Bab 4 , Cumbuan Gilang ( Sedang Di Revisi )

" Sayang , nanti malam kita harus datang ke acara tujuh bula Katrin dan Sailendra. Mas sudah siapkan gaun untukmu." ucap Gilang sambil memberikan sebuah paper bag, ukuran besar pada Arini istrinya .

Arini, menerima paper bag dari suaminya. Gilang. dengan cepat Arini mengambil dan membukanya , dan seketika mata Arini membulat. melihat gaun merah jambu yang terlihat sangan cantik dan elegan.

" Mas, bagus banget," ucap Arinii, dengan membolak balikan gaun yang ia pegang. " Mas pasti ini mahal ?" Tanya Arini sambil menatap tajam mata suaminya Gilang.

" Sayang...harga tak jadi beban untukku, asal kau suka aku dah senang." ucap Gilang sambil merangkul tubuh imut Arini dibawanya ke pelukannya.

" Terima kasih mas ," ucapnya dengan merebahkan tubuhnya di dada suami nya .

" Coba dulu sayang , mas pingin lihat, cukup atau tidak." ucap Gilang.

" Iya mas , jawab Arini " dan Arini membuka baju yang ia pakai di depan Gilang , satu persatu baju yang Arini pakai luruh di bawah lantai .

" Manik Gilang seraya menatap tubuh mulus , putih Arini " walaupun hampir setiap saat melihat tubuh indah istrinya , Gilang tidak pernah bosan untuk memandangi nya .

" Sayang." seraya Gilang menarik tubuh Arini di pelukanya , dan hasrat tinggi Gilang seketika bangkit, dan Gilang menciumi seluruh wajah Arini dengan penuh gairah.

" Cup ,bibir Gilang mengecup bibir manis Arini dan gilang pun dengan nafsu yang sudah di ubun ubun , melumat bibir lembut bawah Arini dengan kasarnya l. Gilang hilang kesadaran , hingga dengan brutal nya , menyesap dan menjilati tubuh istrinya, Arini.

Arini , meringis tanpa mengeluarkan suara karena tahu kondisi alat reproduksi Gilang yang lumpuh mati total , tidak bisa menyalurkan hasratnya, hanya nafsunya saja yang besar.

Gilang bukan tidak berobat tetapi Gilang sudah tahu hasilnya , alar reproduksi nya lemah mati total semenjak ia di lahirkan.

Dengan kagetnya Gilang berhenti mencumbu alat kelamin istrinya . ia mengeluarkan lidah nya dari lobang yang masih sangat sempit sulit untuk di masuki lidahnya

" Sayang...Gilang sadar, yang ia perbuat karena bukan satu atau dua kali kejadian seperti ini, selama nikah, hampir setiap Gilang terpancing dan nafsu nya naik Arini di cumbu dengan kasarnya.

" Maaf kan Aku sayang." ucap Gilang dengan nada yang memohon .

" Mas aku tidak apa apa " balasnya , Arini pun bangun dan mulai mengambil satu persatu pakaian dalamnya , dan melangkahkan kaki nya masuk ke kamar mandi .

Gilang melihat tubuh mulus istrinya yang menghilang dari pandanganya , ia paham selama menikahinya , ia belum pernah menyentuh nya , terkecuali dengan sebatas ujung lidahnya saja .

Siang berganti malam " Arini dan Gilang , sudah berada di taman mansion milik tuan Sampoerna , taman yang sudah di sulap menjadi taman yang sangat indah , mulai di padati para tamu undangan , tamu tamu Sailendra dan Katrin , mulai berdatangan , dan tamu tamu khusus yang di undang tuan Sampoerna , karena tuan Sampoerna merayakan sangat besar besaran untuk selamatan cucu pertama , dari hasil pernikahan ke duanya dengan Karina , ibunya Katrin.

Arini jadi pusat perhatian para tamu- tamu undangan. Tamu penting dari ke dua belah pihak, Arini menjadi Bridesmaid dari pihak Katrin , Arini tertawa dan bercengkrama bersendau gurau dengan teman temanya, yang sama menjadi bridesmaid juga , tetapi dari jarak beberapa meter , ada sepasang mata yang menatap memoerhatikan Arini dengan intens.

Brataseno , dengan penampilan yang sangat memukau kaum hawa ia dengan tidak bergeming menatap setiap interaksi Arini dengan siapa pun .

Cinta Brataseno untuk Arini benar benar abadi saat ini Brataseno bisa mengalah dari ego sang ibunda tercintanya , tetapi saat waktu tiba , yang sudah ia rencanakan , tak ada seorangpun yang bisa menghalangi langkah nya .

Semua tamu undangan dan keluarga mulai mengucapkan doa dan selamat pada calon ibu bayi .

" Selamat ya katrin sebentar lagi jd ibu." ucap teman temannya.

" Iya terima kasih doa dan ucapanya." Katrin mengucapkan sepatah dua patah kata untuk menyambut dan bilang terimakasih karena menyempatkan darang di acaranya.