Game dan Kenyataan (2)

Nusantara - 28 Agustus 2024

'Last Throne: Your Weapon is Ready'

"Terserah aku tidak peduli lagi dengan team sialan lebih baik aku melanjutkan yang tadi karena sudah waktunya menyelesaikan lantai terakhir, lantai 98"

Daven mengambil Headphonenya dan mulai memainkan game yang telah ia mainkan tadi

Game itu adalah Last Throne sebuah game MMORPG yang sangat ia sukai, game ini bertema Open World dan pemain bisa menjadi apapun yang mereka mau di dalam game

Banyak sekali konten didalamnya yang bisa dinikmati selain itu Quest Utama dari game ini sendiri berupa tower dengan setiap lantai yang unik

Daven sangat menyukai game ini karena game ini memberinya perasaan yang sangat nyata ketika ia memainkannya, membuat Daven seolah-olah masuk ke dalam gamenya

Meski terdengar Hebat namun nyatanya game ini tidak memiliki banyak pemain karena tingkat kesulitannya yang benar-benar buruk, seorang player baru bisa saja terbunuh oleh satu goblin jika mereka tidak bermain dengan benar

Saking buruknya tingkat kesulitan game ini bahkan player bisa terbunuh saat melakukan tutorial, karena kesulitan yang benar-benar buruk itu orang-orang memilih untuk tidak memainkannya

Banyak player yang menaruh rating buruk untuk game ini karena mereka terus-terusan mati padahal baru awal bermain

'Hanya mereka yang tak memiliki passion di dalam dunia game yang berhenti main game ini'

Begitulah menurut Daven, dia sendiri sudah memainkan game ini dari 4 Tahun lalu semenjak game ini pertama kali dirilis dan ia selalu memainkannya

Kesulitan yang ekstrim itu malah baginya terasa seperti tantangan yang menyenangkan selama ia bermain game tidak ada game yang membuatnya lebih merasa tertantang dari pada Last Throne karena itu ia terus memainkannya walau banyak player yang berhenti

"Bagus kali ini lantai 98 waktunya untuk langsung menyelesaikannya"

Daven sangat bersemangat untuk menyelesaikan Quest utamanya dari awal dia bermain dia sudah menorehkan namanya di papan peringkat sebagai no. 1 dalam setiap kategori

Karena selain memang kemampuannya dalam bermain game yang bisa dikatakan luar biasa pemain di dalam game ini juga sangat sedikit dan kebanyakan para player baru yang hanya mencoba bermain saja

Karena itu ia tidak memiliki banyak saingan untuk mencapai peringkat 1 dan sekarang dia ingin menorehkan namanya sebagai player pertama yang berhasil menyelesaikan Quest utama

......................

Apartemen Daven, Nusantara - 1 September 2024

Pagi hari ini cukup cerah, setidaknya untuk Rena yang sedang bersiap dengan seragam sekolahnya namun tidak bagi Daven yang sudah menghabiskan puluhan jam waktunya untuk bermain game

Ia terus memaksakan dirinya untuk Bangun bisa dilihat dari botol kopi kemasan yang berhamburan di bawah kakinya, ia memaksakan dirinya agar tidak tidur sampai ia menyelesaikan lantai 98

Pernah satu kali ia tertidur saat bermain dan ketika dia bangun, dia sudah mati karena monster dan seluruh itemnya yang drop semuanya hilang, sejak saat itu ia bersumpah untuk tidak akan tertidur lagi sebelum ia menyelesaikan tujuannya

"Kak, Aku berangkat dulu!"

Kata Rena dengan suara yang cukup keras karena ia tau kalau kakaknya sedang bermain game di dalam kamarnya

Tak ada jawaban dari kakaknya seperti biasa jadi ia memutuskan untuk langsung berjalan meninggalkan apartemen dan berangkat ke sekolahnya

Daven terus saja bermain karena dia tidak mendengar suara adiknya tadi, matanya berkantung hitam seperti panda dan wajahnya juga sangat lesu karena dia belum tidur sama sekali semenjak ia mulai bermain

"Sedikit lagi ayo...."

Saat ini ia dalam keadaan yang penting karena akhirnya ia bertemu dengan boss lantai 98 dan ini adalah pertarungan ketiganya, dibandingkan dua sebelumnya pertarungan ketiga ini berjalan cukup bagus

Begitulah harusnya sampai ketika boss itu mulai sekarat...

"Yang benar saja?! Dia memulihkan Seluruh Hpnya!"

Boss yang memiliki Hp penuh dan Daven yang sudah kehabisan Hp dan Mp serta stats kelelahannya sudah mencapai 80% mana yang akan menang

Tentu Daven kalah lagi

"Sekali lagi! Kali ini pasti bisa"

Dia berkata seperti itu namun nyatanya setelah beberapa jam dia tetap tidak bisa mengalahkan boss itu

"Sekali lagi!"

Ini adalah percobaan ke 14

"Sekali lagi!"

Ini adalah percobaan ke 19

"Sekali lagi!"

Ini adalah percobaan ke 38

"Sekali lagi!"

Ini adalah percobaan ke 49

"Sekali lagi!"

Ini adalah percobaan ke 55

"Akhirnya rasakan itu boss sialan!"

Daven berhasil mengalahkan Boss lantai 98 setelah 72 percobaan

Daven melepaskan Headphonenya dan ia mulai berdiri dari kursinya karena sejak percobaan ke 66 perutnya terus terasa lapar karena dia belum makan sejak percobaan ke 5

Ketika ia ingin berjalan tanpa sengaja kakinya menendang piring yang tersusun di lantai tepat disebelah kursinya

Beruntung Daven sudah tidak memiliki tenaga lagi jadi tendangan itu tidak membuat piringnya jatuh hingga pecah hanya sedikit bergoyang saja

Ia berjalan lebih hati-hati dan membuka pintu kamarnya cahaya yang masuk dari ruang luar benar-benar terlalu terang untuk Daven yang hanya tinggal di dalam guanya yang gelap

Ia mulai berjalan ke arah dapur dan ketika sampai ia bertemu dengan adiknya yang sedang makan, dia berjalan dan duduk di meja makan

"Ah, Rena Pagi, Apa kau tidak sekolah hari ini?"

Mendengar pertanyaan Daven, Rena sedikit merasa jengkel

"Apanya yang pagi ini sudah malam bodoh!"

Ia merasa marah karena kakaknya terlalu terobsesi dengan bermain game sampai-sampai tidak memperhatikan hal-hal yang ada disekelilingnya

"Ah, Ya.. Maaf"

Daven meminta maaf kepada Rena karena ia merasa telah melakukan hal yang salah

"Apakah kau sudah selesai dengan game itu?"

Rena tau kalau saat ini bermain game adalah cara Daven untuk melepaskan rasa kesalnya dan mengalihkan fokusnya dari kejadian itu karena itu ia juga tidak mencoba untuk menghentikan kakaknya bermain game walau ia merasa kesal karena kakaknya terlalu sibuk bermain game saja

"Ya, aku baru saja menyelesaikannya"

"Makanlah itu makananmu"

Rena merasa kesal dengan kakaknya namun ia juga tau kalau Daven saat ini dalam kondisi yang buruk mengingat baru beberapa hari ia dikeluarkan oleh Timnya sendiri

Karena itu Rena ingin membantunya setidaknya Rena terus memasakkannya makanan yang sehat untuk tubuhnya

"Ya"

Daven menarik piringnya lalu mulai mengambil lauk makanannya

"Bagaimana sekolahmu?"

"Yah tidak ada yang menarik... Ah, tadi siang ada anak sekelas yang menyatakan perasaanya kepadaku—"

Daven terkejut sampai-sampai ia menjatuhkan sendoknya, dengan mulutnya terbuka ia terdiam beberapa saat

"—Yaa... aku menolak---"

"Siapa dia? Siapa namanya? Anak sekolah mana? Kelas berapa? Tinggal dimana dia? Apa aku harus pergi menemui orang tuanya?"

Mungkin ini adalah kata-kata terpanjang yang dikeluarkan oleh Daven selama beberapa hari terakhir ini

"Tenanglah kakak, aku bilangkan kalau aku menolaknya.... Selain itu apanya yang anak sekolah mana dan kelas berapa Sudah kubilang bukan kalau dia sekelas denganku"

"Hmm... Kurasa sudah saatnya untukmu pindah sekolah"

"Berhenti mengatakan yang aneh-aneh, aku tidak akan pindah hanya karena ada seseorang yang jatuh cinta kepadaku... Kau harus banyak keluar dan bermain dengan orang lain otakmu sepertinya sudah mulai membusuk karena terlalu banyak bermain game"

"rrrrrr"

Handphone Daven yang ia taruh di kantungnya bergetar sepertinya ia lupa memasang mode diam dan malah beralih ke mode getar

"Tunggu sebentar"

Daven mengambil Handphonenya karena memang Handphone itu hanya ia pakai untuk sesuatu hal yang penting seperti email

Daven memeriksa hp nya dan benar ada sebuah notifikasi Email masuk

"Ada apa?"

Rena bertanya karena Daven terus terdiam fokus memandangi handphonenya saja

"Aku mendapat Email aneh dari Developer game"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!