"Ahh.... ", spontan Suri menutup wajahnya dengan kedua tangan yang masih sibuk memegang baju Vincent.
Ia terkejut, ketika berbalik mendapati tuannya sedang duduk di pinggiran wastafel dengan hanya memakai boxer saja.
"Kenapa berteriak?.", tanya Vincent dengan raut wajah kesal.
" Itu, tuan. kenapa anda tidak memakai handuk?.", tanyanya polos.
"Handuk sudah basah karena ulahmu. aku, menunggu mu kembali untuk mengantar handuk. tapi, kau malah sibuk disini. coba jelaskan, salah siapa?.",
" Maaf, tuan.", hanya itu yang terucap dari gadis polos yang masih berdiri di tempatnya.
"Masih tidak berikan, aku handuk?!. mau menunggu sampai, aku masuk angin?!.",
" Ahh... tidak, tuan.", jawabnya. ia dengan cepat berlari. mengambil handuk bersih dari walk-in closet. tak berapa lama kemudian, ia kembali dan segera memakai kan handuk kimono itu pada pemiliknya.
Ia juga membantu mengelap tubuh sang tuan, setelah dirasa kering. ia pun membantu Vincent memakai kaos dalam, kemeja, hingga memakaikan dasi.
Terakhir, tidak lupa ia menyisir rambut sang majikan sesuai gaya rambut Vincent sehari-hari, ketika di kantor.
Ia menuruni tangga sambil membawakan tas sang majikan. langkah kakinya ringan, mengikuti Vincent yang berjalan di depannya lebih dulu.
Sesampainya di ruang makan. Suri, segera meletakkan tas kerja Vincent di bangku. ia dengan sigap beralih ke bangku lain dan menariknya, untuk di duduki sang majikan.
Suri segera mengambil piring. tangannya dengan luwes mengambil semua hidangan yang tersaji di meja dan meletakkan nya sedikit-sedikit di piring yang berada di tangannya.
Setelah di rasa cukup, Suri meletakkan piring itu di depan sang majikan.
"Silahkan, tuan.", ucapnya, mempersilahkan Vincent menikmati masakan yang pertama ia buat untuk sarapan pagi ini.
Saat Vincent menikmati sarapannya, Suri segera menuangkan segelas air putih dan segelas jus jeruk untuk sang majikan secara bergantian.
Memasak dan melakukan tugas rumah tangga bukanlah hal baru dan sulit baginya.
Sedari kecil, ibunya sudah mengajari memasak dan merapikan rumah, meski ada asisten rumah tangga. jadi, saat ia harus menjadi koki sekaligus pelayan di rumah sebesar ini, ia pun tidak kaget sama sekali.
"Kenapa jus?.", tanya Vincent yang refleks berhenti makan, ketika melihat Suri menuangkan segelas jus untuk nya.
" Myun, bilang. tuan, terbiasa minum susu di pagi hari.",
"Tapi, tuan. sebenarnya, susu tidak baik di konsumsi di waktu pagi. susu lebih bagus, diminum pada malam hari. jadi, saya mengganti nya dengan jus.",
" Sayur dan buah, sangat bagus di konsumsi pada pagi hari. ia mampu menjadi sumber energi karena mengandung vitamin dan mineral yang sangat baik untuk sel dalam tubuh. sehingga, tubuh menjadi sehat dan bugar.", jawabnya menjelaskan pada Vincent.
Namun, tuannya hanya diam. merasa bersalah telah merubah kebiasaan sang majikan, Suri pun berusaha mencair kan suasana.
"Mm..., jangan terlalu di ambil serius, tuan.",
" Saya, akan segera membuat kan susu hangat untuk anda.", ucapnya.
Ia hendak meraih gelas berisi jus di atas meja itu, namun tangan Vincent, lebih sigap. ia, segera mengambil gelas itu dan mulai meminumnya.
"Tidak usah. aku, minum ini saja.", ucap Vincent, setelah nya. Suri mengangguk, bibirnya tersenyum tipis. ia melangkah mundur, di samping kursi sang majikan. mengamati Vincent, yang sedang menikmati sarapan nya.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
"Diam di rumah, sampai aku pulang!.", begitu pesan Vincent, pada Suri sebelum berlalu masuk ke mobil.
Suri terlihat bingung, ia segera menghampiri mobil Vincent.
" Tuan, saya ada mata kuliah hari ini....
"Kita bicarakan nanti. ", ucap Vincent, menyahut. ia tidak suka ada orang yang membantah perintahnya.
" Tapi, tuan....
Kaca mobil mulai naik ke atas, dan mobil itu mulai melaju perlahan. Suri, mendengus. ia menatap mobil BMW berwarna hitam yang membawa pergi sang majikan.
Sekali lagi, ia nampak mendengus kesal. ia melangkah kan kakinya memasuki kediaman taman istana. berjalan cepat melewati ruang tamu, ruang makan hingga akhir nya, memasuki kamarnya.
Tak lama kemudian, Suri keluar. ia nampak membawa ransel di punggung nya dan beberapa buku di tangannya.
"Nona.", Myun, menyapanya. membuat langkah Suri terhenti. ia tersenyum melihat Myun yang sedang membereskan meja makan.
" Nona, mau kemana?.", tanya gadis kecil itu ketika ia sudah berdiri di depan Suri.
"Aku, ada mata kuliah hari ini. jadi, harus pergi.",
" Tapi tuan, berpesan agar Nona tetap di rumah.",
"Aku hanya, pergi sebentar. begitu pelajaran selesai, aku janji, aku akan segera kembali.",
" Tapi, Nona....
"Aku, mohon!!... Suri memelas, tangannya meraih kedua tangan Myun. ia mendekap tangan itu, merayu dan berharap Myun mengerti status nya sebagai mahasiswi yang harus taat pada peraturan kampus.
Myun menghela nafas dalam. ia bingung, tapi juga merasa kasihan pada Suri.
"Ayolah!!..., rengek Suri, pada Myun.
" Aku, janji. aku, akan pulang sebelum tuan datang.", sambungnya.
"Baiklah.", ucap Myun, yang membuat Suri bersorak kegirangan seketika.
" Aaaa..., terimakasih. kau memang sahabat terbaik.", ucapnya. saking senangnya, Suri sampai memeluk Myun.
"Terima kasih, terimakasih. kau yang terbaik. ", ucapnya lagi.
" Baiklah. aku, berangkat dulu.", ucapnya berpamitan pada Myun. ia lantas berlari kecil penuh kegembiraan keluar dari kediaman taman istana.
"Cepatlah kembali, nona!. ", teriak Myun. yang masih sempat di jawab dengan acungan kedua jempol dan kerlingan mata serta senyum manis oleh Suri.
Ia berlari riang ke arah gerbang, selamat begitu saja karena para penjaga sedang menikmati sarapan pagi di ruang makan khusus para pelayan.
Nampak kaki indahnya berlari menyusuri jalanan sebelum akhirnya, ia bisa menemukan taksi.
"ke universitas, pak.", ucapnya pada sang sopir, setelah duduk di kursi penumpang dan menutup pintu mobil.
" Baik, Nona.", jawab sang supir, yang juga tak kalah bersemangat karena mendapatkan penumpang pertama nya.
Begitu sampai di depan kampus, Suri segera membayar ongkos taksi dan turun. wajahnya terlihat begitu sumringah mengingat, sudah beberapa hari ia tidak masuk kuliah.
Ya, semenjak ia menyetujui syarat dari Vincent. semenjak itu juga, ia selalu di awasi. tidak boleh keluar rumah, sebelum berkas perjanjian jadi dan di tanda tangani.
Mau tidak mau, Suri harus patuh. karena sekarang, satu-satunya yang bisa menyelamatkan perusahaan kecil sang Ayah hanyalah pinjaman dari Vincent.
"Suri!!.", seru seorang gadis yang sudah lama menunggu nya di bangku taman kampus. ia nampak girang dan melambaikan tangan yang juga di balas lambaian oleh Suri.
Setengah berlari Suri, menghampiri gadis itu.
" Aku merindukanmu.", ucap Anzel, saat Suri menubruk badan mungilnya.
"Oh.., aku juga.", jawab Suri, sembari melepas pelukan nya.
" Bagaimana?!, apa aku tertinggal banyak mata kuliah Dr.Richard?.", tanya Suri, setelah mereka duduk bersama.
"Bagaimana bisa?!, meskipun tertinggal, kau pasti bisa mengejar nya. bagaimanapun, kau adalah yang terbaik.", jawab Anzel, yang membuat mereka tersenyum lebar.
#TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments