Bab 17. Keputusan

POV Andini

Setelah semuanya yang terjadi di bukit, akhirnya pria itu mengantarkan aku sampai ke depan vila. Tak ada yang heran karena semua tidak akan heran dengan kepulanganku bahkan aku membawa pulang lelaki lain sekalipun ke dalam vila. Karena mereka juga membawa satu per satu pasangan masing-masing ke dalam vila.

Aku berdiri tepat di depan kamarnya. Kutatap cukup lama pintu kamar itu, lalu kubuka perlahan. Tepat jam 6 pagi, aku sudah berada di dalam kamar vila yang sedikit berantakan, sehingga aku memutuskan untuk segera mengemasi seluruh barang-barangku, lalu pergi ke kamar mandi untuk melakukan ritual.

Aku hari ini memutuskan untuk berendam di bathtub yang sudah tersedia di masing-masing kamar. Kembali ku berpikir tentang hubungan yang selama ini terjalin dengan suamiku, Baskoro. Tak pernah ada sesuatu masalah yang sangat fatal menghampiri hidup kami di dalam pernikahan kami. Bahkan walaupun aku dan dia beda pendapat, aku tidak pernah merasakan kegelisahan yang amat seperti saat ini. Ingin pulang, tapi aku masih ingin di sini, tapi kalau aku pulang aku akan menyelamatkan rumah tanggaku.

Kenapa aku bisa berpikir kalau rumah tanggaku tidak baik-baik saja? Tidak. Ini tidak benar.

Aku langsung menggelengkan kepala lagi, menghamburkan semua pikiran negatif yang berkecambuk di kepalaku saat ini. Pria tegas mengatakan kepadaku, kalau aku harus mengikuti intuisiku, mungkin apa yang aku rasakan. Aku ingin pulang dan melihat kebenarannya. Memastikan kalau mereka semua salah.

Malam itu, sebelum aku memutuskan untuk pergi liburan, yah walaupun aku mengatakan kalau ada urusan kerjaan, hanya untuk meminta waktu sejenak. Dia memang agak berbeda. Seperti ada sesuatu yang ditutupi. Apakah dia kembali seperti dulu? Tak ingin diketahui? Atau main sembunyi-sembunyi? Entahlah.

Aku kembali menatap langit-langit kamar mandi. Tiba-tiba kejadian itu melintasi pikiranku.

"Kamu tidak pernah berubah, Andini," ujar pria tegas.

"Ha ha, kamu seolah tau tentang aku," jawabku singkat.

"Yang pasti aku tahu lebih dari Baskoro, suamimu," ujarnya lagi.

Waktu itu aku langsung menatap matanya. Sebenarnya siapa dia, kenapa hal pribadiku sampai dia tau? Dengan adanya aku terdiam dan membatu, kemudian ia menc-umbu bi-birku. Dan bodohnya lagi, aku terbuai.

"Astaga! Kurasa aku sudah gila," monologku yang segara bangun dari bathub dan membilas tubuhku.

Aku tahu aku bukan wanita suci, luput dari dosa dan kenakalan-kenakalan yang ada, hingga akhirnya Baskoro melamarku. Dengan tuntutan perjodohan. Aku sempat ingin melarikan diri, tapi karena lagi-lagi aku terbuai dengannya, ya sudah akhirnya sampai sekarang terjerat. Namun keputusan harus dibuat. Aku harus mengambil keputusan untuk masa depan rumah tanggaku.

...****************...

POV Asti

Aku gak tahu bakal seperti ini, sampai akhirnya aku mau menerima pekerjaan sebagai pelayan salah satu orang kaya yang terkenal di kotanya. Awal mula aku tak sengaja membantunya saat dia tersesat di suatu jalan. Sampai dia mencaritahu tentang diriku yang tak memiliki apapun, dan ia menawarkan aku untuk menjadi pelayan di rumahnya bulan lalu. Tapi aku tak mengerti, maksudku aku tak menyangka kalau suaminya bermain denganku sekarang bahkan sampai detik ini.

Dia adalah tuanku, yang super baik. Yah walaupun nyonya juga baik sama aku. Bedanya sama tuanku, dia sangat perhatian. Saat pertama kali, tuan dan nyonya selalu membuat diriku nyaman di rumahnya. Aku masih tahu diri waktu itu, sampai akhirnya itu terjadi (Bab 1). Terbuai dengan godaannya, sampai tuan selalu membelikan barang-barang bahkan apapun untukku juga. Karena ini diam-diam maka aku juga diam. Dan hari ini dia menerangkan semua maksudnya walaupun alasannya belum aku temukan.

"Kamu mau jadi simpananku? Aku akan memenuhi semua kebutuhanmu, fasilitas dan lain semuanya. Aku akan bertanggung jawab atas semuanya. Aku tidak akan pernah membiarkanmu bahkan menelantarkanmu. Pegang janjiku. tapi aku punya syarat untuk ini,"

"Tidak boleh hamil, dan saya tidak akan menceraikan istri saya,"

Dia juga meminta aku untuk cepat mengambil keputusan terkait hal ini. Jujur saja, aku tidak ingin kembali ke kehidupanku seperti dahulu, aku ingin mengubah nasibku dan untuk masa depanku. Bukankah kesempatan hanya datang sekali? Aku tak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

"Apa konsekuensi kalau aku sampai hamil?"

Tapi tidak ada jawaban saat aku bertanya seperti itu seolah-olah ia mengabaikan pertanyaan pentingku. Ya ampun, keputusan apa yang harus aku ambil? Kesempatan hanya sekali dalam seumur hidup, tapi tetap saja aku harus mengambil keputusan untukku dan masa depanku, kan?

...****************...

POV Baskoro

Semenjak dia muncul di kehidupan keluargaku, aku mulai memperhatikannya. Perempuan yang penuh dengan semangat kerja, dan menarik. Ada sesuatu yang menarik hatiku untuk ingin mendekatinya bahkan memilikinya. Awalnya aku tak memiliki alasan jelas, tapi saat aku tau Andini tidak semeng-gai-rahkan dulu, membuatku berpikir dua kali untuk mendekati pelayanku. Iya, pelayanku yang cantik, dan serba bisa. Asti.

Sampai saat itu, aku menyentuh tubuhnya membuatku tercandu-candu. Aku merasa beruntung mendapatkan mutiaranya pertama kali. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mendekatinya lebih lagi di belakang istriku. Bahkan sampai detik ini hubunganku dengannya tidak ada seorang pun yang tahu. Memang itulah mauku. Aku akan menjadikannya simpananku, dengan sementara menjadi pelayan di rumah. Persyaratan yang aku ajukan pun sangat mudah.

"Apa konsekuensi kalau aku sampai hamil?"

Hanya pertanyaan yang seperti ini aku belum memikirkannya. Aku hanya berdoa semoga tidak hamil dan jangan sampai terjadi walaupun aku akan menanggungnya. Harapanku dia mengambil tawaran ini. Siapa lagi lelaki yang ingin serius dengannya? Membiayai, bahkan memfasilitasi semua yang dia butuhkan?

...****************...

Baskoro meninggalkan Asti yang masih menyantap sarapannya di atas pembaringan untuk pergi mandi. Setelah beberapa saat, pintu kamar mandi di buka yang menampilkan tubuh Baskoro dan handuk yang masih menggantung di pinggangnya. Asti meletakkan piring di atas nakas dan berdehem.

"Eheem, emm."

Baskoro langsung menghampiri Asti, lalu mengambil segelas air putih untuk Asti. "Ini, di minum dulu," lanjut Baskoro lagi.

"Em," Asti menganggukkan kepalanya, lalu segera mengambil segelas air putih di tangan Baskoro. Ia menenggaknya sampai tak bersisa. "Iya, aku mau," lanjut Asti lagi.

Baskoro menatap Asti dalam-dalam. Sepersekian detik wajah Baskoro berubah. Senyum mulai mengembang diwajahnya. Ia langsung memeluk Asti dengan sangat erat.

"Aku mencintaimu, Baby Asti," ujarnya lagi.

Asti tersenyum. Dalam hatinya berkata, "aku tidak boleh menyia-yiakan kesempatan emas ini."

Di sisi lain, Andini yang menggerek kopernya keluar dari kamar mencuri perhatian dari Jessica yang saat itu sedang mengambil air putih di dapur.

"Din? Kamu mau ke mana?"

"Hi, Jes. Aku pulang ya. Kalian nikmati waktu santai kalian. Aku minta maaf aku gak bisa ikut kali ini," jawab Andini.

"Serius? Ada apa? Ada masalah dengan Baskoro?" tanya Jessica lagi.

"Bisa dibilang begitu, Jes. Udah dulu ya, taxi aku udah nunggu," Andini langsung pamit dan berlalu.

"Hati-hati, Din. Aku doain, semoga rumah tangga kamu gak seperti kami," teriak Jessica menyemangati Andini.

.

.

.

.

Bersambung. . .

Tetap semangati author ya. Biar author bisa rajin up. Dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara, subscribe, like, comment, vote, atau bahkan nge-gift. Dan termakasih semua yang sudah baca 🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!