Kepergian Alice

Malam hari, Dario baru pulang ke rumahnya. Di tangannya sudah terdapat paper bag yang berisikan makanan. Dia ingin makan malam bersama dengan sang istri setelah acara anniversary mereka gagal karena sang mama yang sakit. dengan senyum tampannya, Dario berjalan menaiki tangga dengan langkah cepat. Sesampainya di atas, dirinya berpapasan dengan seorang maid yang baru saja mengganti seprai di kamarnya.

"Loh bi, kok bibi yang ganti? Nyonya kemana?" Tanya Dario dengan penuh kebingungan. Sebab, Alice tak akan mengizinkan siapapun masuk dan membereskan kamar mereka. Karena, kamar adalah tempat privasi bagi pasangan suami istri. Kecuali, istrinya itu sedang tidak ada di rumah.

"Nyonya sudah pergi tuan, katanya tadi ..." Terang maid itu yang mana membuat mata Dario membulat sempurna.

Pria itu mengambil ponselnya dari saku celananya. Lalu, dia mencoba menghubungi istrinya. Sayangnya, nomor istrinya tidak aktif. Dario panik, rahang pria itu mengeras.

"Kenapa kamu tidak menelpon saya hah?!" Sentak Dario sembari menatap tajam ke arah maid nya itu.

"Bukannya Nyonya sudah izin sama tuan kalau dia pulang ke kampung karena sepupunya sakit? Makanya saya mengganti seprai kamar karena nyonya tidak sempat menggantinya." Terang maid itu dengan perasaan khawatir.

"Ck, apa kamu lupa jika istri saya sebatang kara?! Dia mana mungkin pulang kampung, apalagi sepupu. Saudara jauh saja bahkan dia tidak punya." Omel Dario sembari terus berusaha menghubungi istrinya.

Tak kunjung di angkat, Dario menjadi kesal. Tiba-tiba dirinya mengingat perkataan janggal saat di telpon sebelum dirinya pulang. Dari awal, dia sudah merasa ada yang aneh dengan obrolan istrinya. Namun, dirinya belum menyadari apa yang istrinya lakukan.

Tunggu Mas pulang yah, Mas akan segera pulang." Pinta Dario.

"Aku mencintaimu Mas, sangat." Bukannya menjawab permintaan Dario, Alice justru mengatakan cinta pada suaminya itu. Tentu saja hal itu membuat Dario bertanya-tanya.

"Kamu kenapa?" Tanya Dario.

"Mas, aku sudah sampai rumah. Aku selalu mencintai kamu." Ujar Alice kembali.

Dario meremas kuat ponselnya, matanya menatap tajam lurus ke depan. Paper bag yang pria itu bawa tadi, dia jatuhkan begitu saja ke lantai. Lalu, dirinya bergegas memasuki kamarnya dan berjalan cepat menuju lemari. Dengan kasar, pria itu membuka lemari pakaian miliknya istrinya. Seketika itu juga, tubuh Dario terasa lemas.

Tak ada satu pun baju milik istrinya yang tertinggal, hanya satu yang tersisa, yaitu baju pengantin yang dulu sang istri kenakan dimana hari pernikahan mereka berlangsung.

Dario memundurkan langkahnya, matanya berkaca-kaca menatap tak percaya apa yang dirinya lihat saat ini.

Dirinya pun jatuh terduduk di tepi ranjang dan menatap kosong ke arah depan dengan perasaan yang hancur. Perlahan, matanya menatap ke arah nakas. Di sana terdapat cincin yang tak asing baginya. Air mata Dario luruh, dia mengambil cincin itu dan menatapnya dengan mata memerah.

"Apa maksudmu melakukan ini padaku, Alice. Tanpa pesan apapun, kamu pergi begitu saja dari kehidupan ku? Kamu benar-benar j4hat." Batin Dario dengan menggenggam erat cincin pernikahan milik istrinya.

.

.

.

Delapan bulan kemudian.

Terlihat, seorang wanita berperut buncit tengah melayani pembeli di salah satu warung yang berada di rumah rusun. Wanita cantik itu tampak semangat dengan kegiatannya, walaupun terhalang dengan perut besarnya.

"Ini yah, totalnya dua puluh dua ribu." Seru wanita itu sembari menyerahkan plastik hitam pada pembeli tersebut.

"Ini yah uangnya Al, kembaliannya ambil aja. Buat si dedek dalam perut," kata pembeli itu.

"Bu, tidak usah. Ini kembaliannya ...,"

"Simpan untuk kelahiran anakmu Alice, itu hadiah untuk mereka. Semoga kedua bayimu lahir dengan selamat, ibu tidak sabar ingin melihat bayi kembar akan hadir di rusun kita ini. Pasti, mereka akan sangat menggemaskan." Seru pembeli itu pada wanita yang tak lain dan tak bukan adalah Alice.

"Terima kasih bu," ucap wanita hamil itu dengan perasaan haru.

Sudah delapan bulan dia berada di rumah rusun ini. Alice tak pernah menyangka, jika dirinya pergi tak hanya sendiri. Melainkan bersama dua nyawa yang kini tumbuh dalam rahimnya. Wanita itu baru mengetahuinya setelah dua bulan dirinya tinggal di rusun ini. Saat dirinya tahu jika saat ini dia sedang mengandung, Alice memutuskan untuk tidak kembali pada Dario.

"Saya hamil dok?!" Pelik Alice saat dokter memberitahukan padanya jika dirinya sedang hamil.

"Benar bu, bahkan disini terlihat ada dua janin yang sedang tumbuh." Terang dokter itu sembari menunjuk ke arah layar monitor USG.

Air mata Alice luruh, dia merasa ini adalah mimpi baginya. Lima tahun sebagai pejuang garis dua, ini adalah harapan yang dia dan Dario tunggu-tunggu. Dirinya tidak menyangka, jika kepergiannya akan membawa kedua benih yang suaminya titipkan padanya.

"Rasanya, ini seperti mimpi dok. Lima tahun aku sudah berobat kemana pun, tapi hasilnya nihil. Sekarang, aku malah hamil dan mendapatkan dua sekaligus." Isak Alice.

"Jangan lupakan satu hal Nyonya, dunia punya keajaiban. Semua orang akan mendapatkannya, termasuk anda." Terang Dokter itu yang mana membuat Alice terdiam.

"Yah, aku melupakan nya. Tapi, aku tidak mungkin kembali. Mungkin saat ini, Mas Dario sudah menikah kembali dengan wanita pilihan mama. Kepulanganku, pasti akan memunculkan masalah. Aku bisa membesarkan mereka, tanpa Mas Dario di sisiku." Batin Alice dengan air mata yang membasahi pipinya.

"Kak, kok melamun?" Lamunan Alice di buyarkan oleh seorang remaja perempuan berusia 16. Dia masih mengenakan seragamnya, dan menghampiri Alice yang duduk di sebuah kursi rotan tepat di belakang etalase.

"Oh, enggak. Kamu baru pulang Dar? Kakak pulang sekarang yah, bilang sama ibu. Tadi sudah ada beberapa pembeli, uangnya kakak taruh tempat biasa." Terang Alice sembari berusaha bangkit dari duduknya.

Dara, remaja itu segera membantu Alice untuk berdiri. Dia merasa kasihan dengan Alice yang terlihat kesulitan membawa perut besarnya. Maklum saja, Alice sedang hamil bayi kembar. Perut wanita itu pastinya terlihat lebih besar dari pada wanita yang sedang hamil satu bayi saja.

Sejak kedatangan Alice di rusun ini, Dara dan ibu nya lah yang paling berperan. Dia memberikan Alice pekerjaan sebagai penjaga warungnya, agar wanita hamil itu memiliki pemasukan. "Kapan kakak lahiran?" Tanya Dara sembari memegang tangan Alice.

"Mungkin minggu depan, kakak ingin lahiran di rusun saja." Sahut Alice sembari meringis pelan.

"Kok di rusun sih kak? Kan kata dokter kakak harus sesar. Kalau lahiran normal akan beresiko." Tegur DAra.

Alice menghentikan langkahnya, dia menatap Dara sembari tersenyum lembut. Lalu, wanita itu pun menepuk bahu Dara dengan pelan. "Biaya operasi sangat besar, kakak gak ada kartu kesehatan apapun. Bagaimana caranya kakak bayar? Yang ada, kedua bayi kakak akan di tahan pihak rumah sakit nantinya." Terang Alice.

"Kan ada kartu hitam punya suami kakak, pakai itu saja." Seru Dara.

Alice terdiam, dia hampir melupakan kartu hitam milik suaminya. Kartu itu merupakan kartu yang Dario berikan untuk memenuhi kebutuhan Alice. Wanita itu lupa untuk mengembalikannya, sehingga sampai saat ini kartu itu terbawa olehnya.

"Awss!" Alice merasakan perutnya sakit, dia langsung mencengkram tangan Dara dengan kuat.

"Kakak, kakak kenapa?!" Dara panik, dia segera memegang tangan Alice. Namun, tatapan Dara terpaku pada cairan yang mengalir di kaki Alice.

"BUUU! BUUU! IBUU! KAK ALICE MAU LAHIRAN BUUU!" Teriakan Dara mengundang seorang wanita paruh baya datang dengan tergopoh-gopoh sembari memegang spatula di tangan kanannya.

"Apa sih dar, Ibu lagi masak! Ngapain kamu teriak-teriak!" Seru wanita paruh baya itu yang tak lain adalah ibu Dara yang biasa di panggil Bu Liana.

"Kak Alice mau melahirkan Bu." Terang Dara.

"Apa?! Sebentar! Ibu panggil Bu bidan depan rusun dulu! Biar dia bantu Alice lahiran. Tidurkan dia di kamarmu saja biar cepat!" Seru Ibu Liana dan bergegas pergi memanggil tetangganya yang terkenal di panggil Bidan Rere.

Dara membawa Alice ke kamarnya dengan susah payah, sebab wanita itu merasa kesakitan sembari memegang perutnya. Sesampainya di kamar, Alice langsung merebahkan dirinya di ranjang kecil milik Dara. Sedangkan Dara, dia langsung mengambil kain sarung dan memakaikannya pada Alice.

Tak lama, Ibu Liana masuk dengan Bidan Rere. Terlihat, wanita seumuran Ibu Liana itu datang dengan segala peralatannya. Dia langsung bertindak untuk menolong Alice yang sebentar lagi akan segera melahirkan. "Dari kapan begini?" Tanya Bidan Rere.

"Baru tadi kontraksinya." Terang Alice sembari menahan rasa sakit di perutnya.

Setelah di cek, ternyata kepala bayinya sudah terlihat. Bidan Rere langsung meminta se-baskom air dan juga sebuah kain untuk proses lahiran nanti. Setelah semuanya sudah siap, Bidan tersebut langsung meminta Alice untuk mengejan. "Atur nafas, dorong terus! Ayo Mbak! Kepalanya sudah kelihatan!" Seru Bidan Rere.

Tangan Alice mencengkram seprai dengan kuat, keringat sebesar biji jagung membasahi keningnya. Wanita itu mencoba mengeluarkan buah hatinya dengan sekuat tenaganya. Syukurnya, tak lama bayi pertamanya berhasil dia lahirkan.

"OEEEKK! OEEKK!"

Bidan Rere langsung mengambil kain dan menyelimuti bayi itu. Lalu, dia memberikan bayi yang belum di bersihkan itu pada Bu Liana. Dengan tangan gemetar, Bu Liana pun menerimanya. Alice merasakan perutnya mulas lagi, dia pun kembali mengejan untuk mengeluarkan satu bayi lagi dari dalam perutnya. Wanita itu benar-benar mengeluarkan seluruh tenaga yang tersisa. Satu hal yang dia inginkan, dia ingin agar anaknya segera keluar dengan selamat.

"AAAA!" Alice berteriak sekuat tenaga dan akhirnya, bayi keduanya pun berhasil dia akhir kan.

"OEEEKK! OEEEKK!"

Bidan Rere menatap bayi kedua itu dengan tersenyum, dia menatap Alice yang menatap ke arahnya dengan nafas memburu. Senyuman Alice terbit, dia merasa lega karena melihat kedua bayinya lahir dengan selamat. "Selamat Mbak Alice, bayimu perempuan dua-duanya."

Alice tersenyum, dua menggapai kedua bayinya setelah Bidan Rere membersihkan nya. Keduanya bayinya di letakkan di atas d4danya, bibir mungil kedua bayi itu seakan sedang mencari sesuatu yang akan mereka serap sebagai nutrisi.

"Terima kasih kalian sudah memilih lahir ke dunia ini, peri kecil Mommy. Tanpa daddy kalian, Mommy yang akan membesarkan kalian. Maafkan mommy yang sudah memisahkan kalian dengan daddy, Mommy akan berusaha memberikan cinta ibu sekaligus ayah untuk kalian." Lirih ALice dan meng3cup kening kedua putrinya sembari meluruhkan air matanya.

___

Abis ini si cadel muncul nih🤭

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Aneh istri orang kaya kabur kaga bawa harta atau bekal sok munafik banget emang diluar sana cukup dgn kerja cuci piring semua terpenuhi

2025-03-06

0

Ida Lailamajenun

Ida Lailamajenun

emg baby twins gak mau nyusahin mama nya lgsg lancar aja persalinan nya tanpa harus ke rmh sakit

2024-12-27

0

zahra ou

zahra ou

trs ntar mertua gk sneng pengen ambil ank nya klo gk gt maunya ank laki2

2024-11-18

0

lihat semua
Episodes
1 5 tahun pernikahan
2 Tetap akan selalu mencintai kamu
3 Kepergian Alice
4 Kembar c4del menggemaskan
5 Rusun yang akan di gusur
6 Pertemuan pertama Dario dan si kembar
7 Penolakan Dario
8 Kartu hitam yang terlacak
9 Kembali bertemu
10 Kamu masih istriku!
11 Dompet keling
12 Terbongkar
13 Om Lojali, daddy kami?
14 Menjemput si kembar
15 Ikut daddy
16 Rencana yang sia-sia
17 Tak lagi bisa mengelak
18 Cinta yang tetap ada
19 Cinta Dario
20 Perdebatan Helma dan Dario
21 keliputna oma
22 Ungkapan isi hati Alice
23 Mulai luluh
24 Tangican palcu penalik kacihan
25 Usaha yang gagal
26 Ketegasan Dario
27 Hubungan yang terputus
28 Bakat Alexa
29 Cali daddy balu
30 Cali gala-gala aja bicana
31 Alterio Regantara
32 Mobil Onty namuk
33 Akhirnya
34 Drama siang di kediaman Helma
35 Bujukan yang sangat memaksa
36 Pertemuan Alterio dan Dario
37 Kemarahan Raka pada putrinya
38 Saya ingin keadilan untuk istri saya!
39 Om Bakteli
40 Cintanya Dario
41 Aidan Raymond Luisa
42 Tentang Agni
43 Romantisnya Dario
44 Nda ada pikilanna kali
45 Pertama kali sekolah
46 Dimana adik saya?
47 Kesedihan Alterio
48 Botol yang hilang
49 Kedatangan Alterio
50 Ajakan menikah Asisten Ravi
51 Main di rusun
52 Adik Alterio
53 Aku adalah kakak kandungmu Alice
54 Kecerdasan Alexa
55 Jujur dan saling memahami
56 Kalian yang membuat ku jauh dari keluarga ini
57 Sudah kalah
58 Percakapan Alice dan Agatha
59 Tespack
60 Usaha agar Alice hamil kembali
61 Laca cayange
62 Ketakutan Dario
63 Sangat mencintai Alice
64 Mansion Alterio
65 D4rah apa?
66 Drama testpack
67 Adik balu
68 Alterio yang pusing mengurus si kembar
69 Tuan Arashi
70 Kecemburuan Alexa
71 Pemakaman Tuan Arashi
72 Esra, si wanita sewaan
73 Sampai kapan kalian menyembunyikan cicit kembarku?
74 Rasa cemas Alice yang menguap
75 Hadiah dari Eyang Nia
76 Aneska Alita, namamu mulai saat ini
77 Perkembangan Al dan El
78 Pertemuan Alice dan Aneska
79 Kenal Onty
80 Perkara Kecoa
81 Sikap aneh Alterio
82 Hari kelahiran si kembar
83 Hiiii gantengna oyyy
84 Saling serang Agatha dan Jeno
85 Tertarik padanya
86 Jodohkan saja mereka!
87 Tidak ada yang boleh mengganggunya!
88 Istri ku hanya kamu, sampai kapanpun
89 Hadiah dari si ganteng
90 Wedding Ravi&Dara
91 Kembar lagi?!
92 Stok kesabaran bumil
93 Menunda pernikahan
94 Mendekati waktu lahiran
95 Kelahiran Twins
96 Uculnaaaa!!
97 Arfano & Arash
98 Happy wedding Aidan&Freya
99 Indah pada waktunya
100 Bonchap 1
101 Bonchap 2
102 Bonchap 3
103 Empat
104 S 2 : 15 tahun kemudian
105 Rencana
106 Menemui calon
107 Masalah yang terjadi
108 Restu Dario
109 ONTYYY!!
110 Mengingat kembali hadiah lima belas tahun silam
111 Kecemburuan Arfano
112 Pemakaman Eyang
113 Kegelisahan Dario
114 Abang Kei cetia!
115 Kasih sayang Alexa
116 Wedding A&H
117 Kekesalan Hiro
118 Saling mencurigai
119 Duka
120 Pemakaman Kakek Arya
121 Merawat istri yang demam
122 Beldoca kali kamuuu
123 Yamada
124 Berpamitan pergi
125 Berusaha menahan
126 Keterkejutan Alexa
127 Ruangan aneh
128 Kunci pintu rahasia
129 LEWAT BENTAR^^
130 Ternyata hal ini yang di rahasiakan
131 Luluhnya hati Alexa
132 Sadar
133 Tingkah Alexa
134 Perlawanan Alexa
135 Rencana Alexa
136 Rencana Alexa 2
137 Dia, bukan ibu kandungmu
138 Hiro mengetahui nya
139 Melawan
140 Aku mencintai nya
141 Kenangan
142 Kedatangan Azumi
143 Nda mau punya mama tili
144 Akhirnya
145 Bonchap
146 Bonchap 2
147 IF YOU COME BACK
148 Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)
Episodes

Updated 148 Episodes

1
5 tahun pernikahan
2
Tetap akan selalu mencintai kamu
3
Kepergian Alice
4
Kembar c4del menggemaskan
5
Rusun yang akan di gusur
6
Pertemuan pertama Dario dan si kembar
7
Penolakan Dario
8
Kartu hitam yang terlacak
9
Kembali bertemu
10
Kamu masih istriku!
11
Dompet keling
12
Terbongkar
13
Om Lojali, daddy kami?
14
Menjemput si kembar
15
Ikut daddy
16
Rencana yang sia-sia
17
Tak lagi bisa mengelak
18
Cinta yang tetap ada
19
Cinta Dario
20
Perdebatan Helma dan Dario
21
keliputna oma
22
Ungkapan isi hati Alice
23
Mulai luluh
24
Tangican palcu penalik kacihan
25
Usaha yang gagal
26
Ketegasan Dario
27
Hubungan yang terputus
28
Bakat Alexa
29
Cali daddy balu
30
Cali gala-gala aja bicana
31
Alterio Regantara
32
Mobil Onty namuk
33
Akhirnya
34
Drama siang di kediaman Helma
35
Bujukan yang sangat memaksa
36
Pertemuan Alterio dan Dario
37
Kemarahan Raka pada putrinya
38
Saya ingin keadilan untuk istri saya!
39
Om Bakteli
40
Cintanya Dario
41
Aidan Raymond Luisa
42
Tentang Agni
43
Romantisnya Dario
44
Nda ada pikilanna kali
45
Pertama kali sekolah
46
Dimana adik saya?
47
Kesedihan Alterio
48
Botol yang hilang
49
Kedatangan Alterio
50
Ajakan menikah Asisten Ravi
51
Main di rusun
52
Adik Alterio
53
Aku adalah kakak kandungmu Alice
54
Kecerdasan Alexa
55
Jujur dan saling memahami
56
Kalian yang membuat ku jauh dari keluarga ini
57
Sudah kalah
58
Percakapan Alice dan Agatha
59
Tespack
60
Usaha agar Alice hamil kembali
61
Laca cayange
62
Ketakutan Dario
63
Sangat mencintai Alice
64
Mansion Alterio
65
D4rah apa?
66
Drama testpack
67
Adik balu
68
Alterio yang pusing mengurus si kembar
69
Tuan Arashi
70
Kecemburuan Alexa
71
Pemakaman Tuan Arashi
72
Esra, si wanita sewaan
73
Sampai kapan kalian menyembunyikan cicit kembarku?
74
Rasa cemas Alice yang menguap
75
Hadiah dari Eyang Nia
76
Aneska Alita, namamu mulai saat ini
77
Perkembangan Al dan El
78
Pertemuan Alice dan Aneska
79
Kenal Onty
80
Perkara Kecoa
81
Sikap aneh Alterio
82
Hari kelahiran si kembar
83
Hiiii gantengna oyyy
84
Saling serang Agatha dan Jeno
85
Tertarik padanya
86
Jodohkan saja mereka!
87
Tidak ada yang boleh mengganggunya!
88
Istri ku hanya kamu, sampai kapanpun
89
Hadiah dari si ganteng
90
Wedding Ravi&Dara
91
Kembar lagi?!
92
Stok kesabaran bumil
93
Menunda pernikahan
94
Mendekati waktu lahiran
95
Kelahiran Twins
96
Uculnaaaa!!
97
Arfano & Arash
98
Happy wedding Aidan&Freya
99
Indah pada waktunya
100
Bonchap 1
101
Bonchap 2
102
Bonchap 3
103
Empat
104
S 2 : 15 tahun kemudian
105
Rencana
106
Menemui calon
107
Masalah yang terjadi
108
Restu Dario
109
ONTYYY!!
110
Mengingat kembali hadiah lima belas tahun silam
111
Kecemburuan Arfano
112
Pemakaman Eyang
113
Kegelisahan Dario
114
Abang Kei cetia!
115
Kasih sayang Alexa
116
Wedding A&H
117
Kekesalan Hiro
118
Saling mencurigai
119
Duka
120
Pemakaman Kakek Arya
121
Merawat istri yang demam
122
Beldoca kali kamuuu
123
Yamada
124
Berpamitan pergi
125
Berusaha menahan
126
Keterkejutan Alexa
127
Ruangan aneh
128
Kunci pintu rahasia
129
LEWAT BENTAR^^
130
Ternyata hal ini yang di rahasiakan
131
Luluhnya hati Alexa
132
Sadar
133
Tingkah Alexa
134
Perlawanan Alexa
135
Rencana Alexa
136
Rencana Alexa 2
137
Dia, bukan ibu kandungmu
138
Hiro mengetahui nya
139
Melawan
140
Aku mencintai nya
141
Kenangan
142
Kedatangan Azumi
143
Nda mau punya mama tili
144
Akhirnya
145
Bonchap
146
Bonchap 2
147
IF YOU COME BACK
148
Cinta Yang Kamu Pilih (Promosi)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!