Ilena masuk ke dalam kamarnya, lalu berjalan menuju kamar mandi. Ilena menghidupkan shower lalu menangis dalam diam di bawah guyuran air yang berjatuhan menyentuh tubuhnya.
Bahkan, air dari shower itu terasa menusuk seluruh bagian tubuhnya. Ilena menangis meluapkan segala rasa sakit yang terus menerus menusuk hatinya.
Kejadian yang di alaminya semalam terus berputar di dalam ingatannya. Ilena mengacak-acak rambutnya frustasi, berharap semua ingatan itu menghilang dari dalam kepalanya.
"Aaaarrggghhhh...." Teriak Ilena karena ingatan itu tak kunjung berhenti menghantuinya.
"Aku tidak akan memaafkan kalian." Ucap Ilena meluapkan amarah yang memenuhi dadanya.
"Aku tidak akan memaafkan kau, Rey. Aku akan membalas semua perbuatan mu kepada ku. Aku akan menghancurkan hidup mu perlahan. Aku akan membuat mu merasakan mati setiap harinya. Aku akan menghancurkan hidup mu Rey." Ucap Ilena sambil menggosok kasar bagian lehernya yang terdapat bekas cakaran dari tangan Rey.
"Kau adalah pria brengsek yang pernah ku temui, Rey. Aku akan membuat mu merasakan sakitnya kematian dari setiap ujung jemari mu." Ucap Ilena sambil memandangi dirinya di cermin.
"Aku akan menghabisi mu dasar bajingan jalang." Umpat Ilena.
Ilena berjalan menuju bathtub, lalu membenamkan wajahnya di dalam bathtub yang sudah terisi penuh oleh air.
Satu menit....
Dua menit.....
Tiga menit.....
Ilena menarik napas panjang setelah menenggelamkan seluruh tubuhnya di dalam bathtub.
Ilena berendam di dalam bathtub selama seharian penuh. Saat matahari sudah terbenam dan hari sudah gelap, Ilena berjalan keluar dari bathtub menuju ke dalam kamarnya.
Ilena masih menggunakan gaun yang di pakaiannya semalam yang saat ini sudah basah kuyup.
Air membasahi lantai kamar Ilena. Wajah Ilena pucat pasih. Tubuh Ilena sangat dingin, saat Ilena hendak menggapai kasur miliknya, Ilena jatuh pingsan di dekat tempat tidur nya.
Saat Ilena terbangun, pakaian yang ia kenakan masih basah membuatnya terkena flu dan demam.
Ilena kembali ke kamar mandi dan membersihkan dirinya menggunakan air hangat. Ilena membuang gaunnya ke dalam tempat sampah.
Ilena mengenakan hoodie dan celana panjang yang juga tebal. Ilena membaringkan tubuhnya di atas kasur, lalu menutupi seluruh tubuh hingga kepalanya menggunakan selimut.
Mata Ilena perlahan mulai sayup dan Ilena pun tertidur dengan perasaan yang masih kacau.
......................
Ilena tidak keluar dari kamarnya selama dua hari. Dari luar terdengar suara seseorang memanggil nama Ilena, semakin lama teriakannya semakin memekik telinga dan menggema hampir di seluruh penjuru rumah.
"Ilena...Ilena...buka pintunya. Apa kau baik-baik saja? Ilena jawab aku. Ilena...." Teriak seorang pria yang terdengar sedang khawatir.
"Jika kau tidak membuka pintu ini, aku akan mendobraknya. Kau hanya punya waktu 3 detik Ilena. Jika kau tidak membukanya akan ku pastikan pintu kamar mu tidak utuh lagi." Ucap pria itu kembali meneriaki Ilena.
satu detik....
dua detik....
tiga detik....
"Braakkkkk......"
Pintu kamar Ilena terbuka, namun hanya ganggang pintu yang rusak karena ulah pria itu.
Terlihat seorang pria berperawakan gagah dan berkarisma dengan setelan jas lengkap yang tersetrika rapi dari atas sampai bawah.
Mata pria itu terbelalak saat melihat Ilena tak sadarkan diri di atas kasur nya. Wajah Ilena pucat dan suhu tubuhnya sangat panas.
"Ilena, bangunlah. Ilena...bangunlah, ada apa dengan mu." Ucap pria itu panik.
Tanpa berpikir panjang pria itu menggendong tubuh Ilena menuju mobil mewah miliknya.
"Cepat kita ke rumah sakit." Titah pria itu kepada asistennya.
"Baik, tuan muda." Ucap asistennya.
Mobil mereka melesat cepat di sepanjang jalan raya. Setiap ada kendaraan lain di depannya, mereka selalu berhasil menyelip dan membalap mobil berikutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments