Bab 9 , Tak Tergantikan

"Jangan terlalu lama bakar jagung nya mas " setengah matang saja , ucap Arini, sambil sibuk tangan nya yang terampil mengolesi jangung dengan margarine satu persatu .

"Iya sayang , tenang saja jawab Gilang " , di sini yang bertugas untuk membakar jagung Dimas dan Gilang, sedangkan Brataseno dan Sailendra tugas nya, menonton dan mencicipi jagung yang sudah matang .

"Beda dengan para wanita wanita nya" yang sibuk nya bergosip , mbak Sisilia ketemu dengan kaka ku dimana tanya Kathrine pada Sisilia, Sisilia tidak langsung menjawab malah sedikit melirik ke arah Brataseno, paham dengan lirikan Sisilia Brataseno pun menjawab pertanyaan adek nya , di mall jawab Brataseno dengan sedikit melirik sisilia.

" Iya di mall, tambah Sisilia .

"Kaya sinetron Indosiar, saja" ketemu gebetan tak sengaja di mall , ucap Sailendra sambil terkekeh ketawa, yang lain pun semua ikut ketawa .

" Ya sudah yang penting sekarang kaka ku" sudah tak jomblo lagi ucap Kathrine .

"Berbeda dengan Brataseno" mendengar celotehan adek ipar nya , yang bikin teman temannya ikut tertawa merasa kesal .

" Mata Brataseno sedikit melirik Arini , di tatap nya wajah cantik Arini, padahal wanita ini yang aku mau , gumam nya dalam hati.

Arini merasa ada orang yang memperhatikan nya," sedikit menggeser tubuh nya, untuk menjauhkan pandangan Brataseno dari tatapan mata nya .

"Setelah puas makan jagung bakar", Brataseno berdiri melangkah mengelilingi taman yang ada di villa itu, sedangkan yang lain asik bercanda bersendau gurau .

"Kapan lagi gua bisa nyantai" begini ujar Dimas ke Gilang, sumpah lang , gua sumpek banget di kantor tutur nya .

"Sama saja lah Dim, gua juga merasa begitu, kalau ngak punya keluarga dan tanggung jawab gua dah cabut dari kantor nya , Gilang dan Dimas cerita mengeluarkan keluh kesah berdua tanpa ada orang lain , karena mereka yang lain sibuk melihat pohon" buah" han , yang berbuah lebat .

"Mas, aku mau ke toilet dulu ucap Arini, perlu di antar ngak sayang ujar Gilang, ngak lah mas, jawab Arini sambil terseyum ke arah Dimas.

"Arini pun berjalan menuju toilet yang ada di belakang villa , ia benar benar sudah kebelet , karena ia menahanya sedari tadi .

" Ceklek , pintu kamar kecil" dibuka Arini , dan Arini membuang hajatnya , setelah selesai Arini cepat cepat bersih bersih tangan , dan berjalan membuka pintu kamar kecil .

setelah selesai Arini membuang hajatnya , dan Arini berjalan ke luar bangunan kamar mandi , dengan tanpa sadar , Arini hampir menabrak orang yang berdiri di depanya .

" Eeh...Mas Seno ucap Arini dengan kaget nya, Brataseno tidak menjawab nya, tapi mata nya menatap tajam Arini sambil tersenyum...Arinipun jadi salah tingkah dengan tatapan Brataseno seperti itu , Arini mau menghindar tapi susah karena lorong kamar mandi itu sempit .

"Brataseno memang mengikuti Arini ke kamar mandi" tanpa tau Arini dan kawan kawannya , dengan pura pura ia mengelilingi taman belakang villa , ia mengikuti bukan untuk melakukan hal yang tak wajar , tetapi hanya ingin menyapa Arini dengan leluasa , tanpa Gilang dan kawan kawanya tahu .

" Rin , lama juga ya kita ngak ketemu "ucap Brataseno .

" Oh iya mas , balas Arini sambil tersenyum , tetapi hatinya merawa was was takut ada yang melihat , dan jadi salah paham , apa lagi sekarang Brataseno ada wanitanya di sisinya .

" Rin , gimana hubunganmu dengan Gilang ? Tanya Brataseno , dengan tatapan matanya yang sulit di artikan , Brataseno wajar nanya seperti ini karena ia tahu , Arini nikah dengan Gilang tanpa Cinta , dan Bratasenopun tahu menikahnya Arini dengan Gilang karena ada campur Nyonya Ayu , ibunda nya Brataseno .

" Aku dengan mas Gilang baik baik saja mas " ucapnya dengan menatap balik manik Brataseno , aku ikut senang , mas sudah punya wanita pilihan tutur arini dengan sedikit menunduk .

"Hmm ,syukurlah kalau kamu Rin dan Gilang baik baik" saja ucapnya dengan sedikit tidak percaya , karena Brataseno tahu , kalau Gilang itu tidak normal alias imponten bawaan lahir .