersama dengannya.
"Aku berada dimana, Ar?" Tanya Ilena.
"Kau sedang di rumah sakit. Aku menemukan mu pingsan di dalam kamar mu sendiri." Jelas Arta.
"Kau masuk ke rumah kami?" Tanya Ilena terkejut.
"Iya, tapi saat itu tidak ada seorangpun di rumah, hanya ada para pelayan. Aku sudah mengurus para pelayan itu agar menutup rapat mulut mereka. Jika, kedatangan ku terdengar oleh keluarga mu, maka pelayan itu tidak akan pernah melihat dunia lagi." Jelas Arta dengan wajah yang memerah karena memendam amarahnya.
Arta sangat kesal dan kecewa dengan keluarga Ilena. Bagaimana mungkin sebuah keluarga begitu tidak peduli dengan anggota keluarga yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments